Part 8

91 67 21
                                    

"Selena,  kamu ngapain main disini?" ucap pria yang tak lain adalah papa Selena, pria itu membawa Selena dalam gendongannya.

"Selena cuma main masak masakan sama Dareen kok pa." jawab gadis kecil tersebut.

"Papa udah bilang jangan pernah main sama Dareen lagi dia itu kotor sayang lihat nih baju kamu jadi kotor kan."

"Tapi Selena sukanya main sama Dareen pa."

"Temen temen kamu yang lain kan banyak sayang."

"Selena nggak suka sama temen temen yang  lain mereka cuma bisa ngerusakin mainan Selena aja."

"Sayang, biarin aja Selena main sama Dareen dalam berteman kita nggak boleh pilih pilih kan." ujar Laura mengusap punggung Davin.

"Kamu ini gimana anaknya kok dikasih main sama anak pemulung kayak dia."

"Tapi-"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya Davin sudah menyela terlebih dahulu, "Besok kita pindah ke Jakarta, aku udah nggak bisa tinggal dilingkungan kamu ini."

Dareen yang masih berumur 5 tahun tersebut hanya bisa menatap kepergian sahabat baiknya, Selena adalah satu satunya yang mau bermain dengan Dareen kala itu, setelah perceraian kedua orang tuanya Dareen hanya tinggal dengan neneknya yang seorang pemulung.

Dareen terbangun dari tidurnya, lagi lagi ia memimpikan gadis kecil yang sangat disayanginya. Gadis yang telah lama menghilang dari kehidupan Dareen. Namun sekarang semesta berbaik hati mempertemukan Dareen dengan gadis yang hanya bisa ia temui lewat mimpi.

"Eh anak mama udah bangun, cepet mandi gih." ujar perempuan paruh baya yang baru saja memasuki kamarnya, perempuan tersebut adalah ibu kandung Dareen yang bernama Dara. 

"Ma, dia kembali." ucap Dareen.

Dara menaikkan satu alisnya bingung "Dia siapa nak?" tanyanya.

"Selena ma." jawab Dareen.

"Selena? Gadis yang selalu kamu sebut waktu tidur itu?"

Dareen menganggukkan kepalanya, "Syukur deh kalo kamu bisa ketemu sama gadis itu. Maafin mama ya kalo waktu itu mama nggak ninggalin kamu pasti gadis itu akan selalu sama kamu." 

Dara meninggalkan Dareen dengan neneknya setelah perpisahannya dengan suaminya ia pergi mencari pekerjaan untuk membiayai hidupnya, dua tahun kemudian setelah Dara mampu membeli rumah sendiri ia menjemput Dareen dan mengajaknya tinggal bersama.

"Mama nggak usah merasa bersalah gitu ma, udah lah Dareen mandi dulu."

"Cie yang nggak sabar ketemu pacarnya." ujar Dara yang hanya dibalas senyuman tipis oleh Dareen.

****

"Cepetan makannya." ucap Naufan.

"Bentar napa bang, makan tuh jangan cepet cepet ntar kalo Selena keselek gimana?" ujar Selena.

"Bodo amat." balas Naufan yang kemudian meninggalkan Selena dimeja makan beralih ke rak sepatu dan memakainya, sembari menunggu adiknya Naufan duduk santai di teras rumah dan membuka ponselnya, tak ada yang dilakukan Naufan selain menscrool instragamnya.

"Kasian amat lo, makanya jangan jomblo dong biar kalo punya handphone tuh nggak digunain scrool instragram doang." ucap Selena yang tiba tiba datang dan berada disebelahnya mengamati ponsel abangnya.

"Ngaca woy lo juga jomblo." balas Naufan.

"Gue mah baru jomlo selama seminggu doang, nah kalo lo kan dari lahir."

SELENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang