Bagian 5

13K 331 45
                                    

Bara membunyikan tlakson mobilnya berulang kali di depan rumah kecil milik Salju. Bara sungguh merasa kasihan ketika tahu gadisnya tinggal di tempat seperti ini. Rasanya ia ingin sekali membuatkan istana mewah untuk pujaannya itu. Demi Salju apapun akan ia lakukan, bahkan jika Salju meminta dibuatkan seribu candi dalam satu malam pasti Bara akan penuhi. Iya, Bara memang se-BUCIN itu.

Karena bosan, Bara turun dari mobil lalu mengetuk pintu rumah Salju. Tidak berapa lama seorang laki-laki beruban berpakaian lusuh membuka pintu. Laki-laki itu tampak bingung dengan kedatangan Bara.
"Kamu siapa?" tanyanya.

"Bara, pacarnya Salju," ucap Bara mantap sambil senyam-senyum sok manis, "Saljunya ada, Kek?"

Belum sempat menjawab pertanyaan Bara, Salju datang langsung mencium tangan Kakeknya.
"Salju berangkat dulu, Kek."

Kakek mengusap pelan rambut Salju.
"Hati-hati, Nak."

Bara mencium tangan Kakek, seperti apa yang dilakukan Salju.
"Jaga Salju."

Bara tersenyum ramah.
"Baik, Kek."

Salju memakai sabuk pengamannya seperti yang diperintah Bara.

"Nanti pelajaran lo apa aja? Gue pintar segala macam mata pelajaran loh, kalau lo butuh bantuan, bilang gue aja. Gue siap bantuin lo sampai lo pintar."

Salju menghembuskan napas kesal, ternyata Bara sangat cerewet. Kalau begini terus, bagaimana ia bisa belajar dengan tenang.

"Btw, pelajaran favorit lo apa?" tanya Bara antusias.

"Sejarah."

"Udah gue duga. Kalau gue suka banget sama Fisika."

Jujur saja, Salju ingin sekali mendekati telinga Bara lalu berteriak dengan keras, "NGGAK NANYA!" tapi tidak Salju lakukan, karena tidak sopan.

"Lo pintar Fisika nggak? Gue bisa bantu lo kalau lo nggak bisa, gue ...."

"Gue pemenang Olimpiade Sains tahun lalu dan tahun ini," ujar Salju memotong ucapan Bara.

Bara terdiam.

Ternyata Salju lebih cerdas daripada dugaannya. Bara merasa di skak-mat.

"Oh gitu ya, hehe. Kalau gitu gue ajarin lo olahraga aja gimana?"

Salju menutup bukunya, memasukkan ke dalam tas. Kemudian menatap Bara yang masih menyetir.
"Gue perenang terbaik saat SMP, pernah meraih medali emas lari jarak 100 meter, gue juga selalu jadi kapten tim Volly putri."

Bara kembali terdiam.

Salju sangat cantik, pintar dalam hal akademis maupun non akademis, rajin bekerja juga teman yang baik. Hanya satu kekurangan Salju. MISKIN.

"Balap motor? Lo pasti nggak bisa, 'kan? Gue jago banget balap motor." Kali ini Bara yakin seratus persen jika Salju tidak bisa balapan motor.

"Gue nggak tertarik. Lagipula, bukannya semalam lo kalah ya tanding sama Bagas?"

Rasanya Bara ingin menenggelamkan diri di rawa-rawa. Malu se-malu malunya.

***

Bagas sudah menunggu Henna di depan gerbang sekolah, namun sebuah gadis cantik dengan rambut terurai mirip iklan shampo mengalihkan dunianya. Gadis cantik yang memakai tas berwarna pink itu baru saja turun dari mobil musuh bebuyutannya.

"Bos, itu Henna." Bayu menunjuk ke arah gerbang.

Bagas melirik sekilas lalu menggeleng.
"Kita punya mangsa yang lebih empuk dari dia."

"Siapa?" tanya Adit.

"Gadis yang baru saja turun dari mobil Bara."

***

Bara & SaljuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang