20.

25.7K 3.5K 208
                                    

"Bang, mau nikah gak?" tanya Jeno tiba-tiba ketika menghampiri saudara kembarnya yang sibuk merebahkan dirinya di depan televisi. Mark tidak ambil pusing dengan pertanyaan yang baru didengarnya dan justru tetap fokus pada ponsel di depannya. Asik bertukar pesan dengan sang kekasih. Bukannya menonton televisi tapi justru ditonton televisi.

"Enggak." Jawabnya cepat tanpa menoleh ke arah adik kembarnya yang bingung. Jeno lalu menempatkan dirinya bersebelahan dengan kakaknya, sambil sesekali mengintip ke dalam ponsel yang digenggam pria itu.

"Serius?" Geli sendiri dengan kakaknya yang terkikik geli membaca pesan singkat di ponselnya.

"Iya."

"Kenapa dah Bang?"

"Ya gak disetujuin Mami Papi lah. Gila apa lu?" Jeno memutar bola matanya, mencoba menahan diri tapi tidak jadi. Dan memilih nelayangkan tangannya untuk memukul bagian belakang kepala kakaknya. "KENAPA SIH? ANJIR?"

"Bukan sama gue lahh, ganteng. Heran"

"Oh." Jawabnya singkat, kembali memusatkan perhatiannya ke arah ponselnya.

"Dilanjutin dong Bang, elah." protesnya kesal ketika Mark tidak juga melanjutkan kalimatnya dan justru sok sibuk membalas chat dari kekasihnya.

"Lu dulu aja. Hyuck kayaknya masih belum pengen nikah tuh."

"Belum pengen nikah, atau belum mau nikah... Sama lu?" Mark tertawa sumbang mendengar pertanyaan Jeno. Tidak berani mengiyakan ataupun menidakkan pertanyaan adik kembarnya. Dia dan Donghyuck memang baru kenal, jadi wajar saja kalau kekasihnya itu masih ragu dengannya kan?

"Entah, gue gak berani bahas dulu. Lagian kenapa gak lu duluan sama Jaemin yang nikah? Udah yakin kayaknya sama Jaemin?" Mark balik bertanya ke arah adik kembarnya yang hanya terkekeh hingga matanya tersisa segaris.

"Nih." serunya dengan raut wajah bahagia yang tidak ditutupi sama sekali. Memamerkan tangannya yang berhiaskan sebuah cincin perak. "Gue udah ngajak dia nikah dong. Dia juga udah ngecek beberapa vendor. Nanti tinggal bilang ke Mami. Hehehe"

"Papi Mami kapan pulang sih? Betah amat pacaran berdua, ngabisin duit." gerutunya sewot setelah mengetahui kenyataan Jeno sudah melamar kekasihnya. Bukannya dirinya ingin buru-buru menikah sih, tapi tetap saja.

"Besok kayaknya. Lagian belum seminggu kan? Biarin ajalah." sahutnya, tangannya mengambil kentang goreng di depan Mark sebelum mengunyahnya pelan. "Gak jemput pacar Bang?"

"Nih dia pamit kalau jalan sama pacar lu. Masa lu gak tau?" tanyanya heran. Jeno mengedikkan bahunya tak acuh.

"Dia tadi bilang mau pergi sih, tapi gak bilang ke mana. Gue juga gak nanya." lanjutnya, memindahkan tubuhnya dari duduk menjadi bersandar ke sofa di belakangnya. "Tapi Bang. Bukannya dulu dia ngebet buat dijodohin sama Abang?" Mark mendengus malas melihat ekspresi antusias yang ditunjukkan adiknya.

"Gak tau juga sih. Bingung gue, tapi mau nanya gak enak."

"Minta sama Mami aja Bang. Kan temenan sama Mamanya Hyuck. Bilang buat nyepetin nikahan kalian, gue yakin Mami sama Mamanya Hyuck setuju. OHHHH ATAU KITA NIKAHNYA BARENG AJA. HEMAT." Teriaknya antusias sambil menepuk-nepuk bahu Mark yang meringis kesakitan.

"Ogah ahh. Ntar dia ngerasa kepaksa, lagi." Mark tidak bisa tidak memikirkan perasaan Donghyuck, juga memikirkan kata-kata Jeno kepadanya. Tapi benar juga ya, padahal awalnya Donghyuck yang bersikeras mendekatinya, sekarang kenapa malah dirinya yang lebih menginginkan Donghyuck?

"Na?" panggil Donghyuck pelan, menatap ragu pria di hadapannya yang baru saja memamerkan sebuah cincin hasil ajakan sang kekasih untuk menikah. Sebuah cincin perak sederhana dengan mata berlian yang hampir tak tampak. Padahal Donghyuck sudah menolak tawaran Mark untuk menjemput tapi ternyata, entah kenapa, sore itu Jaemin bersikeras ingin pergi bersama Donghyuck.  Sepertinya jiwa pamer Na Jaemin sedang menggebu-gebu.

"Kenapa?" balasnya singkat, menatap bingung pria di hadapannya yang memandangnya dengan sedikit keraguan, antara ingin mengatakan sesuatu atau tidak. Makanan mereka masih tersisa separuh ketika Donghyuck memutuskan untuk mengeluarkan pertanyaan yang membuatnya bimbang.

"Mau nikah sama Jeno?" tanyanya memulai percakapan. Memecah kebingungannya sendiri.

"Iya."

"Udah yakin?"

"Udahlah." jawabnya mantap, menyeruput singkat secangkir kopi di hadapannya.

"Kenapa bisa yakin sama Jeno?"

"Hyuck gak yakin ya sama abangnya Jeno?" pertanyaan Jaemin menohok Donghyuck tepat di ulu hati. "Gapapa kok Hyuck, namanya keyakinan tuh gak bisa dijelasin. Ya kayak kenapa aku bisa suka sama Jeno. Pasti kamu juga gak paham. Pokoknya ya udah, aku yakin aja kalau aku mau dia. Ngerti gak sih maksudku?"

"Tapi kan.... Kamu gak bisa kenal orang seratus persen? Bisa aja kan dia baik sama kamu sekarang doang?"

"Berarti bisa aja kan orang itu baik sama kamu sampai nanti-nanti?" tanya Jaemin, membalikkan kalimat yang baru saja dikatakan Donghyuck kepadanya. "Serius Hyuck, kalau kamu sekarang belum yakin sama abangnya Jeno, gapapa. Kan kalian baru kenal. Pelan-pelan aja gapapa."

"Gimana kalau ternyata nanti dia selingkuh? Atau abusive?"

"Tendang aja itunya." jawabnya sambil tertawa-tawa, merasa pertanyaan Donghyuck lucu. Ada-ada saja ketakutan pria di depannya itu. Bahkan saat ini Donghyuck menatapnya dengan bola mata membulat, kentara sekali ketakutan dan benar-benar memaksudkan pertanyaannya sebelumnya. "Percaya sama Nana deh Hyuck. Kalau ditanya kenapa yakin, ya Nana gak tau. Pokoknya Nana tau kalau Jeno baik. Udah. Kalau, kalau, kalau itu gak usah dipikirin. Kan belum kejadian. Cuma bikin sakit kepala doang." jelasnya panjang lebar kepada Donghyuck yang terlihat masih sangsi dan memikirkan ocehan Jaemin barusan.

Kenapa orang-orang bisa seyakin itu sih? Kenapa dia enggak?

***

Kalau aku mau bikin work baru, kalian lebih pilih mana?

Kalau aku mau bikin work baru, kalian lebih pilih mana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👆 Ini

Atau

Ini 👇

Ini 👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bukan Siti Nurbaya -Sudah Diterbitkan-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang