Sumpah ini gaje.
Sena membuka pembicaraan, "Lu terakhir naro dimane dah. "
Mereka sibuk mencari tas laptop milik Anna dibalik tumpukan tas anak anak kepengurusan.
Anna yang masih panik menjawab, "gatau tehh, kan teteh tau tadi pas dzuhur ntuh laptop masih ada disini. "
"Kan itu tadi dzuhur bahlul"
Anna mulai pasrah, "yahh, terus gimana dong teh, gaes." Semua orang menggeleng, "Ikhlasin Na, beli yang baru."
Ga ada akhlaq.
Natya menepok bahu Anna, "Gue tau ini berat Na, apalagi itu laptop, tapi sanggar kita memang gak pernah aman dari zaman baheula. Liat aja ini gembok macam apa pake tali buat ngunci pintu. Ikhlas kan"
Ini juga pradani taon kemaren kagak ada akhlaq.
Artha membisikkan sesuatu pada Rara, "gue tadi liat si Atuy senyum senyum sambil bawa tas laptop."
Bisik bisik apaan. Kek toa juga.
Rara menoyor kepala Artha, "bego lu ngomong keras amat. " Artha nyengir.
Natya mengacungkan jarinya, semua orang melongo melihat jari Natya, "paan. "
Natya menarik tangan Reysa keluar ruangan, menuju area kelas 10.
Reysa heran, "Mau kemana teh?? " Natya tetap menariknya menuju area kelas 10. Natya berhenti tepat di depan pintu 10 IPS 3, "intip. "
Singkat padat dan.. Agak gak jelas bikin Reysa ambigu. "Apanya teh yang di intip? Orang lagi mandi?". Gak pradani taon kemaren gak taon ini samaAaAA aja. Bego nya.
Seseorang mencolek bahu Natya dan Reysa, "ngapain kalian berdua disini? "
Natya reflek menepok kepala orang itu dan Reysa kaget karna yang mencoleknya adalah Dika.
Mampuss
Yuta dan Nanang keluar kelas melihat ketiga orang tersebut dengan kagetnya. Jablay. "Omaigad!. "
Natya reflek, "ga pantes. " Dika masih menatap Natya, Reysa udah was was liatnya, "gue tanya ngapain disini? Anak acara kan? Nyusun acara kan? Ngapain disini? "
Natya nunjuk Yuta, "lu ngambil tas ulet larva kuning kan, ngaku. "
Belum sempat Yuta menjawab, Nanang sudah mengambil tas laptop dari dalam kelas, "hehe, teh Natya, ini teh ambil aja, masalah keluarga jangan di perkarain disini, hehe. " Natya mengacung jari jempolnya kepada Nanang. "Nah gitu dong."
Dika membalikan tubuh Natya, "udah kan?, balik ke sanggar, susun acara nanti gue dateng ngecek bareng Echan. " sambil bisik bisik.
Hilang kewarasan Reysa.
Natya dan Reysa langsung jalan ke sanggar tanpa memedulikan Yuta yang sedang di interogasi oleh Dika. Dah lepas jabatan masih galak aja Dika.
Reysa menepuk bahu Natya, "teh, galak nian bang Dika. " Natya tertawa, "haha, gitu gitu lo tau juga kan dari dulu dia gimana, udah ah yuk langsung ke sanggar."
Setelah sampai Reysa dan Natya langsung memberikan tas milik Anna lalu nimbrung diskusi dan langsung membahas proposal.
Anna menunjukkan file proposal nya, "ini teh, bagian dana masih sama kayak tahun kemaren, Kepanitiaan nya juga teh masih sama diganti koor dan anggota doang."
Natya dan angkatan mengangguk saat melihat proposal milik Anna, "Anna, coba gue tanya, lu udah buat data nama siswa kelas 10?."
Anna menggeleng, "bukan nya minta sekolah aja ya teh?. " Natya menepok Sena selaku koor Sekretaris, "lupa Nat ngasih tau Anna, gini na, absensi dari sekolah dan absensi buat kita sendiri kan beda, ada waktu, absen mau ngapain, pokoknya kita harus absen sendiri, lu sama jalu bisa bagi tugas kan? Nanti gue bantuin sama si Johnny."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower Smile || Haechan
Fanfic[[HIAT]] [[ONGOING]] [[BAHASA]] ⚠️CEK PART 'baca disek;' (ALASAN HIAT)⚠️ "Chan, lu ngapa ngajak gue jadi Pradana?" "Gatau Rey, hehe" "Coba senyum nya mana, mau gue gaplok" [au] [baku ✘] [local names ✔] [nct local] [75%pramuka] -sun&flower- ©sla...