1.

11.2K 799 46
                                    

Jaehyun membanting pintu kamarnya kasar lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang miliknya, dia mengacak ngacak rambutnya kesal, rasanya masih terasa jengkel ketika mengingat kejadian yang baru saja terjadi di hadapannya.

"Argh!" Gerutunya yang masih mengacak ngacak rambunya.

"Kenapa?" Seseorang tiba tiba saja masuk dengan setelan khas yang baru saja selesai mandi.

"Kau masih kesal dengan kejadian tadi?" Tanya teman sekamarnya yang kini sudah sibuk mengeringkan rambut basahnya.

"Lupakanlah" lanjutnya santai seolah sudah terbiasa menghadapi kondisi Jaehyun yang seperti ini.

"Mereka pegangan tangan!" Kesal Jaehyun yang kini sudah mengubah posisinya menjadi terduduk, tangannya tampak mengepal kesal, raut wajahnya terlihat jelas sedang marah.

"Bukankah itu sudah biasa" Respon lawan bicaranya itu memang terdengar sangat santai, tapi tidak jika Jaehyun yang mendengarnya.

Jaehyun menghela nafasnya berat.
"Aku tidak bisa membiarkan mereka terus terusan seperti itu!"

"Bukankah mereka biasanya memang seperti itu" Lawan bicaranya itu lagi lagi mulai memancing emosi Jaehyun

"Hey Kim Jungwoo! Kau jangan membuatku tambah kesal!"

"Katakan saja jika kau cemburu, Jung!" Pria yang di panggil Jung woo itu kini mendudukan dirinya di depan cermin, sesekali matanya terlihat melirik fokus pada Jaehyun yang terpantul pada cermin di hadapannya.

"Sial!" Jaehyun lagi lagi melempar tubuhnya diatas ranjang miliknya.

"Apa hakmu berkata seperti tadi Jung, Memangnya Kim Doyoung milikmu!?" Jung woo berbalik, menatap fokus temannya yang sudah berbaring frustasi

Jaehyun lagi lagi mengacak ngacak rambutnya kasar.

"Lee Taeyong sialan!" Gumamnya pelan.

🎃

"Lee Haechaan!!!" Teriakan seseorang tuntas membuat Haechan menghentikan pergerakan jari tangannya yang masih tertempel pada keyboard komputer di hadapannya.

"APAA!?" Tanpa beranjak Haechan balik merespon dengan teriakan.

"Kembalikan dompetkuu!" Doyoung sudah berdiri di ambang pintu kamar Haechan dan Johnny.

"Ah, maaf.. hehe" dengan terpaksa Haechan beranjak lalu mengembalikan dompet Doyoung yang sebelumnya dia pinjam. Belum sempat dia kembali melangkah, suara lain membuatnya terpaksa menghentikan langkahnya

"Haechaaaan!!" Rupanya kini Taeyong yang berteriak

"APA LAGIII!?" Haechan masih berdiri di depan ambang pintu, Doyoung sudah kembali ke kamarnya, sedangkan Taeyong sudah terlihat menghampiri dirinya.

"Oh, sorry! Di sini rupanya" belum sempat Taeyong menghampiri Haechan, benda yang dicarinya sudah dia temukan.

"HAECHAN TERUUUUSSS!" Haechan mulai merasa kesal, pasalnya siapapun yang merasa kehilangan suatu benda, pasti Haechan yang akan selalu dicurigai sebagai pelaku peminjaman benda tersebut.

"HAECHAAAAAN!" Kini suara lain mulai terdengar

"Astagfirullahaladzim.." Haechan mengelus dadanya pelan, dia narik nafas pelan, lalu mulai merespon lembut.

"Apa sayang?"

seseorang tiba tiba menghambur ke dalam pelukannya.

"Aku merindukanmu!"

Haechan merasakan pelukan seseorang itu semakin erat dan mulai membuatny tidak nyaman.

"Hey hey!! Jangan menyiksaku dengan tingkah manjamu, Mark Lee!!!"

🎃

"Hey, Kim! Kau melupakan sesuatu"

Doyoung mendengar suara ketukan di pintu kamarnya, dia beranjak dan membuka pintunya pelan, dirinya kini mendapati Taeyong sudah menatapnya lekat. Merasa terganggu dengan tatapan itu, Doyoung langsung menyambar benda yang ada di tangan Taeyong, lalu mencoba kembali menutup pintunya tanpa kata

"Hey tunggu!" Taeyong meraih lengan Doyoung dan membuat pergerakan Doyoung berhenti.

"Apa lagi?" Respon Doyoung ketus.

"Maaf" ucap Taeyong dengan tatapan yang terlihat tulus.

"Untuk apa?" Tanya Doyoung yang masih meresponnya dengan kasar

"Aku sudah membuatmu tidak nyaman" lanjut Taeyong mengingat semenjak kejadian tadi sepertinya Doyoung sedikit menghindarinya.

"Kita hanya kalah dalam bermain game, apa yang kau pikirkan!?" Doyoung masih mencoba mengelak dan menghindari tatapan Taeyong.

"Kau menjauhiku sekarang!" Tatapan Taeyong masih terlihat intens pada lawan bicaranya sekarang

"Tidak, itu hanya perasaanmu saja" Doyoung mulai menunduk kembali menghindari tatapan Taeyong yang mulai merasa membuatnya tidak nyaman.

"Hey Kim, tatap mataku!" Taeyong mengangkat dagu Doyoung sehingga terpaksa kini pandangan mereka bertemu.

"Apa kau benar benar tidak merasakan sesuatu ketika aku menggenggam tanganmu?" Tanyanya yang kini mulai menatap lekat manik Doyoung yang terlihat sedikit ketakutan.

"A-apa maksudmu!?" Doyoung mulai merasa gugup

"Ah, lupakanlah!" Taeyong melepaskan tangannya lalu berlalu begitu saja.

"Selamat tidur!" Finalnya yang kini benar benar sudah menghilang dari pandangan Doyoung.

Doyoung menutup pintu kamarnya kasar. Dia mematung merasakan degup jantungny yang benar benar sudah berdetak tidak karuan.

"Bagaimana bisa aku tidak merasakan sesuatu..."

🎃
TBC

About Last Night ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang