Jaehyun menatap layar ponselnya lama, sebuah chatroom kosong menampilkan nama '도영이 형' masih di tatapnya lekat. Ingin sekali rasanya Jaehyun membuat sebuah alasan bagaimanapun caranya agar Doyoung dapat menemuinya sekarang.
Dia mulai mengetik sesuatu
"Hyung aku.." lalu dia hapus, dia mulai mengetik lagi "Doyoungie hyung~" tiba tiba dia bergidik dan menghapus kalimat itu, "annyeong!" Ketiknya kemudian yang lagi lagi dia langsung hapus."Argh!!" Jaehyun mengerang frustasi sambil mengacak ngacak rambutnya.
"Ting nong!" Suara bel pintu asrama mereka berbunyi, seseorang sudah lebih dulu membuka pintu. Taeil membiarkan orang itu masuk yang kini sudah nyelonong mengetuk pintu kamar Jung woo dan Jaehyun. Jaehyun masih berkutat dengan ponselnya hingga kini Jung woo yang membuka pintu.
"Jae!" Seru orang itu yang langsung menghampiri Jaehyun dengan sesuatu di tangannya. Sedangkan Jaehyun kini masih terpaku menatapnya
"Jung woo bilang kau sakit!" Jaehyun mengerutkan keningnya lalu melirik Jung Woo yang sudah tersenyum nakal kepadanya sambil memamerkan hp di tangannya. Ah, Jaehyun paham, Jung woo sudah melakukan sesuatu yang berharga untuknya.
"A-aku hanya tidak nafsu makan hyung" aktinya memelas dan kembali melirik Jung woo yang masih tersenyum lalu pergi meninggalkan mereka berdua, Jaehyun berkali kali mengucapkan terima kasih di dalam hatinya, dia berjanji akan memperlakukan Jung woo lebih baik lagi setelah ini.
"Aku memasak sesuatu untukmu" orang itu menyimpan makanan yang sejak tadi di bawanya di atas nakas di samping ranjang Jaehyun. Jaehyun memperhatikan sebuah mangkuk berisi sup ayam hangat sudah terbungkus rapi dengan plastik
"Kenapa harus kau yang melakukannya?" Jaehyun masih memasang tatapan memelas manja dengan akting yang masih dibuat agar terlihat seperti orang yang benar benar sakit.
"Di sini tidak ada yang pandai masak, Taeyong tidak mungkin melakukannya untukmu, jadi terpaksa aku harus melakukannya"
"Terpaksa?" Jaehyun merasa sedikit kecewa ketika dia mendengar kata itu, jika terpaksa kenapa dia harus repot repot melakukannya sampai sejauh ini.
"Sudahlah, Jae. Makan saja"
Doyoung buru buru membuka plastik yang menutupi mangkuk itu lalu menyiapkan satu sendok dan menuangkan nasi yang sebelumnya sudah dia siapkan juga."Kenapa kau tampak buru buru, hyung?"
"Taeyong akan memarahiku jika aku terlalu lama di sini, ini makan" Doyoung menyodorkan mangkuk itu pada Jaehyun. Jaehyun menggeleng lemah, ingin sepertinya dia menggoda pria ini.
"Kenapa Taeyong harus marah?" Tanya nya lagi yang masih mengabaikan mangkuk pada tangan Doyoung.
"Aku tidak tahu! Ini makan Jaehyun! Tanganku pegal!" Doyoung mulai kesal dengan tingkah Jaehyun sekarang. Tapi lagi lagi Jaehyun menggeleng yang tuntas membuat Doyoung harus kembali menyimpan mangkuk itu diatas nakas dengan kasar.
"Aku tidak peduli lagi Jaehyun, aku sudah membuatkamu makanan untukmu, kau makan atau tidak! Aku akan pergi sekarang!" Tegas Doyoung yang mulai beranjak.
"Tunggu!" Jaehyun meraih tangan Doyoung yang terpaksa membuat Doyoung menghentikan langkahnya.
"Apa lagi?" Serunya kesal.
"Temani aku"
"Apa?"
"Temani aku makan" Doyoung menghembuskan nafasnya berat. Apakah setiap tingkah orang sakit itu memang manja seperti ini? Pikirnya. Doyoung terpaksa kembali terduduk di samping Jaehyun, jika saja Jaehyun tidak sakit dia mungkin sudah benar benar meninggalkannya.
"Yasudah, ayo cepat makan!" Gerutu Doyoung yang kini sudah kembali menyodorkan mangkuk itu pada Jaehyun. Jaehyun terpaksa harus menurutinya agar Doyoung masih tetap bersamanya.
Suara deringan ponsel mengalihkan atensi Jaehyun yang baru saja melahap sesendok nasi di tangannya. Rupanya ponsel Doyoung berbunyi dan sang empunya langsung menempelkan ponsel itu pada telinganya.
"Iya, hyung?" suara Doyoung tampak terdengar jelas oleh Jaehyun, tapi Jaehyun tidak begitu tahu siapa yang sedang diajaknya berbicara di sebrang telpon itu.
"Dia sedang makan sekarang" lanjut Doyoung yang membuat dahi Jaehyun mengkerut menerka nerka siapa yang sedang berbicara dengan Doyoung saat ini, Taeyong?.
"Oke!" Ucap Doyoung singkat yang diakhiri dengan dia menyimpan ponselnya kembali di sakunya.
"Cepatlah makannya, aku harus kembali sekarang" Doyoung mulai tidak sabaran ketika melihat isi mangkuk Jaehyun masih setengah penuh. Belum lagi karena satu notifikasi pesan yang dia terima membuat dia harus benar benar pergi sekarang juga.
Suara pintu kamar Jaehyun terbuka, seseorang masuk ke dalam kamar mereka, Mark.
"Oh, Mark! Kau bisa temani Jaehyun makan sebentar? Aku harus pergi" Doyoung bangkit tanpa peduli pada Jaehyun yang sudah menatapnya kecewa. Sebelum Doyoung benar benar meninggalkan asrama itu, Doyoung menghampiri kamar Teil sebentar dan berteriak di depan pintu kamar itu.
"Taeil hyung! Barusan Johnny hyung telpon. Dia menunggumu di bawah, cepatlah katanya! Kenapa kau tidak bisa di hubungi!" Lalu benar benar pergi meninggalkan asrama di lantai 10 itu.
Jaehyun mendengar teriakan itu, rupanya tadi Johnny yang berbicara dengannya. Tapi kenapa dia harus buru buru seperti itu? Jaehyun menatap Mark yang kini sudah terduduk di sampingnya.
"Pergi, Mark!" Ketusnya kesal, lalu menyimpan mangkuk di tangannya pada nakas.
Mark hanya menatapnya heran, lalu benar benar pergi berlalu dengan hairdryer yang sudah dia temukan di kamar ini.
TBC
🎃

KAMU SEDANG MEMBACA
About Last Night ✔
Fanfic[Completed] "Sial!" "Jung Jaehyun!" "Berengsek!" semua terjadi karena malam itu. [jaedo] 30. Mai 2020