11.

3.3K 349 35
                                    

Taeyong bangkit dan berusaha meredam amarahnya, dia beranjak dan membasuh wajah kalut miliknya. Terdiam untuk sesaat, dia menatap pantulan wajah miliknya di depan cermin, nafasnya memburu, tatapannya terlampau tajam. Dia mengusap wajahnya kasar. Sekali lagi menilik tajam wajah miliknya lewat pantulan cermin di depannya.

"Lee Taeyong?" bibirnya bergerak membentuk senyuman tipis dengan tatapan menghina.

"Kau lihat saja nanti" senyuman itu terlihat semakin penuh arti. Tangannya mengepal keras, tatapannya memburu kembali menatap tajam paras miliknya.

"Aku akan memilikimu seutuhnya"

🎃

Jaehyun menghapiri Doyoung yang tampak kacau bersanding dengan Mark.

"Kenapa kau masih di sini?" Jaehyun menatap khawatir keadaan Doyoung yang terlihat tidak baik baik saja. Doyoung hanya meresponnya dengan menggelengkan kepala seolah berusaha menutupi semuanya. Jaehyun menatap selidik kepada Mark. Mark memberi respon yang sama karena dirinya pun memang tak tahu apa apa.

Jaehyun berusaha meraih lengan Doyoung, tapi Mark sudah lebih dulu menangkalnya

"Hey, jangan sentuh dia Jung!" Jaehyun mendesah dan menatap kecewa. Temannya masih bersikap buruk terhadapnya.

"Tidak apa, Mark" seru Doyoung dengan suara parau dan meraih tangan Jaehyun yang sebelumnya ingin meraih tangannya.

"Aku akan pergi dengan Jaehyun" lanjutnya dan menuntun Jaehyun untuk berjalan bersamanya. Sementara itu Jaehyun dan Mark saling menatap tidak mengerti dengan tingkah Doyoung saat ini.

"Markgeoli!!!" Teriakan seseorang mengalihkan atensi Mark. Rupanya suara berisik itu membuat Mark ingin buru buru beranjak dari keberadaanya sekarang.

"Hey hey! Jangan terburu buru!" Orang itu kini sudah berdiri di samping Mark yang terpaksa membuat pergerakan Mark terkunci kembali di tempat itu.

"Apa lagi?" Mark terlalu malas meladeni orang ini, ini sudah larut dan Mark terlalu capek karena pesta hari ini sedikit melelahkan untuknya.

"Markgeoliiku yang tampan, aku masih rindu~" Orang disampingnya membelai wajah Mark sembarangan dengan posisi tubuh yang berdiri sempoyongan.

"Haechan, kau mabuk?" Mark berusaha menahan posisi tubuh Haechan agar tidak jatuh.

"Ugh! Berapa botol yang kau minum" Mark mencium aroma tidak sedap dari tubuh Haechan.

"Markgeolii~" lagi lagi Haechan meracau tidak karuan. Mark yang tidak tahan dengan tingkahnya langsung menggeret Haechan dan memopohnya ke asrama di lantai lima.

🎃

Jaehyun menuntun Doyoung membawa masuk ke dalam kamarnya. Doyoung tampak menurut dan mendudukan diri di samping Jaehyun.

"Hey, kau kenapa?" Jaehyun mengelus mencoba menenangkan karena Doyoung masih terlihat lusuh dan menyedihkan.

"Taeyong"

"Kenapa lagi dia, apa yang dia lakukan?" Belum sempat Doyoung bercerita, Jaehyun sudah terlebih dulu terpancing amarah. Sementara Doyoung kini tertunduk.

"Hey, lihat aku. Kau, kenapa? Ceritalah" keduanya saling menatap. Jaehyun dapat dengan jelas melihat rasa takut dibalik tatapan sayu Kim Doyoung.

"Dia menamparku"

"Apa!?" Suara Jaehyun tampak terdengar cukup keras hingga membuat Doyoung sedikit menjauh.

"Apa kau bilang?" Jaehyun menatap selidik air muka Doyoung yang masih terlihat kacau.

"Dia bilang, aku pelacur" Jaehyun terdiam, sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya kali ini.

"Berengsek!" Jaehyun seketika bangkit dengan amarah yang menggebu

"Hey kau mau ke mana!" Doyoung langsung menarik kaus baju milik Jaehyun yang sempat ia raih.

"Aku akan menghajar si berengsek Lee itu, Kim!" Entah kapan terakhir kali Jaehyun membentak Doyoung seperti ini. Yang pasti saat ini Jaehyun benar benar marah.

"Jangan Jae, tenanglah. Aku tidak apa"

"Kau bilang kau tidak apa? Dia sudah menamparmu dan bahkan mengataimu pel- argh! Lee Taeyong berengsek!" Jaehyun mengepal keras tangannya dan memukul dinding di sampingnya.

"Tenanglah Jae, aku tak apa" Doyoung bangkit dan meraih tangan Jaehyun yang sedikit terluka.

"Hey, tanganmu terluka!" Melihat sedikit goresan darah pada tangan Jaehyun. Doyoung tiba tiba panik

"Hyung" suara Jaehyun membuat Doyoung menoleh dan terpaku.

Jaehyun menarik lengan Doyoung yang masih menggenggam tangannya hingga Doyoung kini terlempar dalam pelukannya.

"Maaf" Jaehyun membelai punggung Doyoung mencoba menenangkan.

"Maaf aku tidak bisa melindungimu" belaian itu terasa semakin hangat dan menenangkan.

"Jae, tanganmu terluka" Doyoung berusaha berontak tapi Jaehyun semakin mengeratkan pelukannya.

"Jangan bergerak, aku ingin tetap seperti ini" hingga akhirnya Doyoung menurut dan membalas pelukannya, keduanya pun tenggelam dalam kehangatan.

🎃

Taeyong membaringkan tubuhnya diatas ranjang miliknya. Rasanya dia terlalu lelah hari ini. Kepalanya terasa pening, bahkan energinya terasa habis terkuras. Nafasnya masih memburu termakan amarah. Pandangannya terlihat kalut dan kosong. Entah apa yang ada dalam pikirannya, yang pasti dia merasa ada sesuatu yang salah.

Taeyong melirik ponselnya, melihat jam yang terpampang pada layar ponselnya. Pukul 3 dini hari. Taeyong semakin mengerutkan dahinya, rasa pening itu kembali datang.

Apa yang sebenarnya sudah dia lakukan sampai selarut ini? Bahkan energinya terasa habis terkuras hingga dirinya benar benar merasa lelah.

Taeyong bangkit dan melirik nakas disampingnya, ada sebuah kertas dengan sedikit tulisan di atasnya. Taeyong membaca tulisan tersebut

"Bagaimana, apa kau sudah bersenang senang hari ini?"

Taeyong tau siapa pelaku di balik tulisan itu. Taeyong meremat kasar kertas itu lalu membuanya ke sembarang arah.

"Sial!"

🎃

TBC

Akhirnya aku sudah menemukan alur untuk cerita ini 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya aku sudah menemukan alur untuk cerita ini 😭

Gimana gimana, udah ada yg bisa nebak sejauh ini?

About Last Night ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang