13. END

5.9K 359 61
                                    

Jaehyun kembali memasuki kamarnya. Dilihatnya sang pujaan tengah terduduk meringkuk memeluk tubuhnya. Rupanya ketakutan itu masih ada. Lee Taeyong kini menjadi traumanya. Jaehyun mendudukan diri di sampingnya. Membawa tubuh itu dalam rengkuhannya. Memeluknya erat, mengelus serta menyalurkan ketenangan.

"Tenanglah hyung, aku di sini" lelaki rapuh dalam pelukannya semakin mencondongkan tubuhnya pada Jaehyun, membalas pelukannya erat.

"Aku takut, Jae" Jaehyun tersenyum tipis mendengar jawaban itu. Terlebih pelukannya semakin mengerat. Baguslah, Kim Doyoung memiliki ketakutan akan Lee Taeyong. Rencananya berhasil.

🎃

"Argh!! Lee Taeyong bodoh!! Bodoh!! Bodoh!!" Taeyong mengamuk di dalam kamarnya, membanting apa saja yang ada di dekatnya. Amarahnya sudah tidak bisa dia kontrol.

"Kau!" Taeyong meninju keras cermin dihadapannya sampai retak hingga tangannya ikut berdarah. Pelipisnya berkeringat, deru nafasnya tidak berarturan.

"Berengsek kau Lee! Apa yang kau rencanakan dengan si Jung sialan itu hah!"  Sekali lagi dia melayangkan tinjunya pada cermin yang sudah hancur di hadapannya. Tatapan sinis itu lekat memandang wajahnya. Darah yang menetes pada cermin seolah memantul menambah kesan menakutkan pada wajahnya.

"Argh!" Taeyong mengerang frustasi. Memukul apa saja yang ada di dekatnya dengan pandangan yang masih menatap tajam parasnya yang memantul dibalik pecahan cermin di hadapannya. Deru nafasnya semakin tak beraturan. Tatapan sinis itu berubah menjadi tatapan menyelidik penuh arti. Kini dia tersenyum. Senyuman penuh arti dan kemenangan. Perasaanya berubah. Ada perasaan puas dalam dirinya.

"Kau, sudah bersenang senang Lee?"
Senyumannya semakin mengembang,

"Bagaimana rasanya membuat kesayanganmu menderita, hah?" Taeyong mengelus wajahnya pelan.

"Lihatlah tampangmu yang mempesona ini, terlalu berharga untuk si bajingan Kim itu"
Taeyong kembali tersenyum, menilik parasnya yang sempurna itu.

"Tubuhmu terlalu berharga untuknya Lee, biarkan aku saja yang memilikimu seutuhnya" seringai itu semakin tajam terlihat pada pantulan cermin. Perasaan puas memenuhi gejolak amarahnya. Ah, beginikah rasanya memonopili dirinya sendiri. Selamat, kau berhasil Lee.


°About Last Night°

Malam itu, tidak ada yang tau. Jaehyun secara kebetulan bertemu dengan Taeyong di lorong asrama dalam keadaan mabuk dan kacau. Jaehyun tau jelas kebiasaan itu, itu bukan Lee Taeyong yang dia kenal. Ada sosok lain yang sekarang sedang memonopoli tubuh rivalnya itu. Dan hanya Jaehyun yang mengetahui hal ini.


"Kau, bukan Lee Taeyong, kan?" Jaehyun bertanya dengan hati hati. Jaehyun tahu betul, mana Lee Taeyong dan mana Lee yang lainnya.

Rivalnya yang biasanya akan menatap sinis dan tajam ketika berhadapan dengannya, kini tersenyum seringai di hadapannya.

"Benar kan? Kau.. Lee Jeong Sin?" Tanya Jaehyun sekali lagi memastikan.

"Jadi, apa rencanamu saat ini, Jung?" Jaehyun tersenyum simpul mendengar jawaban ini. Jaehyun tau dengan jelas, jika tubuh dihadapannya kini bukan rivalnya lagi.

"Baguslah, kau datang di saat yang tepat Lee!" Paras Taeyong yang di panggil Lee itu tersenyum bangga. Keduanya saling memandang penuh arti. Menyatu dan berkompromi dengan tujuan yang sama. Memisahkan Taeyong dengan pujaanya, Kim Doyoung.

About Last Night ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang