8.

3.6K 398 38
                                    

Doyoung terbangun dengan keadaan kepala yang masih terasa pusing. Dia menggelengkan kepalanya pelan, mencoba mengingat apa yang sudah terjadi. Tapi rasa nyeri malah semakin menjalar dan membuatnya kembali memejamkan matanya.

"Ah, apa yang sebenarnya sudah terjadi!"

Doyoung mengurut pelipisnya pelan, rupanya rasa pusing itu belum hilang. Hingga seseorang memasuki kamarnya dan membawakan sebuah minuman hangat untuknya.

"Kau kacau sekali kemarin" Doyoung menoleh malas ketika mendengar suara berat itu, dia mendapati teman seasramanya itu sudah menatapnya khawatir.

"Minum" Doyoung memposisikan tubuhnya pada ujung ranjang ketika melihat orang itu menyodorkan segelas air padanya. Ada rasa nyeri di beberapa bagian tubuhnya ketika dirinya bergerak. Tapi piyama lengan panjang yang sudah menempel pada tubuhnya membuat dia tidak berpikir lebih

"Jika tidak ada Taeyong, mungkin kau sudah habis di makan si Jung berengsek itu!" Temannya itu kini sudah terduduk menyamping pada ranjangnya, memperhatikan bagaimana Doyoung mulai meneguk minuman pemberiannya.

"Apa maksudmu, Johnn?" Doyoung menghentikan pergerakan tangannya, dan menatap serius lawan bicaranya.

"Jaehyun mengisi obat perangsang pada minumanmu"

Ah, shit! Jung sialan!

Gelas yang sebelumnya sudah membuat tangan Doyoung pegal, Doyoung letakan dengan kasar di atas nakas.

"Jangan gegabah, jangan terlalu dekat dengan dia" kini suara Taeyong yang muncul. Doyoung menoleh pada sumber suara itu, dan menangkap sosok itu sudah menatapnya dengan perasaan iba.

"Terima kasih, hyung" Doyoung menatap Taeyong dengan perasaan lega, mungkin jika tidak ada Taeyong, dirinya sudah habis diapa apakan oleh si Jung berengsek itu. Untuk saat ini Taeyong benar, dia harus berhati hati dengan Jung Jaehyun.

🎃

Jaehyun mengumpat, mengutuk dirinya kasar, bodoh bodoh bodoh! Jung Jaehyun bodoh! Tidak ada kata selain umpatan yang memenuhi kepalanya. Bisa bisanya semua orang memergoki rencanya, kacau!
Apa yang harus dia lakukan setelah ini? Semua orang sudah menaruh curiga terhadapnya, Kim Doyoung pasti akan sangat membencinya sekarang, bukan? Tidak, itu tidak boleh terjadi! Lebih dari apapun, dia memilih untuk dibenci oleh semua orang daripada harus dibenci oleh seorang Kim Doyoung.

"Aku tidak akan membantumu lagi, Jung!" Suara debaman pintu terdengar sangat keras ketika Jung Woo pergi meninggalkan Jaehyun sendirian di dalam kamarnya. Ya, lihatlah, bahkan teman sekamarnya sudah memperlihatkan sikap tidak sukanya, bagaimana dengan Kim Doyoung?

"Brengsek!" Jaehyun meremat ujung ranjangnya dengan kasar, tatapannya tajam, amarah dan rasa kesal sudah menguasai dirinya saat ini. Siapapun, sudah tidak ada di pihaknya sekarang.

Jaehyun meraih ponselnya, menyalakan ponsel itu lalu menatap nanar foto sang pujaan yang sudah terpampang manis pada layar ponselnya. Dia menatap lekat wajah manis itu, ada perasaan menyesal yang entah kenapa baru ia rasakan sekarang. Sesak rasanya melihat senyuman itu, akankah orang itu kembali tersenyum seperti itu ketika dia menemuinya?

Tangan Jaehyun kini dengan lincah menelusuri layar ponselnya, mencari kontak sang pujaan yang sudah terpajang paling atas pada deretan daftar kontak di ponselnya. Tangannya seketika mematung, ada perasaan ragu untuk menghubunginya, tapi dia tidak bisa berpikir jernih selain menekan simbol berbentuk telepon genggang hingga panggilannya tersambung.

"Jangan pernah mengganggu si Kim lagi Jung!"

Panggilannya terputus setelah suara itu menusuk telinganya.

Ya, itu suara Taeyong. Sial!

🎃

"Hey! Kembalikan ponselku!" Doyoung bangkit dari ranjangnya dan mencoba merebut ponsel miliknya yang sudah ada di tangan Taeyong. Ini salah, apa hak Taeyong bertindak seperti ini, Doyoung tidak suka.

"Hey Kim! Apa kau tidak geram dengan si berengsek Jung ini!?"

"Kembalikan ponselku Lee Taeyong!"

"Kim! Aku hanya melindungimu! Kau jangan pernah mendekatinya lagi!"

"Apa hakmu berkata seperti itu! Aku perlu mendengar penjelasan darinya! Kembalikan!" Pertama kalinya Taeyong mendengar Doyoung membentaknya seperti ini.

"Hey Kim dengar!" Taeyong menggenggam kasar tangan Doyoung yang terangkat mencoba menggapai ponsel di tangannya.

"Berhenti menemuinya, atau kau akan menyesal!" Tegas Taeyong dengan tatapan tajam. Doyoung tidak suka dengan tatapan mengancam itu, sekali lagi Doyoung berpikir, apa hak Taeyong bertindak seperti ini?.

"Lepas!" Bentak Doyoung kasar. Dia melepas paksa genggaman Taeyong hingga tangannya kini terlepas bebas.

"Kau bahkan lebih menyeramkan dari si Jung berengsek itu, Lee!" Doyoung acuh, tidak lagi peduli dengan orang di hadapannya. Doyoung melempar tubuhnya pada ranjang. Muak, semuanya terlalu memusingkan.


🎃

TBC

Gimana? :(

ada yang nungguin apdetan book ini?
Maap ya, bulan ini jadwal aku padet banget, ga bisa apdet tiap minggu 🙏 dan aku beneran udah stuck juga sama book ini, sampe curhat di menfess kan aslian ini masih belum kepikiran alurnya kek mana 😭
Tapi kalo masih ada yang suka baca, aku usahain kelarin ini cerita (semoga) 🙏

Terima kasih pokoknya buat kalian yang udh baca sama vomment,
loopp dari pumpkins 🎃💚!

About Last Night ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang