9.

3.3K 382 36
                                    

Hari ini Mark ulang tahun. Perayaan di lakukan di lantai 10. Lupakan untuk sementara tentang pertentangan antara Doyoung, Jaehyun, dan Taeyong. Rupanya ketiganya sekarang sedang berkumpul di satu ruangan yang sama. Profesionalitas, begitulah mereka menyebutnya. Mereka tidak ingin merusak pesta teman kesayangannya itu, jadi untuk hari ini saja mereka ingin terlihat akur.

"Kim, jangan duduk di sana!" Baru saja Doyoung akan mendudukan diri pada satu satunya kursi kosong, Taeyong sudah lebih dulu menegurnya. Sorot tatapan tajam seseorang yang sedang terduduk terlihat mengintimidasi, tidak ada satupun yang ingin duduk di sampingnya, kecuali Kim Doyoung yang baru saja di tegur oleh Taeyong.

"Aku ingin duduk Lee, jangan suka mengatur!" Tanpa peduli dengan teguran Taeyong, dengan sengaja Doyoung mendudukan diri di samping Jaehyun. Jaehyun merasakan kemenangan sementara, senyum licik tampak kembali terukir di bibirnya. Sementara Taeyong mulai geram di buatnya.

Doyoung mengambil segelas minuman di atas meja. Kali ini dia merasa tidak perlu waspada, toh di tempat ini banyak orang, tidak mungkin Jaehyun melakukan hal macam macam padanya. Terlebih Doyoung belum mendengar penjelasan langsung dari Jaehyun.

"Jae" Doyoung menuntun pembicaraan, tampaknya suasana ramai membuat Jaehyun tidak dapat mendengar dengan jelas, atau Jaehyun pura pura tidak mendengarnya?

"Jaehyun" lanjut Doyoung dengan nada sedikit lebih ditekan, senyuman Jaehyun kembali tersungging, lalu menoleh pada lelaki manis di sampingnya.

"Maaf" seru Jaehyun tiba tiba. "Kau pasti membenciku bukan?" Lanjutnya. "Kenyataanya tidak seperti itu hyung" seru Jaehyun tampak memelas. "Kau pasti sudah mendengar semuanya, kan?" Tanya nya lagi yang bahkan Doyoung belum sempat mengeluarkan sepatah katapun. "Aku menyesal, dan aku benar benar minta maaf" Jaehyun tampak terpuruk. Entah kenapa perasaan iba itu muncul, Kim Doyoung di sini korban, tapi kenapa seolah olah yang lainnyalah yang menjadi korban, tidak ada satu pun yang mau berdekatan dengan Jaehyun, kecuali dirinya, si lelaki berhati malaikat, korban kelicikan Jung Jaehyun. Kim Doyoung yang entah dia memang bodoh atau dirinyalah yang terlalu baik?

"Sudahlah Jae, lupakan" respon Doyoung singkat. Lalu berlalu pergi. Jaehyun kembali tersenyum, dia meneguk habis sampagne di tangannya, puas rasanya. Kim Doyoung kembali masuk dalam perangkapnya.

🎃

Doyoung menghirup udara segar, tampaknya suasana ramai di pesta temannya itu sedikit menjenuhkan. Lebih memilih untuk sendiri dan menjauh dari keramaian, ya lebih baik. Udara segar di luar lebih menyegarkan. Doyoung mendudukan diri pada salah satu kursi yang ada di balkon, meneguk minumannya lalu kembali menghirup udara segar. Rasanya benar benar tenang. Seseorang tanpa ia sadari menghampirin dirinya dan berdiri di sampingnya.

"Kenapa kau di sini?" Doyoung menoleh, dan mendapati sesosok yang sedang berdiri itu juga meneguk minumannya.

"Aku bosan, Jae" Doyoung kembali mengalihkan pandangannya pada keramaian kota yang terlihat cukup sibuk malam itu. Keduanya terdiam untuk sementara dan menikmati udara segar malam itu.

"Ingin melihat sesuatu yang menarik?" Seru Jaehyun tiba tiba, Doyoung kembali menoleh, dan keduanya kini saling memandang.

"Ayo?" Seru Jaehyun yang langsung menarik tangan Doyoung.

"Eh?" Entah kenapa dengan mudahnya Doyoung tanpa penolakan mengikuti arah langkah Jaehyun yang membawanya setengah berlari.

Sementara itu, mata tajam Taeyong sejak tadi sudah lama memperhatikan keduanya, matanya tajamnya terlihat sudah menyelidik. Tangannya meremat kasar botol cola di tangannya.

"Jung sialan!"

🎃

"Kau suka?"

Doyoung tampak tesenyum senang, pemandangan di hadapannya lebih dari sekedar indah.

"Ternyata kau tidak seburuk yang aku pikirkan, Jae" pandangan Doyoung tidak teralihkan sedikitpun dari pemandangan di hadapannya. Sementara Jaehyun sudah memandangnya sejak tadi, sepertinya senyum merekah Doyoung sudah menghipnotis sejak lama.

"Apa yang selama ini kau pikirkan? Apakah aku menyeramkan seperti monster?"

"Tidak tidak, hanya saja.." Doyoung terkekeh tapi dia sedikit ragu untuk melanjutkan ucapannya.

"Hanya saja?"

"Aku tidak mengerti kenapa Taeyong sangat membencimu" lanjutnya yang kini menatap sayu manik Jaehyun seolah mencari kebenaran di sana.

"Ahh" Jaehyun memalingkan wajahnya, lebih memilih memandang pemandangan yang sebelumnya Doyoung kagumi.

"Karena aku juga sangat membencinya" Doyoung mengerutkan dahinya ketika mendengar jawaban santai itu, tidak suka.

"Haaah, apa yang salah dengan kalian sebenarnya? Aku tidak paham" Doyoung mendesah, mendudukan dirinya pada kursi kayu di belakangnya. Jaehyun menoleh ke belakang, mendapati Doyoung yang kini sudah kembali menikmati suguhan alam.

"Kau"

Doyoung mengalihkan atensinya pada Jaehyun. Jaehyun perlahan melangkah dan menghampirinya, lalu berjongkok untuk menyamakan tinggi keduanya. Jaehyun menatap lekat manik hitam di depannya.

"Kau yang membuat kita candu"

Doyoung terpaku, terlebih kini Jaehyun sudah meraup bibir ranumnya. Entah kenapa tidak ada penolakan dari Doyoung. Doyoung memejamkan matanya dan merasakan kehangatan pada bibirnya, hingga kecupan itu perlahan berubah menjadi lumatan.

Entah kenapa malam itu terasa begitu hangat dari malam malam sebelumnya.

TBC
🎃

Maaaaap aku apdetnya lamaaaaa 😭🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maaaaap aku apdetnya lamaaaaa 😭🙏

About Last Night ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang