3.

5.5K 567 25
                                    

Doyoung langsung bergegas menghambur membuka pintu kamarnya.

"Hyung!" Taeyong rupanya sudah terduduk diatas ranjang miliknya dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.

"Apa yang kau lakukan!? Kau membuatku panik!" Doyoung masih berusaha mengatur nafasnya, meskipun dia menggunakan lift untuk menuju lantai 5, tapi ketahuilah Doyoung benar benar sudah berlari menuju kamarnya.

"Kau terlalu lama di sana!" Enteng Taeyong sambil melipat kedua tangannya didepan dadanya.

"Maksudmu apa ini!?" Doyoung memperlihatkan layar ponselnya yang menampilkan satu pesan dari Taeyong.

'Doyoung, cepatlah kemari, aku terjatuh di kamarmu dan kakiku terkilir! Aku tidak bisa berjalan!'

Taeyong hanya tertawa terbahak bahak ketika melihat raut wajah Doyoung yang terlihat begitu panik

"Kau mengkhawatirkanku? Ha ha!"
Doyoung menatap kesal sikap Taeyong yang terlihat senang karna sudah mempermainkannya.

"Sudahlah hyung, aku tidak peduli lagi denganmu!" Doyoung menutup kasar pintu kamarnya, lalu menuju balkon dan membuka lebar jendela dihadapannya sehingga dia bisa berteriak dengan puas.

"AAAAAARGH!" Terdengar seperti seseorang yang sedang meluapkan emosi memang, tapi ketahuilah suara itu terdengar benar benar merdu. Doyoung mengatur nafasnya, jantungnya masih terasa berdetak sangat cepat. Kenapa? Kenapa rasanya seperti ini? Dia sendiri bahkan tidak tahu kekhawatiran apa yang ia alami. Sesaat dia mengkhawatirkan temannya yang katanya sedang sakit, tiba tiba dia mengkhawatirkan teman yang lainnya yang berkata jika kakinya terkilir. Kenapa? Bahkan keduanya terlihat baik baik saja, tapi kenapa? kenapa dirinya sekhawatir ini?

Doyoung menggeleng frustasi, sekali saja, sekali saja dia ingin mencoba untuk tidak khawatir lebih tentang orang lain, tapi coba pikirkan dirinya sendiri, sekali saja. Tidak, Doyoung tidak bisa. Entah kenapa sesuatu yang menyangkut kedua temannya itu selalu membawa kecemasan lebih untuknya, entahlah Doyoung bahkan tidak mengerti kenapa dirinya seperti itu.

"Hey, Kim" Doyoung belum ingin menoleh, suara itu tampak membuatnya masih kesal.

"Kau marah?" Entah kenapa suaranya terdengar begitu menyedihkan, seperti seseorang yang meminta belas kasihan.

"Maaf" lanjutnya lirih. Tidak, Doyoung ingin tetap bersikukuh untuk tidak menoleh, tapi kenapa raganya tidak sejalan dengan pemikirannya. Iris tajam Doyoung kini menatap bola mata lirih lawan bicara dihadapannya sekarang. Oh shit! wajah memelas itu! Doyoung tidak sanggup untuk tidak jatuh kedalam perangkap sialan ini.

"Hyung, lupakanlah" respon Doyoung lemah.

"Tapi kau jangan mempermainkanku seperti ini!" Lanjut Doyoung mencoba tegas tapi tetap saja nada bicaranya terdengar masih lembut.

"Maaf" lagi lagi Taeyong memasang wajah memelas tanpa dosa itu.

"Sudahlah, aku lelah" Doyoung mencoba menghindar, tapi pergerakannya terkunci karena Taeyong sudah menggenggam tangannya.

"Aku senang" Doyoung terpaku ketika suara itu menusuk telinganya

"Aku senang karna kau mengkhawatirkanku, Kim" entah kenapa bisikan membuat sekujur tubuhnya merinding, ada perasaan aneh yang bahkan Doyoung sendiri tidak mengerti perasaan apa itu.

Doyoung menepis lengan Taeyong dengan kasar, tanpa suara dia benar benar berlalu dan memasuki kamarnya dengan membanting pintu kamarnya dengan keras. Taeyong hanya tersenyum tipis setelahnya.

🎃

Jaehyun kembali mengerang frustasi, cara apa lagi yang harus dia lakukan agar dirinya bisa menemui Doyoung?

Jaehyun menghela nafas lalu bangkit dan  memakai sebuah topi serta masker lengkap dengan jaket denim yang sekarang sudah dia pakai.

"Jung woo, aku akan ke lantai 5!"

Jung woo yang sedang berkutat di depan komputernya refleks menoleh dan mendapati Jaehyun sudah siap pergi meninggalkan kamarnya.

"Hey, alasan apa lagi yang akan kau buat sekarang? Pura pura keracunan karena makanan tadi?" Cegah Jung woo agar Jaehyun tidak ceroboh dalam bertindak. Entah kenapa jika menyangkut hal tentang Doyoung, Jung woo selalu ikut khawatir dan merasa ikut andil dalam bagiannya.

"Ide yang bagus!" seru Jaehyun tampak bodoh.

"Hey Jung, aku serius!"

"Aku hanya akan menemuinya Jung woo!" Kesalnya yang merasa Jung woo mengulur waktu kepergiannya.

"Taeyong ada di sana, tidak akan semudah itu Jung!" Jaehyun berpikir sejenak ketika mendengar hal tersebut, benar juga apa yang Jung woo katakan, Taeyong tidak akan dengan mudah membiarkan Jaehyun menemui Doyoung.

"Lalu apa lagi yang harus aku lakukan!?" Tanya Jaehyun tidak sabaran.

"Tunggu!" Cegat Jung woo, lalu dirinya bangkit dan memakai jaket serta topi persis berpakaian sama seperti Jaehyun.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Jaehyun heran.

"Aku ikut"

"Hah?"

"Aku ikut ke lantai 5".

🎃

Suara bel membuat langkah Haechan terhenti dan dengan refleks membuka pintu asrama mereka.

"Zeusss!!" Sapanya tiba tiba dan refleks memberikan handshake ala mereka yang tentu saja hanya mereka yang biasa melakukannya ketika bertemu. Sedangkan Jaehyun matanya mulai liar mencari sesuatu disetiap sudut ruangan. Tidak ada, seseorang yang dia cari tidak ada. Apakah dia sedang berada dikamar? Lupakan lamunannya itu, Jaehyun tidak boleh terlihat kentara, dia harus terlihat biasa saja seperti yang Jung woo lakukan sekarang.

"Johnny hyung mana?" Tanya Jung woo santai. Mata Jaehyun mulai kembali liar dan kini suda menatap fokus pada satu ruangan yang pintunya terlihat sedikit terbuka.

"Haechaan!!" Suara seseorang membuat tatapan Jaehyun membulat seketika, rasanya jantungnya mulai berdegup tidak karuan.

"Siapa yang datang!?" Teriaknya lagi yang kini dibarengi dengan suara hentakan kaki hingga tak lama pintu yang sudah lama Jaehyun perhatikan kini terbuka dengan lebar.

"Jae?"

🎃
TBC

About Last Night ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang