"Apa kau masih menganggapku milikmu, disaat aku tidak bisa memilikimu??" heran Sarawat
Tine mengangguk pelan
"Kenapa? Sebenarnya siapa aku di mata mu? Di mana posisiku di hatimu?"
Tine membuka mulutnya
"Aku... Tidak tahu"
Sarawat menghela napas panjang nan berat sambil menyisir rambutnya ke belakang dengan frustasi melihat bagaimana Tine mempermainkan perasaannya dengan begitu polos dan naif
Kalau saja itu orang lain, Sarawat pasti sudah memaki bahkan mengusirnya dari apartemen. Tapi ini Tine, pria yang paling dia cinta sepanjang napasnya berhembus. Bagaimana bisa dia memaki pria tampan nan menggemaskan seperti Tine?? Sarawat jelas tidak bisa, dia tidak akan mampu.
"Ganti bajumu" pasrah Sarawat
"Iya??" polos Tine
"Ganti bajumu. Jika kau ingin menginap di sini, maka ganti bajumu dengan yang baru"
"Tapi aku tidak bawa baju, Wat" polos Tine dengan gaya melas
Sarawat kembali menghela napas sambil menengadahkan kepalanya. Kenapa di saat seperti ini Tine terlihat sangat menggemaskan di matanya??!
"Apa kau bisa meminjamkan bajumu padaku?" ujar Tine berlagak melas
Sarawat bangkit dari duduknya lalu naik ke atas di mana kamarnya berada
Tine mengikuti tepat di belakang Sarawat tanpa disuruh
Sarawat beranjak ke lemari, mengambil satu kaos dan celana pendek juga handuk lalu melemparkannya pada Tine
"Mandi sana" ujar Sarawat
Tine hanya mengangguk lalu beranjak ke kamar mandi, tepat saat dia berada di depan kamar mandi langkah Tine terhenti
"Ada apa??" tanya Sarawat
"Kau... Tidak akan tiba-tiba masuk dan mencoba memperkosaku, bukan?"
"Bukan ide buruk"
"Wat!?" kaget Tine
"Mandi sana" Sarawat beranjak ke ranjangnya dan duduk di tepi ranjang
Tine akhirnya masuk ke kamar mandi dengan tidak tenang
.
.
.
Jam 02.00 dini hari
Krik
Krik
Krik
Krik
"Wat, apa kau sudah tidur?"
Tidak ada jawaban
Saat ini Sarawat berbaring memunggungi Tine dengan matanya yang terpejam
"Sarawat" panggil Tine
Masih tidak ada jawaban
"Wat~" suara manja Tine sambil menarik baju Sarawat
Sarawat akhirnya berbalik dan membawa Tine ke dalam pelukannya
"Ayo tidur, aku mengantuk"
Tine menyamankan posisinya dalam pelukan Sarawat
"Terima kasih" ujar Tine
"Hm"
"Wat"
Tidak ada jawaban
KAMU SEDANG MEMBACA
at the Beginning of Our Story: Remember when We Love each other
FanfictionBerdasarkan kemampuan imajinasi ©EROppa