Empat tahun kemudian.
"Sedang bahagia eh?" goda Fong sambil menikmati segelas anggur merah
"Kenapa? Kenapa??" penasaran Man
Bos hanya menatap Tine
"Minggu depan Sarawat akan kembali ke Thailand" senyum bahagia Tine
"Minggu depan!!? Tepatnya kapan?" kaget Man
"Hari Kamis" sumringah Tine
"Wah!! Akhirnya dia pulang juga, aku sangat merindukannya!" seru Man dengan antusias
"Aku juga. Selama empat tahun dia pergi, sulit sekali untuk menghubunginya. Dan saat aku berhasil menghubunginya, dia selalu mengatakan jika tidak ada kaitannya dengan Tine, aku tidak boleh menghubunginya. Dia benar-benar keterlaluan" gerutu Bos sambil geleng-geleng
Tine dan Man terkikik mendengar curhatan Bos
"Lalu, kapan kalian akan menikah?" senyum Fong
"Entah. Inginnya secepatnya, dalam tahun ini juga. Tapi aku tidak tahu dengan Sarawat, apa dia masih mau menikah denganku?" tawa Tine garing
"Dia pasti mau" yakin Fong
"Kalau dia sampai tidak jadi menikahimu, phi Type tidak hanya akan menolakku untuk ke sekian kalinya tapi mungkin kali ini aku akan mati ditangannya" drama Man sambil mencekik lehernya sendiri
"Sejak kapan kau jadi mendramatisir keadaan seperti itu??" heran Tine
"Ketularan kau ini. Gara-gara berteman denganmu, aku jadi sering mendramatisir keadaan" gerutu Man
"Cih! Bagaimana bisa kau ketularan?! Kau pikir aku pembawa virus?!" omel Tine
"Uhm. Virus cinta. Jika saja aku tidak berteman denganmu, aku tidak akan jatuh cinta pada kakakmu" senyum Man lebar
Tine nyengir lebar
Drrrrrt!
Tine meraih ponselnya di saku
"Wat!" ceria Tine
"Malam, baby. Apa yang kau lakukan sekarang?" lembut Sarawat
"Aku......." "Suamiku!!" Man merebut ponsel Tine
"Brengsek! Siapa yang kau panggil suami?! Menjijikkan!" balas Sarawat
Tine tertawa bahagia melihat bagaimana kedekatan Man, Bos dan Sarawat
"Kau tidak akan mengambil ponselmu, aku rasa Sarawat tidak memprediksi bahwa kau akan bersama kami" senyum Fong
"Tidak apa. Seperti yang Bos katakan tadi, mereka pasti kesulitan untuk menghubungi Sarawat kalau tidak ada kaitannya denganku" kikik Tine
"Senang rasanya melihatmu sering tersenyum dan tertawa seperti sekarang" lega Fong
"Yah~ kau tahu alasannya" senyum Tine lebar
Satu tahun pertama saat Sarawat pergi ke Amerika untuk meneruskan studinya, semua masih baik-baik saja. Memasuki tahun kedua, Tine mulai kesulitan menghubungi Sarawat. Dan saat tahun ketiga, Tine baru tahu kalau ternyata ada seorang mahasiswi teman sekelas Sarawat di Amerika yang bernama Daia telah memanipulasi ponsel Sarawat agar mengalihkan semua pesan dan panggilan dari Tine ke ponsel lain.
Sekarang sudah empat tahun berlalu, dan semuanya kembali ke jalurnya.
"Tine, Sarawat mencarimu" senyum puas Man setelah menggoda Sarawat bersama Bos
Tine menerima kembali ponselnya
"Halo" senyum bahagia Tine
"Bahagia eh?" Sarawat terdengar kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
at the Beginning of Our Story: Remember when We Love each other
FanfictionBerdasarkan kemampuan imajinasi ©EROppa