Panggil aku temanmu, tapi tempatkan aku di dekat hatimu
•
•
Terlihat Sarawat, Fong, Pin, Ploy dan Naru duduk di kursi tunggu diluar ruang operasi
Sarawat menopang kepala dengan kedua tangannya, dia terlalu rapuh hanya untuk mengangkat kepalanya sekarang
"Tine! Tine!!" seru ibu Tine berlari menghampiri ruang operasi, ditemani ayah Tine dibelakang
"Ibu" tegur Sarawat lemah sontak berdiri
Ibu menoleh dan mendapati wajah hancur Sarawat dan pakaiannya yang sudah berceceran darah
"Nak Sarawat" prihatin ibu lalu menghampiri Sarawat dan menangkup wajahnya
"Ibu. Tine" air mata Sarawat jatuh seketika
"Tine" tangis Sarawat sesenggukan
"Anakku" ibu membawa Sarawat ke dalam pelukannya sambil menahan air matanya
"Sarawat!" tampak mama berlari menghampiri ibu dan ayah Tine, diikuti papa
Sarawat melepas pelukan ibu dan beralih ke pelukan mamanya
"Sarawat, anakku" lembut Mama sambil memeluk Sarawat dengan erat
"Fong, bagaimana keadaan Tine?" tanya ayah
"Kami belum tahu Om, sudah tiga jam Tine di dalam sana" Fong berusaha untuk tetap tenang
"Maaf" ujar Naru
Mata ibu, ayah, mama dan papa sontak tertuju pada Naru
"Tine. Seperti sekarang gara-gara menolongku, kalau saja dia membiarkan aku maka Tine akan baik-baik saja dan aku yang berada di dalam sana" tangis Naru dengan tubuhnya yang gemetar
Pin dan Ploy berdiri di masing-masing sisi Naru
"Aku benar-benar minta maaf, Om dan Tante. Aku sungguh menyesalinya, maafkan aku" tangis Naru pecah
"Apa yang terjadi?" mata ibu berkaca-kaca, ibu menahan diri untuk tidak menangis
Pin maju sambil mengatupkan kedua tangannya erat, menguatkan hatinya
"Ini semua salahku. Kalau saja aku tidak mendorong Naru ke jalanan, Tine tidak akan melemparkan dirinya ke arah mobil box untuk menolong Naru"
KAMU SEDANG MEMBACA
at the Beginning of Our Story: Remember when We Love each other
Fiksi PenggemarBerdasarkan kemampuan imajinasi ©EROppa