RENDUALITY ✓

12ーmoomin's

a few days later
08:00 am

"luia!" panggil mama ketika gue sedang menyisir rambut. "kamu kunci pagar dulu! mama lupa kunci tadi!"

"iya ma." balas gue pelan, lalu berjalan keluar dari kamar dengan langkah cukup berat. gue pun membuka pintu rumah dan gak sengaja menendang sesuatu yang terletak di depan pintu rumah. "mama! mama pesan paket ya?!"

"enggak!"

reflek satu alis gue terangkat dan meraih kotak itu. dari bentuknya kotak ini seperti hadiah karena ada pitanya. selagi gue penasaran dengan isinya, gue terlebih dulu mengunci pagar dan kembali masuk ke dalam kamar. ternyata ada kertas yang terselip dan di sana yang tertulis,

for my dearest,
luia sinta jeon

hah? sumpah, gue gak pernah pesan paket atau barang semacam ini. dan siapa orang yang rela sepagi dan seniat ini memberikan gue kado? tanpa membuang waktu lama dan juga karena gue penasaran, gue segera membuka kotaknya lantas menemukan kertas sebagai bagian teratas di dalamnya.

hey, is it a good morning? bagaimana dengan istirahatnya? ini udah hari ketiga lo gak masuk sekolah. mungkin gue belum bisa untuk kembali mengucapkan morning routine seperti biasa. but, have a nice day luia.

rendi juanda huang apologize to luia sinta jeon
day #6

ah, ternyata dari renjun. eum, apologize day sixth? gue langsung meraih ponsel dari laci di samping ranjang. beberapa hari terakhir gue memutuskan untuk gak bermain sosial media, sebagian usaha dari healing gue.

perkara kotak ini, gue menyalakan ponsel hanya untuk mencari nama renjun di dalam kontak. awalnya gue ragu untuk menghubungi dia sepagi ini, karena gue juga masih gak mood untuk berinteraksi dengan siapa aja. tapi rasanya aneh, kalau gue menambah beban pikiran lagi padahal gue udah tenang dari masalah tempo hari.

gue menemukan spam di roomchat ren yang notifikasinya sampai tertulis +1000. dan, yeah. sebanyak itu ternyata. tanpa berbasa-basi, gue segera menelepon renjun.

calling ren ...

"morning."

"akhirnya bisa telponan lagi. kenapa lui?"

"permintaan maaf hari ke enam. maksudnya?"

renjun tertawa.

"ren, gue lagi gak bercanda."

"kata orang, sekali meminta maaf itu gak akan cukup. perlu melakukan sesuatu yang serius untuk membuat orang yang menangis karena lo kembali percaya."

"kalau memang itu bisa terjadi."

"dua kali, tiga kali, bagi gue kayaknya itu juga belum cukup."

"gak perlu ren, jangan repot cuma karena gue."

"kenapa? enggak, gue gak repot."

"gue melakukan ini karena gue sayang sama lo. i do remember, i'll never lie to you. the thing that i've for you can't compare to any other feeling in my heart."

"luia, mungkin masa lalu masih menghantui kita. tapi percaya sama gue, kalau lo mau, dari hari pertama kita bertemu hingga kapan pun itu, lo yang akan ada di hati gue. lucu memang, sounds so cheesy karena gue sok berkomitmen seperti ini. but who knows? yang tau sayangnya gue ke lo ya cuma gue sendiri."

"maaf renjun."

"nope. just take your time. gue akan menunggu sampai saat itu tiba. saat dimana lo akan memanggil gue setan lagi, dan mengajak gue untuk berantem di lapangan. maaf, mungkin terdengar egois."

"i wish i was perfect but i'm not. maaf ya lui. maaf."

"maaf kalau gue belum bisa menjadi lelaki yang sepenuhnya menjaga perasaan lo."

"oh ya, bonekanya bagaimana?"

"hm?"

"angkat kertasnya, ada dua moomin disana. itu hasil dari gue sendiri, hahaha. maaf berantakan, baru belajar buat soalnya. ah, enggak deh. ada tiga moomin, kan?"

gue reflek mengangkat kertas tadi. gue lantas menemukan tiga benda di dalam sana. ada sticky notes untuk beberapa pesan lagi, boneka rajut moomin kecil? dan foto masa kecil seorang renjun.

ps: mr. renmoomin and mrs. luimoomin ^^
i hope so ...

bonus : rendi juanda mini version for your joy day.
kapanpun itu, semoga ...