ANDRIANA | 14

8 3 0
                                    

Assalamualaikum...
Haii, maaf banget aku baru update hari ini karena kemarin fokus ujian dulu jadi update di pending wkwk. Oke langsung aja guys..

Happy Reading^^

Setelah beranjak pergi dari kamar Riana, Shena mulai meluncurkan aksinya untuk menjahili kakak sahabatnya sendiri. Bagi Shena, menjahili seseorang adalah hal yang terbiasa ia lakukan. Toh ini juga bercanda.

"Kaakk Rindaaa," teriak Shena dengan girang.
"Udah beresinnya?"

"Udah selesai nih."

"Oh gitu, mmm, Shena boleh tanya gak?"

"Tanya apa?"

"Bye the way, kak Rinda kok masih jomlo-jomlo aja, kenapa nggak cari pasangan?"

"Kalau masalah itu, kakak belum mikir, kalau jodoh pasti datang dengan sendirinya."
"Lah, kamu juga, masih jomlo aja,"

"Hehe, kan Shena nggak mau pacaran dulu, nggak level semua sih,"

"Terus tipe cowok kamu seperti apa?"

"Ya, pokok nya gitu lah, nggak bisa jelasin."

"Yaudah, Riana lagi apa dikamar? Apa brownies nya udah dimakan?" tanya Rinda.

"Udah kok kak, tenang aja, Riana kalau sama aku pasti aman."
"Yaudah kak, aku pulang dulu ya, soalnya mama sama papa mau pulang sore ini,"

"Iya, hati-hati dijalan,"

"Titip salam buat tante dan om yah, dan juga Riana, soalnya aku mau buru-buru ke bandara."

"Iya-iya."

Sepeninggal Shena, Rinda meneruskan pekerjaannya di dapur, dan sementara disisi lain, Reyza tengah menatap foto Riana dengan nanar, ia tidak bisa melupakan gadis itu.

"Za, lo kenapa sih? Udah ikhlasin aja napa sih," ucap Rendi.

"Apa lo bilang? Ikhlas? Gue juga berusaha ikhlas tapi belum bisa, gue cinta mati sama Riana tau gakk?"

"Za, gue juga tau itu, tapi mau gimana lagi, Riana udah dijodohin sama orang lain."

Ia masih saja membayangkan kenangan-kenangan manis bersama Riana beberapa hari yang lalu, dan berharap semoga waktu bisa diputar kembali.

"Za, dengerin gue!" Omongan Rendi membuat Reyza semakin tertekan dan melenggang pergi dari hadapannya.

"Za, lo mau kemana? Zaa!" teriak Rendi.

"Duh, gawat, gue harus gimana nih?" bingung Rendi.
"Gue harus kejar dia, sebelum melakukan sesuatu."

Dan, apa yang ditakuti Rendi benar, Reyza kembali masuk ke tempat BAR, sudah menghabiskan beberapa minuman, lihat saja tubuhnya saja sudah sempoyongan dan tidak bisa menahan diri.

"Za, lo ngapain ke tempat ini, ayo pulang!" gertak Rendi.

"Gu ... guee ng ... nggak aa ... akan pulang!" ucap Reyza terbata-bata dengan kondisi mabuk.

"Lo mabuk za, ayo pulang!"

"Gu ... guee bi ... bilang nggak akan pulang, lebih baik lo pulang sendiri aja, gue masih bisa jaga diri dan nahan diri,"

"Udah ayo pulang, jangan banyak alasan!" sahut Rendi sembari mencekal tangan Reyza.

Tanpa sepatah katapun Rendi segera memapah tubuh Reyza, untuk keluar dari tempat tersebut.

"Lo apa-apaan sih za, kita bisa bicarakan baik-baik jangan kaya gini!"

"Gue nggak mau bicara, udah nyalain mobilnya kita pulang! tegas Reyza

*****

To be continued...

ANDRIANA [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang