ANDRIANA | 18

12 3 2
                                    

Hepi Riding gays❤

Maaf banget setelah sekian lama nggak update, karena fokus buat cerita ke2. Tapi gk papa aku akan update hari ini.

●●●

Mobil yang dikendarai Andre sampai di tempat kantor, ia langsung memarkirkan mobilnya. Riana turun dan berjalan menuju pintu utama kantor.

"Kok gue masih pusing yah?" batin Riana.

Melihat Riana yang memegang kepalanya terus sedari tadi membuat Andre sedikit khawatir.

"Riana, lo nggak papa?" tanya Andre.

"Kalau lo sakit, kita ke rumah sakit sekarang, gue nggak mau lo kenapa-napa," tambahnya lagi.

"Gue nggak papa kok, udah ayo masuk!" ajak Riana.

Setelah masuk ke dalam kantor, Riana segera menuju ruang tempat kerjanya.

Tugas kantor sudah menyambut Riana di atas meja, dengan tumpukan beberapa proposal yang harus ia kerjakan hari ini juga. Mungkin dia akan lembur.

"Banyak banget nih, mana dulu yang harus gue kerjain?" Riana menimang-nimang berpikir.

"Ini aja deh," Riana mengambil salah satu proposal dengan map berwarna merah.

"Ini keuangan kantor," gumam Riana.

Tokk ... tokkk

Suara ketokan pintu yang menyadarkan lamunan Riana yang menatap proposal itu.

"Masuk!" suruh Riana.

"Permisi bu, ini ada pekerja baru yang ingin melamar kerja di tempat ini." ucap seorang pria berkemeja putih itu.

"Silahkan masuk!"

Deg!!

Tanpa diduga dan diketahui siapapun, seorang yang dimaksud tadi adalah Reyza. Pria yang hampir singgah di hati Riana, sebelum kedatangan Andre.

"Reyza, Riana," ucap mereka berdua bersamaan.

Suasana hening seketika menyelimuti, mereka berdua bergulat dengan pikiran masing-masing. Detik berikutnya Riana membuka suara.

"Lo yang mau kerja disini?" tanya Riana.

"Iya gue."

"Lo jadi CEO disini?" tanya Reyza.

"Iya... emang kenapa?"

"Nggak papa, gue tanya. To the point aja, gue kesini mau ngelamar kerja," ujar Reyza.

"Iya gue tau."

"Lo nerima gue atau nggak?"

"Wawancara dulu!" suruh Riana.

"Oke gue wawancara," ucap Reyza yang hendak mulai wawancaranya. Tanpa sepengetahuan mereka ada seseorang yang mengintip di balik pintu, siapa lagi kalau bukan Andre.

"Kenapa Reyza sama Riana akrab banget? Sebenarnya apa yang terjadi tanpa sepengetahuan gue?" batin Andre.

Setelah merasa cukup, Andre kembali ke ruang kerja nya.

"Udah nih wawancaranya, diterima nggak?" tanya Reyza sedikit berteriak.

Jujur saja Reyza bersikap seperti itu hanya untuk membuat Riana tidak ingin mau dengannya lagi. Ia harap Riana bisa move on dan mau dengan Andre.

"Lo sopan sedikit bisa nggak sih? Sekarang gue atasan lo!"

Hubungan mereka yang dulu nya lurus dan mulus, sekarang telah hilang dalam sekejap, dan hubungan itu malah menjadi pertengkaran seperti tikus dan kucing. Dimana ada Riana dan Reyza pasti selalu ada yan bertengkar padahal itu adalah masalah yang sepele.

"Iya gue tau, lo sekarang atasan gue, terus gue harus apa? Gue harus bilang wow gitu?" Reyza yang kesal hanya ditanggapi dengan Riana yang memutar bola matanya jengah.

"Lo kok makin ngeselin sih," gerutu Riana.

"Biarin, emang masalah buat lo!" ledek Reyza.

"Oke gue putusin, mulai hari ini lo bisa kerja di tempat ini."

"Thanks, Na."

Setelah cukup berdebat dengan Riana, Reyza mengangkat bahunya berdiri dan pergi keluar dari ruang kerja Riana.

"Gue permisi," ucap Reyza melenggang pergi.

"Bikin kepala gue pusing lagi,"

Riana tak mau ambil pusing dengan perdebatannya dengan Reyza tadi, ia langsung mengambil proposal map merah kembali.
***

To be continued

Maaf yah kalau part ini nggak nyambung, soalnya aku ngebut biar cerita ini sampai ending.

ANDRIANA [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang