Dion perlahan menoleh. Sesuai dugaannya, sepasang mata mengerikan itu melotot tajam mematahkan nyalinya.
"Kalian jangan belajar jadi orang jemawa," ucapan singkat Pak Abdurrahman membuat Dion menelan ludah dan segera menundukkan kepalanya dalam-dalam. "Jadilah kalian orang baik-baik," lanjut guru paling mengerikan di sekolah itu sambil menepuk bahu Dion dan Rio. Dion perlahan melirik Rio, anak yang sering berselisih dengannya itu ternyata bersikap tak beda jauh darinya bila berhadapan dengan Pak Abdurrahman.
🌸💖🌸💖
Hari ini Dion berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Ia tak lagi melakukan serangan PDKT pada Jean. Frans pun juga heran tatkala melihat Dion hanya melirik Jean beberapa detik saat berpapasan dengannya di depan kantin.
"Lu kenapa, Bro?" tanya Frans sambil menyikut pinggang Dion.
"Apanya yang kenapa?" jawab Dion seolah tak mengerti apa yang dibahas oleh Frans.
"Biasanya lu paling sigap kalau ketemu anak kelas X yang caem itu,"
"Gak juga. Gak usah kepo!"
"Ah, pasti ada alasannya nih. Gue tahu gimana strategi lu dekatin cewek. Kalau belum berhasil dekat, lu gak akan berhenti"
Dion memutar bola matanya dan menghela napas panjang, "Paan sih! Kamu sotoy! Berhenti tanya yang aneh-aneh,"
Frans menghentikan langkahnya tiba-tiba sehingga kini Dion berada beberapa langkah di depannya. Dion menoleh pada Frans sambil mengernyitkan dahinya. "Kenapa berhenti?"
"Gue gak percaya! Sana lu jalan sendiri. Sekarang kemana-mana gak usah ngajakin gue!"
Dion melongo sebentar. Kemudian terkekeh dengan ucapan Frans. "Yaelah ... Yakin? Ujian besok jangan manggil-manggil aku ya! Bye!"
Frans terbelalak. Ia baru ingat kalau dia gak akan bisa tenang kalau gak rusuhim Dion saat ujian. Secara Dion jadi dewi Quan-in banget saat otaknya sudah tak menemukan kata-kata apapun untuk menjawab soal. Tanpa menunggu lama, Frans segera mengejar Dion dan berjalan di sebelahnya. "Hehe gue bercanda aja kok. Jangan masukin hati ya," ucap Frans sambil cengar-cengir tanpa dosa. "Jadi lu dah nyerah sama Rio nih ceritanya?"
"Aku bilang gak usah tanya," ulang Dion sambil memelototkan matanya.
🌸💖🌸💖🌸
Dion memang berusaha menjauhi Jean meski tak benar-benar menjauhinya. Ia kini menjadi fans rahasia Jean dengan selalu mengawasinya diam-diam setiap pulang sekolah. Memastikan anak tersebut aman dari gangguan Rio.
"Jean sering kali disudutkan oleh kakak dan ibunya. Ayahnya satu-satunya keluarga yang mendukungnya, tapi meninggal saat ia berusia sepuluh tahun. Banyak ucapan pahit dari teman-teman sekolah yang Jean pendam sendiri. Dia hanya ingin punya banyak teman. Maka dari itu dia memilih untuk merubah penampilannya,"
"Kamu yakin?" tanya Dion memastikan.
"Untuk apa aku berbohong padamu? Dia juga pernah bercerita bahwa ibunya bahkan tak memberi izin saat ia akan mendaftar ekstrakurikuler bela diri,"
tenggorokan Dion tercekat saat mendengar ucapan Betty. "Bukankah lebih baik bila dia mempunyai teman yang dapat menguatkannya?"
"Maksudmu? Kamu? Aku tak yakin," ucap Betty sambil menghela napas.
"Aku yakin bisa. Asal kamu mau membantuku. Hehe,"
"Yah... Sudah kuduga sejak kamu tiba-tiba meminta nomor whatsappku,"
....
(Terima kasih yang masih setia membaca 🙈)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Drama Queen - Ketika Semua Menganggap Lemah
Teen FictionJean nyaris tak pernah dihargai oleh siapapun dalam semua pencapaiannya. Tapi Jean selalu berusaha menghibur hatinya sendiri, sehingga ia selalu menampilkan bahwa dirinya baik-baik saja meski seburuk apapun orang lain merendahkannya. Jean bisa saja...