Hukuman

49 5 0
                                    

"Ada apa ini!"

Para siswa yang tadinya berkerumun menonton aksi pertikaian Dion dan Rio, seketika meloncat ke bangku masing-masing.

"Siapa yang membuat kegaduhan tadi!"

Kelas menjadi sangat hening. Raut muka Pak Abdur Rohman membuat semua tertunduk. Frans menginjak pelan kaki Dion. Menatap setengah melotot pada teman sebangkunya itu. Bermaksud agar Dion segera menyerahkan diri.

"Sst... Diamlah," bisik Dion hampir tak terdengar oleh temannya tersebut.

"Baik, dalam hitunga kelima, kalau belum ada yang mengaku, kalian semua akan saya suruh berjemur.

"Si Gentong, Pak!" ucap Dion sambil menunjuk Rio yang seketika mendelik menatapnya. "Eh, anu ... Maksud saya Rio, Pak."

Muka Pak Abdur Rohman semakin merah padam. Bukan melihat ke arah Rio, melainkan terlihat seperti hendak menerkam Dion. Nyali Dion semakin ciut. Perlahan ia duduk kembali dan menunduk karena takut.

"Kamu dan Rio, ikuti saya ke ruang BK sekarang!"

****
Jean tersentak saat hendak ke kantin, dan matanya melihat sesuatu yang lucu namun mengerikan.

"Betty, Dia yang menolongku kemarin. Dan ... Ah ya Tuhan...." Jean menutup mulut sebelum ia sampai menyelesaikan ucapannya.

"Kenapa? Bukankah dia yang mengintai kita saat di kantin kemarin?"

"Ya Betty. Tapi dugaanku salah. Dia justru menolongku ketika aku dihadang anak gendut itu. Sayang sekali ia sekarang kena hukuman," ucap Jean merasa iba.

"Menurutku mereka terlihat lucu."

Jean tersenyum kecut. Sekali lagi ia melihat ke arah dua anak yang saling merangkul bahu satu sama lain di bawah tiang bendera, dengan memegang tulisan Kita Sahabat Sejati. Hukuman itu memang nampak lucu. Tapi tidak bagi Jean yang merasa punya hutang budi pada Dion.

Kini Jean tak lagi was-was saat pulang sekolah. Ia selalu meminta Betty untuk menemaninya hingga mobil mamanya terlihat melintas di depan gerbang sekolah. Dan ia tak menyangka, sepasang mata mengawasinya dari jarak beberapa meter hingga Jean benar-benar telah masuk ke dalam mobil mamanya.

"Apa hari ini ada yang mengganggumu lagi, Jean?"

"Tidak, Ma. Berkat ditemani Betty. Jean meminta dia untuk menemani Jean sampai mama datang. Dan Jean bilang, mulai saat ini dia bisa pulang bersama kita,"

"Ide bagus, Sayang. Kamu tidak keberatan kan Betty?" tanya Mary sambil melirik Betty.

"Justru saya merasa akan merepotkan Tante," jawab Betty dengan muka memerah.

"Tante yang harus berterima kasih banyak padamu. Lagi pula kita searah kan?"

"Hehe iya, Te,"

Sepanjang perjalanan, Betty kewalahan menjawab berbagai pertanyaan dari mama Jean. Betty nyengir melirik Jean. Namun Jean malah terkikih saat melihat Betty yang mengambil napas panjang berkali-kali.

Jean menoleh ke arah depan. Mencari tahu alasan mamanya melambatkan laju mobil dan menepi ke arah kiri jalan.

"Lama sekali, Ma. Sudah sepuluh menit Fibby menunggu di sini,"

Bum!

Betty tersentak mendengar debuman pintu mobil yang ditutup terlalu keras.

"Lagian manja banget kamu Jean, pakai minta jemput Mama," ucap Fibby lagi tanpa risih dengan keberadaan Betty.

Jean tak menyahut. Ia hanya memutar bola matanya ke atas dan menghela napas.

"Takut kulitmu gosong ya? Dari dulu kulitmu dah gosong kan. Jadi gak usah manja gitu,"

"Bukan... Kemarin Jean diganggu anak nakal. Jadi...."

"Ah memang dasar kamu lemah,"

Betty terperangah sekaligus merasa gemas dengan kalimat-kalimat jahat yang dilontarkan oleh kakak Jean pada adiknya sendiri. Ingin rasanya ia ikut berbicara untuk membela Jean. Tapi melihat Jean yang seolah tak ingin menanggapi lebih, Betty pun dengan terpaksa harus diam dengan apapun yang dituduhkan Fibby terhadap Jean.

"Turun dulu ya Tante. Terima kasih banyak atas tumpangannya ..."

"Sama-sama Betty, salam buat mama kamu ya...," Mobil melaju kembali meninggalkan Betty yang masih saja melambai-lambaikan tangannya. Namun, baru beberapa puluh meter, Mary mendadak menghentikan mobilnya.

Ciiiiittttt!
----
*Nah, mulai update lagi nih Kak. Terima kasih yang masih setia membaca... Duh gara-gara ngilang, pembacanya ikutan ngilang :D

The Drama Queen - Ketika Semua Menganggap LemahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang