Tapi Jean memilih untuk mengangguk saja daripada berurusan semakin panjang.
Dion bersyukur Jean tak mengelak sedikitpun. Baginya ini kesempatan untuk cepat-cepat pergi sebelum keluar banyak pertanyaan dari Mama Jean. "Sudah ya, Tante. Saya harus cepat balik ke depan nanti motor saya diambil orang. Hehe... Assalamu'alaikum Tante,"
"Eh... Bentar. Tante bungkusin kue coklat dulu nih,"
"Enggak usah, Tante. Sudah kenyang," jawab Dion tanpa menghentikan langkahnya. Dengan napas yang terengah-engah, ia menghampiri motornya yang masih terparkir di samping gapura komplek. "Gara-gara anak culun itu aku jadi bolos sekolah lagi. Terus kacamatanya ini gimana? Bahkan aku gak tau dia minus berapa. Hashhh... Menyebalkan!"
🍓🍓🍓
"Lain kali hati-hati ya. Masa' naik sepeda aja masuk selokan?"
"Sudah hati-hati, Ma..., Anak itu yang tiba-tiba membunyikan klakson berkali-kali sambil teriak-teriak seperti dikejar maling. Jadi Jean hilang keseimbangan," jawab Jean sambil mengelap kacamata barunya. "Mama kenapa tidak membelikan Jean lensa kontak saja sih? Kalau begini kan sama saja,"
Mary seketika tersedak mendengar ucapan gadis bungsunya. Ia tak menyangka bahwa Jean berpikiran ingin memakai benda seperti itu.
"Mungkin Jean akan terlihat cantik kalau pakai lensa kontak," ucap Jean dengan muka tersipu malu.
"Tidak boleh, Sayang... Berbahaya! Nanti mata kamu rusak,"
"Itu kalau memakainya tidak benar, Ma. Ayolah Ma... Please...,"
"Tidak boleh.... Oh ya, siapa nama anak laki-laki yang mengantarkanmu kemarin lusa?" tanya Mary mencoba mengalihkan pembicaraan. Jean mengangkat kedua bahunya sambil mengunyah malas makan siangnya.
"Rumahnya?"
Jean menggeleng. "Bodoh amat,"
"Ya Tuhan, Jean... Kalau ditolong orang itu tanyakan namanya siapa? Tunggal dimana? Anaknya siapa?... Biar kita bisa membalas kebaikan mereka,"
"Jean kan korban, Ma... Dia tersangka. Bukan Batman atau Spiderman,"
"Ah ya ya, terserah Jean... Mama agak pusing kalau bicara sama kamu. Habiskan nasi gorengnya. Lalu segera mandi,"
"Baik Ma..."
Jean bergegas melahap menu makanan favoritnya. Mary sukses mengalihkan pembicaraan mereka tentang lensa kontak sehingga Jean untuk sementara waktu tak membahasnya lagi. Tapi siapa yang tau kata hati Jean. Setelah keinginan untuk gemuk telah gagal, keinginan untuk memakai kontak lensa masih menari-nari dalam otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Drama Queen - Ketika Semua Menganggap Lemah
Genç KurguJean nyaris tak pernah dihargai oleh siapapun dalam semua pencapaiannya. Tapi Jean selalu berusaha menghibur hatinya sendiri, sehingga ia selalu menampilkan bahwa dirinya baik-baik saja meski seburuk apapun orang lain merendahkannya. Jean bisa saja...