XXX

363 31 7
                                    

"Kami saling mencintai, tidakkah kalian semua dapat melihatnya?"

Sebuah kalimat melegakan bagi Ryeowook setelah merasa tercekik untuk beberapa saat. Sekarang Kyuhyun menggenggam erat tangannya.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuhnya." sambungnya lagi.

.

.

Di perjalanan kembali ke istana, Ryeowook tidak bisa melepaskan pandangannya dari suaminya. Saat pemuda itu mengatakan mereka saling mencintai, pikirannya berdebat. Terlepas itu mungkin hanya alasannya supaya orang-orang tidak curiga atau memang benar mereka sudah menyerah pada ego masing-masing.

Ryeowook tidak bisa memungkiri lagi saat ia mengenal lebih sosok Kyuhyun, saat itu juga ia ingin terus bersamanya. Seperti menginjak permen karet. Gadis ini memang terjebak dengan perkataannya sendiri.

Pemuda arogan dengan perubahan mood serba cepat membuat Ryeowook enggan berpikir bahwa dirinya akan selamanya berada di sisi Kyuhyun. Tapi perhatian yang terkadang pemuda itu berikan membuat pertahanannya runtuh.

"Aku tau ketampananku pasti membuatmu terkesima."

Kalimat itu seperti suara kaca pecah di telinganya. Ia melamun dan sadar wajahnya pasti terlihat sangat bodoh.

"Aku baru sadar kalau matamu itu besar juga ya." alibi yang sangat baik menurutnya.

Changmin dan supir yang berada di kursi depan ingin sekali tertawa melihat kepolosan si Puteri Mahkota.

"Iya dan cukup besar untuk terus mengawasimu, agar tidak di dekati oleh pria jabrik dengan jaket kebesaran itu." Kyuhyun mendelikan matanya ketika mengingat cara berpakaian Yunho.

.

.

Siaran wawancara kemarin sudah tayang di seluruh penjuru negeri, banyak rakyat yang sudah lega karena faktanya telah terungkap, dan ada juga yang masih belum puas.

Mereka sudah mencoba untuk memperbaiki kesalahan, jadi persoalan pun di anggap selesai. Meskipun mereka tetap mendapat teguran keras dan pengurangan kegiatan di luar istana. Keamanan lebih di perketat.

"Ayo masuk!" titah Kyuhyun yang membuat Ryeowook hanya bisa pasrah melihat pemuda itu kembali mengantarnya ke kampus.

Mereka saling curi pandang. Ryeowook memang tidak pernah melihat Kyuhyun dengan raut wajah bahagia alami seperti ini. Pemuda itu tampak senang dan bersemangat. Ia pun merasa harus mengimbangi suaminya.

"Kau akan mengantarku sampai kelas?" tanya Ryeowook yang masih berharap suaminya tidak nekad.

"Tidak, tenang saja." jawaban itu membuat Ryeowook bernapas lega. "Aku akan mengantarmu sampai di kursimu."

LAGI?! LEBIH PARAH!

"Kau serius?"

Kyuhyun menganggukan kepalanya. Tapi, itu merupakan ide yang cukup bagus. Jadinya ia tidak harus menghadapi Yunho kalau-kalau bocah nekad itu menghampirinya. Ponselnya pun bergentar dan di lihatnya Yoona menanyakan kebenaran ia kembali ke kampus.

"Siapa?" tanya Kyuhyun sinis.

"Yoona."

.

.

Sampai di kampus pengawalan Kyuhyun dan Ryeowook ketat, banyak mahasiswa yang sangat senang melihat dua orang ini berjalan dengan senyuman di koridor. Ryeowook sadar sorak sorai yang di dominasi para gadis itu di tujukan untuk suaminya dan makanya ia merasakan adanya sensasi aneh.

The Palace (Love and Revenge)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang