The Palace (Love and Revenge)

XXXIV (END)

"Jeju?" Tanya Ryeowook ketika mendengar Kyuhyun tiba-tiba mengajaknya pergi liburan setelah mereka melewati persoalan yang berat di istana.

"Kenapa tiba-tiba ingin kesana?"

Kyuhyun tersenyum dan memeluk hangat Ryeowook yang masih dengan mode penasaran. "Aku ingin memperbaiki kenangan kita disana."

.

.

Tanpa basa-basi, ke esokannya, Kyuhyun dan Ryeowook terbang ke Pulau Jeju untuk me-reka ulang bulan madu mereka. Sebenarnya Ryeowook sudah menolaknya, hanya saja sikap Kyuhyun yang merajuk membuatnya lebih tidak tahan.

Pasir putih

Ombak

Angin pantai

Menyambut mereka ketika sudah sampai di vila milik anggota kerajaan. Ryeowook tersenyum lebar ketika pemandangannya tidak lagi hanya seputar kampus dan istana.

Sampai di depan pintu kamar, tiba-tiba Kyuhyun mengelus punggungnya dengan lembut. Sentuhannya sangat seduktif sampai membuat Ryeowook merinding.

"Kau lelah?" Tanya Kyuhyun yang sekarang memeluk Ryeowook dari belakang. Ia menghirup ceruk leher jenjang gadis itu sembari memejamkan mata.

Akhirnya, tanpa menunggu jawaban dari Ryeowook, Kyuhyun mendorong tubuh gadis itu dan menindihnya diatas sebuah ranjang berukuran besar nan empuk.

"Aku sangat merindukanmu." Bisik Kyuhyun.

Tangannya terus menggoda Ryeowook dengan sentuhan jahilnya. Membuat gadis itu menggelinjang geli dalam tindihannya. Well, sepertinya Kyuhyun tidak ingin beristirahat setelah penerbangan singkat menuju ke pulau indah ini.

"Jadi, kau akan memaksaku Putera Mahkota?" Sahut Ryeowook yang memancing senyuman semanis iblis khas Suaminya.

"Aku akan melakukannya."

.

.

Yesung duduk tenang di kursinya sembari menunggu ayahnya yang berseragam tahanan menempati kursi di seberangnya.

Tak lama sipir yang bertugas pun datang. Ayahnya berjalan dengan langkah tegap seperti biasa meskipun tangannya terborgol. Hal itu tidak membuat pria paruh baya itu menunduk. Matanya menatap tajam anak semata wayangnya yang ia rasa sudah mengecewakannya.

"Mau apa kau?!" Tanya pria itu.

"Menjenguk. Ah bukan, aku hanya ingin memastikan kau telah menyesali semua hal yang telah kau perbuat." Yesung memandangi wajah ayahnya yang kusut dan berpenampilan tidak klimis. "Tapi, sepertinya aku sudah mendapat jawabannya."

"Kau yang membuatku mendekam disini. Dasar anak tidak tau terima kasih!" Bentak Soohyun dengan tangan yang di hentakan ke meja, membuat suara gemericik dari borgol terdengar cukup jelas.

"Hal apa yang harus aku syukuri darimu, ayah? Kau telah membuatku kehilangan segalanya."

"Jika kau diam, maka saat ini kau sudah menjadi Raja!"

"Sudah ku katakan jutaan kali, tahta itu bukan milikku! Aku sama sekali tidak menginginkannya. Ayah tidak merasakan penderitaanku dulu ketika berada di kursi Putera Mahkota, di tempat yang jelas-jelas milik adik sepupuku sendiri! Kau tidak berhenti menyakiti orang lain setelah berkhianat dari ibu!" Sudut matanya berkedut ketika ia begitu jengkel dengan reaksi ayahnya yang tidak mau mengakui semua perbuatan jahatnya selama ini.

"Tidak ada gunanya bicara denganmu. Terserah kau merasa menyesal memiliki anak kurang ajar sepertiku atau tidak. Aku tidak peduli." Yesung bangkit berdiri dan melangkah pergi meninggalkan ayahnya yang masih duduk terdiam.