XVIII

352 33 2
                                    




Satu bulan Ryeowook berkuliah, ia tampak sudah terbiasa dengan tatapan orang-orang di sekitarnya, mereka yang berbisik, ataupun mengajaknya berfoto bersama. Tak sedikit juga yang mendekatinya hanya untuk konten media sosial. Sejauh ini memang Yoona-lah yang menjadi teman sepemikirannya. Sering kali juga gadis itu bertingkah konyol sampai Ryeowook tertawa geli. Sekarang mereka sedang menghabiskan waktu di cafetaria dengan meminum jus buah.

"Menikah di usia yang muda, pasti memiliki sensasi tersendiri bukan? Maksudku, kau mendapatkan kesempatan yang baik karena bisa memiliki semua itu." kata Yoona. Ryeowook tersenyum lalu menaikkan bahunya, ia menghabiskan sisa jusnya dalam satu tarikan napas.

"Kau harus merasakannya sebelum mengatakan hal itu." balasnya.

Kemudian tatapan Yoona menunjuk pada seorang pemuda tinggi nan kekar yang sedang berdiri di depan mesin penjual minuman otomatis sembari tersenyum.

"Kau menyukainya?"

Yoona menjawab dengan anggukan semangat. "Namanya Taecyeon. Dia jurusan management bisnis. Sebenarnya dulu kami satu SMA. Tapi, ia pernah menolak surat cintaku."

Ryeowook melotot tak terima. Tentu saja karena sosok Yoona bukanlah gadis yang buruk rupa atau pun aneh. Tidak pantas untuk di tolak. "Apa dia mengatakan alasannya?"

"Katanya dia menyukai gadis yang lebih tua darinya." Yoona mulai memberikan tatapan memelas. Ryeowook menepuk pundak gadis itu untuk memberikan simpati.

"Kau memang tidak pantas untuknya. Sudahlah ayo pulang, mereka juga pasti sudah menungguku."

Yoona berjalan bersama Ryeowook menuju halaman kampus, si Puteri Mahkota sudah terlihat tidak bersemangat ketika harus kembali ke istana yang sepi baginya. Di depan mobil sudah ada Siwon, Kepala Pengawal. Tiba-tiba Yoona menghentikan langkahnya, hal itu mengejutkan Ryeowook yang juga melakukan hal serupa. "Ada apa?!" seru Ryeowook.

"Itu siapa?" bisik Yoona.

"Kepala Pengawal, namanya Choi Si Won." jawab Ryeowook. Gadis ini kemudian tersenyum jahil dan mengerti gelagat temannya sekarang. "Nanti aku akan menanyakan padanya, apakah dia single atau tidak. Sekarang aku benar-benar harus pergi, sampai jumpa besok."

Mereka saling melambaikan tangan. Yoona tersenyum manis ketika bertemu pandang dengan Siwon. Namun, pria itu mengacuhkannya dan langsung masuk ke dalam mobil.

* * *

Kyuhyun sedang dalam perjalanan pulang, kunjungan ke pinggir kota membuat ia lelah dan mengantuk. Kyuhyun memejamkan matanya sejenak, di hari yang melelahkan seperti ini, wine adalah pasangan yang cocok. Tapi, dimana ia bisa minum wine di luar istana? Menyadari tak bisa melakukan kebiasaannya, Kyuhyun hanya menghela napasnya.

"Besok jadwalnya mulai jam berapa?"

"Setelah jam makan siang Yang Mulia."

Kyuhyun terlihat cukup senang, karena bisa beristirahat lebih lama dari hari-hari biasanya. Ia kemudian mengingat jadwal Ryeowook, "Bagaimana dengan Puteri Mahkota?"

"Beliau ada jadwal kuliah pagi di jam sepuluh, Yang Mulia."

* * *

Kyuhyun merebahkan dirinya di atas kasur, saking lelahnya, ia belum sempat berganti pakaian. Cuaca tadi cukup terik dan ia harus berdiri sembari tersenyum selama berjam-jam. Kesunyiannya terusik oleh seseorang yang masuk ke dalam kamar.
Pemuda itu tetap memejamkan matanya, karena ia tau yang baru saja masuk pasti istrinya.

"Hari masih siang dan kau sudah pulang. Tumben sekali." kata Ryeowook.

"Mereka memulai lebih awal. Jadi, aku bisa cepat pulang. Kenapa kau tidak suka?" Kyuhyun sedikit melirik Ryeowook yang masih mondar mandir menaruh barang-barangnya.

The Palace (Love and Revenge)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang