"Ingat padaku?"
Ryeowook mengeryitkan dahinya dan mencoba untuk mengingat apakah ia mengenal seorang pria bersurai mahogani ikal, dengan tinggi sekitar 183 cm, bermata bulat dan bibir yang lebar. Rasanya tidak. Tapi, saat pria itu menyibakkan poni, terlihat sebuah plester yang membuat Ryeowook terfokus pada setiap detail wajah pria itu. Ah, si orang asing yang mabuk kemarin.
Ryeowook merasa tidak nyaman dengan kedatangan orang yang bahkan membawa pasukan macam gangster. Akhirnya ia memilih untuk akting pura-pura tidak kenal. "Ah, rasanya tidak." jawab Ryeowook mantap.
Pria itu kembali mendekat dan membuat Ryeowook terpaksa sedikit mundur. "Pasti aku kelihatan berbeda, aku pemuda yang kau tolong kemarin." kata pria itu lalu menyeringai.
Ryeowook lalu tertawa dan menggangguk. Ia semakin yakin kalau pria ini adalah gangster.
"Oh iya iya. Maaf ya ingatanku ini agak buruk. Lalu, apa yang membuatmu kembali kesini?"
Ryeowook menahan degub jantungnya yang tidak karuan, dalam hati ia terus berdoa agar mendapat perlindungan, takut kalau di hadapannya ini adalah benar orang jahat.
"Aku hanya ingin berterima kasih." Ryeowook melihat ke sekeliling lobby apartement yang sepi senyap. Ia tau ini hampir tengah malam, tapi sebelumnya tidak pernah sampai sepi seperti ini. Lalu, pandangannya berakhir ke mata pria itu.
"Apa kau sedang mencari sesuatu?" Pria itu menyadari gelagat gadis di hadapannya. Dengan cepat Ryeowook menggelengkan kepala. "Baiklah, kalau begitu katakan apa yang kau inginkan? Uang? Mobil? Apartement di kawasan Gangnam? Operasi Plastik? Ah, rasanya yang terakhir tidak perlu."
Ryeowook memasang wajah tidak percaya pada pria di hadapannya. Wajahnya seketika berubah jutek, ia merasa di rendahkan. Masa bodoh ia sedang berurusan dengan konglomerat atau gangster sekalipun. Gadis itu bertolak pinggang dan mendekati pria itu, hingga jarak mereka sangat dekat.
"Hei Tuan, pada saat itu aku menolongmu dengan ikhlas. Tidak mengharapkan apapun. Sama sekali tidak. Berterima kasih saja sudah cukup! Tidak perlu menawarkan ini itu hanya untuk merendahkanku. Kau pikir aku ini wanita murahan?!" Ryeowook berteriak-teriak dalam setiap kalimatnya, sementara pria itu merasa kebisingan sampai sempat memegang salah satu telinganya.
"Aku tidak ingin apapun! Apapun!!!!!"
Kemudian Ryeowook dapat melihat beberapa orang di belakang pria itu mendekatinya, namun, terhenti karena orang yang di teriakinya mengangkat tangan kanan.
"Kurasa kau tidak bisa memahami niat baikku. Belum ada gadis yang menerima hadiah sebanyak yang aku tawarkan. Apa kau terlalu malu untuk mengatakannya disini? Baiklah aku bisa ikut ke atas dan kau bisa mengatakannya di apartementmu." kata pria itu masih dengan sikap tenangnya.
Ryeowook melotot dan bersiap untuk kembali bicara namun kembali di selak pria itu.
"Lihatlah tempat ini, terutama di dalam apartementmu. Banyak yang harus di ganti, pakaianmu juga. Pulang pergi kerja dengan bus, pasti sangat melelahkan. Makanya kau butuh kendaraan. Keamanan disini juga sepertinya kurang, saat datang aku melihat petugas keamanan yang tidur di posnya. Kau juga terlihat mengabaikan perawatan tubuh. Sudahlah, terima saja."
PLAK!!!!
Semua orang yang berada di lobby kala itu terperangah.
Sebuah tamparan keras mendarat di wajah pria itu. Ryeowook dengan napas yang masih memburu terus berusaha meredam emosinya, tapi, ia rasa orang itu sudah kelewat batas. Menghina kehidupan sederhana seseorang merupakan tindakan pengecut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Palace (Love and Revenge)
RomansCho Kyu Hyun merupakan seorang Putera Mahkota dari negeri Korea Selatan yang seperti memakai topeng. Di hadapan banyak orang ia sangat ramah, rendah hati, serta tidak sombong. Berbanding terbalik dengan sifat aslinya. Sedangkan Kim Ryeo Wook adalah...