(5) Taman Kururampam.

52 15 4
                                    


"Dami! Jalan-jalan yuk."

"Enggak mau males. Sekarang tuh minggu, waktunya buat rebahan," jelas Dami yang tak mau beranjak dari ranjang empuknya.

Beberapa menit setelah itu, bunda menghampiri Dami yang masih setia dengan selimutnya. Bunda menyibak selimut itu, dan membuat Dami terusik.

"Ya ampuuun! Anak gadis jam segini belum bangun. Ayo bangun, bangun!" tegas bunda sambil memukul-mukul pantat Dami.

Brownies tertawa di atas lemari sambil memegangi perutnya. Receh banget emang mahkluk yang satu itu.

"Ketawa aja terus Brow!!" teriak Dami setengah sadar.

"Heh malah ngigau. Bangun cepet beliin bunda minyak, gula, tepung terigu, sama bawang putih!"

Sekarang mata Dami terbuka sepenuhnya.
"Lagi enak tidur ini buuuunnnn," kata Dami manja.

"Inget ya, tepung terigunya yang ada gambar hello kittynya. Nih uang nya bunda taro di nakas."

"Hah? Emang ada tepung terigu gambar hello kitty?" gumam gadis itu.

Setelah sang bunda pergi, Dami melemparkan bantal ke arah Brownies. Dengan cepat Brownies menghindar. Memang selalu seperti itu.

Dami melangkah ke kamar mandi. Bukan untuk mandi, tapi hanya membasuh wajah dan menggosok gigi. Setelahnya Dami turun ke bawah dan izin dulu pada bunda untuk membeli tepung terigu, gula, minyak, dan bawang putih di warung ceu Popon.

"Ngapain ngikutin?" tanya Dami kepada Brownies yang sedari tadi memang mengekorinya.

"Ya mau ikut jalan-jalan lah."

Dami tidak menggubris perkataan Brownies. Gadis itu melangkah malas ke arah bagasi untuk mengambil sepedanya. Kenapa tidak menggunakan motor? Karena warungnya tak terlalu jauh, sekalian olahraga.

"Beneran mau pake sepeda?" tanya Brownies.

"I--"

"YEAY ASIK! AKHIRNYA NAIK SEPEDA!" seru Brownies sambil jingkrak-jingkrak.

"--ya."

"Aku yang bonceng ya, Dami."

Dami melotot dan hendak menggeplak kepala Brownies.
"Ya nanti keliatannya kaya aku penganut ilmu hitam. Bisa jalanin sepeda tanpa mengayuh. Dasar mahkluk bego!"

Brownies mengerucutkan bibirnya.
"Iya iya maaf."

Dami brigidig ngeri.
"Idihh jijaayyy!"

...

Dami mengayuh sepedanya pelan. Menikmati sejuknya angin pagi. Membonceng Brownies seperti membonceng angin. Tidak terasa apapun kecuali tangan dingin yang melingkar di pinggang gadis tersebut.
Haduh! Makhluk yang satu ini lancar banget ya modusnya.

Di perjalanan Dami tak henti-hentinya mengucapkan apa saja yang harus di belinya di warung ceu Popon.

"Minyak goreng, tepung terigu, gula, bawang putih."

"Gula, Minyak goreng, tepung terigu, bawang putih."

"Tepung terigu yang ada gambar hello kittynya, gula, bawang putih, eummm sama apa lagi ya?"

"Minyak goreng Dami! Minyak goreng!" ucap Brownies sedikit kesal.

"Eh iya ya."

Selesai dari warung ceu Popon, Dami memutuskan untuk muter-muter sebentar. Melewati jalan yang sudah 1 tahun belakangan ini tak pernah ia lewati. Dami memang jarang sekali mengelilingi kampungnya. Alasannya hanya ada dua, malas dan malu.

Makhluk aneh [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang