(7) Rumit.

38 8 4
                                    

"Mau kamu apa sih Brow?!" ucap Black forest dengan nada tinggi.

"Apa yang kamu lakuin ini semuanya udah gak bener. Makhluk kaya kita ini nggak boleh terlalu dekat sama manusia. Kami gak mau ada Madeleines kedua. Cukup dia aja yang hilang, jangan kamu," Lamington berusaha menahan air mata yang ada di pelupuk matanya. Kesedihan yang sudah tenggelam, kini naik kembali ke permukaan yang membuat dadanya sesak.

50 tahun yang lalu, mereka bertujuh sebelum Madeleines menghilang. Madeleines adalah yang tertua di antara mereka. Dia adalah ketua kelompok mereka. Madeleines sangat baik dan pintar. Dia menjadi sosok kakak bagi Brownies dan kawan-kawan.

Madeleines selalu menasihati mereka agar tidak memiliki hubungan yang erat dengan manusia. Berkomunikasi apalagi bersentuhan adalah hal yang tidak boleh dilakukan. Waktu itu Madeleines lalai. Ia mencintai satu wanita yang tak sengaja ia temui.

Nyatanya Madeleines si bijak kalah dengan cinta. Ia menjadi mahkluk paling bodoh karena mengingkari sendiri kalimatnya yang tidak boleh berdekatan dengan manusia.

Brownies dan yang lainnya tidak mengetahui kalau Madeleines memiliki hubungan dengan seorang wanita, karena Madeleines sangat pintar menutupi rahasianya.

Semakin hari tubuh Madeleines semakin pucat, lemas, dan dingin. Mereka curiga bukan main. Chaja menyarankan untuk mengikuti Madeleines kemanapun ia pergi.

Sore itu mereka mengetahui fakta tentang Madeleines. Kerongkongan mereka tercekat ketika melihat tubuh Madeleines yang perlahan memudar di pelukan seorang wanita. Madeleines menghilang tepat ketika matahari tenggelam. Mereka semua menangis mengetahui kalau Madeleines tidak akan pernah kembali lagi.

Mulai dari situlah mereka berjanji agar tidak berdekatan dengan manusia.

"Aku udah gak habis pikir sama cara kerja otak kamu. Kami kira selama ini hubungan kalian hanya sebatas saling berbicara, nggak lebih dari itu. Tapi tadi kami lihat sendiri kalau kamu memegang pundak Dami. Kamu membiarkan tubuh kamu melemah," Black forest berbicara kembali.

Brownies menundukan kepalanya dalam-dalam.
"Aku sayang sama Dami--"

"Dulu kak Madeleines juga gitu. Dia cinta sama manusia dan berakhir dengan apa? Dia menghilang. Apa kak Brownies juga mau lihat kami bersedih kembali?" Tisu mengusap air mata yang sudah membasahi pipinya. Hatinya sungguh sakit melihat semua ini. Ia sangat benci dengan pertengkaran.

"Aku gak bermaksud gitu. Aku minta maaf."

"Manusia itu nggak baik untuk kita Brownies. Aku tahu manusia itu banyak yang baik seperti Dami. Tapi tetep aja kalau kita dekat dengan mereka apalagi bersentuhan dengan tubuh mereka, kita akan hilang dan mati," ucap Lamington.

Chaja menghela napas panjang. Matanya menatap lurus ke arah Brownies.
"Aku tadi nemuin bunga dari taman Kururampam di kamar Dami."

"APA?!"

Teman-teman Brownies terkejut bukan main. Taman Kururampam adalah taman khusus untuk makhluk seperti mereka. Disana mereka lahir dan tumbuh, disana mereka membuka mata, disana mereka bernapas. Tidak ada yang boleh menginjakan kaki di taman Kururampam kecuali makhluk seperti mereka.

"KAKAK GILA?!" teriak yang termuda. Ia mendekat ke arah Brownies, berusaha mencengkram tubuh lelaki itu. Namun Tisu berhasil menahannya.

Brownies menatap Pavlova kaget. Ia tak pernah melihat Pavlova marah seperti ini, apalagi berucap kata kasar. Akhirnya Brownies menangis sambil tertunduk. Merasa menyesal.

"Kamu harus nya gak lakuin ini. Kami bener-bener kecewa. Gimana kalau adik-adik kita yang akan lahir nantinya menghilang?! Apa kamu mau kita semua musnah?! BROWNIES JAWAB!" teriak Chaja sambil melayangkan satu bogeman mentah untuk Brownies.

Brownies terlempar jauh karena ulah Chaja. Ia tersenyum miris.

"Kita ini memang hidup di antara manusia, kita hidup di antara celah dinding rumah mereka, kita juga terkadang membantu mereka. Tapi kamu jangan seenaknya Brownies! Kamu bawa Dami ke taman Kururampam bisa bikin kita musnah!" Black forest tak dapat menahan emosinya lagi. Ia memijat pangkal hidungnya dan menutup matanya meredam emosi.

"Kami udah lalai jaga kamu, Brow," ucap Lamington sambil memberikan tatapan sendunya.

"Kami sayang sama kakak. Untuk itu, jauhi Dami," ucap Tisu mengakhiri semuanya.

Hati Brownies sakit melihat semua ini. Ia salah. Ia telah membuat teman-temannya sedih dan ia juga telah membuat kelompoknya dalam bahaya. Tapi kalau untuk meninggalkan Dami, rasanya itu sangat sulit. Ia sudah jatuh kedalaman lubang cinta yang mematikan. Rasanya sangat sesak.

"Maafin aku. Aku bener-bener minta maaf. Aku akan jauhin Dami," ucap Brownies dengan air mata sudah membasahi pipinya.

Pavlova berlari dan memeluk Brownies dengan erat, disusul oleh yang lainnya. Mereka berpelukan layaknya teletubbies.

"Maafin kami juga yang udah bentak kamu. Kami nggak bermaksud kaya gitu sama kamu. Kami cuman takut kehilangan lagi," kata Chaja dengan nada bersalah.

'Sedekat apa kamu dengan Dami?' batin Lamington saat merasakan kalau tubuh Brownies sangat dingin.




***

Hello semuanya!
Apa kabar?
Jangan lupa vote dan komen yaa.

Makhluk aneh [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang