(11) Perpisahan.

20 6 4
                                        


Tiba-tiba ada suara asing yang memanggil namanya.
"Hello Dami."

Dami menatap ke arah Brownies. Jelas itu bukan suara Brownies. Brownies punya suara yang lembut khas laki-laki. Namun suara yang memanggil namanya seperti suara anak kecil perempuan.

"Hey Dami, aku disini!"

"Hah? Jadi kamu ikan?!" Tanya Dami kaget.

"Mana saya tau, saya kan ikan," ucap ikan itu.

Dami menatapnya bingung. Lalu ikan itu tertawa.

Ikan berwarna merah muda itu menggeliat semangat hingga air kolam mengenai tubuh Dami dan Brownies.
"Iya aku ikan."

"Kaya di film film ya, bisa ngomong sama binatang. Brownies emang hebat!" Seru Dami memberi jempol pada Brownies yang wajahnya sudah memerah karena malu.

"Ciee malu ciee," goda Dami membalas Brownies.

Brownies cemberut karena Dami menggodanya. Namun di hatinya yang paling dalam, ia sangat senang sampai ingin terbang tinggi.

"Aduh kalian cocok banget sih, eh ups."

"Dih apaan sok tau banget kamu ikan. Tau gak, Brownies tuh amat teramat sangat jail. Kamu kalau berteman sama dia pasti gak akan kuat deh."

"Tapi kok kamu kuat berteman sama Brownies sampai sekarang? Berarti aku juga kuat berteman sama Brownies. Lagian Brownies juga ganteng, aku suka," ucap ikan itu genit.

"Dih masih kecil juga ngomongnya udah ganteng ganteng," ucap Dami sedikit kesal.

"Aku ini bukan anak kecil. Aku udah dewasa tau."

"Suara kamu tuh jelas-jelas kaya anak kecil. Gausah bohong deh."

"Aku udah dewasa! Lebih lama hidup daripada kamu! Dan aku lebih lama kenal sama Brownies."

"Aku lebih deket sama Brownies," ucap Dami tak mau kalah.

Brownies tersenyum malu merasa dirinya diperebutkan.
"Ciee ada yang cemburu nih," ledeknya.

Dami langsung menatap Brownies dengan tatapan mengancam.
"Siapa yang cemburu?! Aku?! Dih sorry ya."

"Pfftt, siapa yang bilang kamu? Ah Dami beneran cemburu yaaaaaaaa?"

Dami melotot, lalu menyembunyikan wajahnya yang merah karena malu.
"Y-ya kan di sini ada aku doang, jadi aku pikir yang kamu maksud itu aku. Udah ah gak tau!"

Tak mau berlama-lama ada didekat Brownies, akhirnya gadis itu lebih memilih untuk berlari menghindari Brownies.

"Wey mau kemana?!" Teriak Brownies sambil mengejar Dami.

Setelah Brownies meminta maaf dengan memberikan sebuah gelang berwarna biru langit, akhirnya Dami dapat memaafkannya juga. Lagian Dami tidak bersungguh-sungguh marah pada Brownies, ia hanya malu saja berada di dekat Brownies.

Merekapun menyisir seluruh pasar malam ajaib ini. Mereka mencoba berbagai macam permainan menyenangkan dan banyak makanan yang sudah Dami coba, hmmm rasanya enak sekali. Karena pasar malam yang sangat luas seolah tidak ada ujungnya, Dami jadi tidak bisa memainkan banyak permainan karena kelelahan.

Brownies membawa Dami ke sebuah taman yang masih berada di pasar malam itu dengan menggunakan sepeda hias yang sungguh cantik. Dami tertawa riang sambil berteriak bahwa hari ini ia sangat bahagia. Dami lupa kalau semuanya ini sangat tidak logis, tapi apa peduli? Selagi ia dapat bersenang-senang dengan Brownies, apapun tak ia pedulikan.

Brownies yang ada di depan Dami tersenyum sambil menitikkan air mata yang dengan ajaib dapat menyerap kembali kedalam pori-pori kulit wajahnya.

Brownies telah menyiapkan tikar besar dan berbagi macam makanan yang telah dihias sedemikian rupa.

Makhluk aneh [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang