Chapter. 8

10.4K 1.3K 85
                                    

Sweet Annoyane

.
.
.

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Story by : caley_23

Pairing: Sasusaku

Bagian : 8

Genre : Romance, Friendship, Schoollife

Rate : Mature for some reason (No lemon)

.
.
ENJOY!

"Apa yang kalian lakukan?!"

Sakura dan Sasuke menatap terkejut Mikoto yang sedang berdiri di depan pintu. Sakura langsung bangun dari posisinya yang menindih tubuh Sasuke dan berdiri dengan wajah memerah karena malu.

"Kenapa ibu ke sini?" Sasuke ikut berdiri, ia membenarkan jubah mandinya yang sedikit berantakan, dan menatap ibunya dengan datar.

Mikoto menaikan alis karena putranya yang bukannya menjawab pertanyaannya, malah balik bertanya padanya. "Jawab dulu pertanyaan ibu, Sasuke."

"Hn."

"Jadi, apa yang sedang ibu lihat ini Sasuke? Siapa dia?" Mikoto beralih menatap Sakura yang sedang menundukkan kepalanya.

"Angkat kepalamu, nak," titah Mikoto lembut pada Sakura, tidak ingin membuat gadis itu takut padanya.

Sakura mengangkat kepalanya dengan ragu-ragu dan menatap Mikoto dengan gugup.

Mikoto yang sudah melihat wajah Sakura, melebarkan matanya mengetahui siapa gadis yang berdiri di samping putranya itu.

"Sakura?" Ekspresi Mikoto yang tadinya datar seketika berubah senang dan antusias, ia menatap girang gadis di depannya.

Sasuke dan Sakura saling bertapapan dengan bingung.

"Oh, Bibi merindukanmu!" Mikoto menaruh nampan makanan pada meja nakas Sasuke, lalu berjalan dengan cepat menghampiri Sakura dan memeluknya erat.

"Kau bertambah cantik. Berapa umurmu sekarang, Sayang?" tanya Mikoto menyentuh pipi Sakura lembut.

"16 tahun," jawab Sakura masih dengan wajahnya yang tidak mengerti.

"Ibu mengenalnya?" tanya Sasuke dengan sebelah alis yang terangkat.

"Tentu saja! Dia adalah putri dari sahabat ibu," jawab Mikoto sambil menatap senang ke arah Sakura yang akhirnya mengerti kenapa Mikoto mengenalnya.

"Bagaimana keadaan ibumu, Sayang?"

"Ibu baik." Sakura menjawab pertanyaan Mikoto dengan ramah.

"Bagaimana dengan kedua kakakmu?"

"Mereka juga baik."

Mikoto tersenyum, ia lalu menolehlan kepalanya, menatap putranya yang sejak tadi hanya diam. "Kalau boleh tahu, apa hubungan kalian berdua?"

"Tidak ada," jawab Sasuke datar.

Dahi Mikoto mengerut. "Benarkah? Lalu apa yang ibu lihat tadi?"

"Itu hanya kecelakaan," jelas Sakura dengan sopan dan wajah yang terlihat malu karena kejadian tidak disengaha tadi.

Wajah Mikoto terlihat kecewa mendengar jawaban dari mereka berdua. Sepertinya apa yang ia lihat tadi tidak seperti apa yang dibayangkannya.

"Sayang sekali...."

Sakura tersenyum gugup, tidak tahu harus bersikap apa mendengar desahan kecewa wanita cantik di depannya.

"Kalau begitu, mumpung di sini, kau harus ikut makan malam dengan kami!" seru Mikoto semangat, seolah-olah melupakan kekecewaannya tadi. Jika memang mereka tidak ada hubungan apa-apa, ibu cantik ini harus membuatnya jadi ada apa-apa!

Sakura membuka mulutnya akan menolak permintaan Mikoto. "Tapi-"

"Tidak ada tapi, bibi akan segera menyiapkan makan malamnya!" Mikoto memotong ucapan Sakura yang akan menolaknya dan pergi dari situ setelah mencium kedua pipi Sakura dengan gemas.

Sakura menghela napasnya setelah kepergian Mikoto. Kalau begini ia tidak bisa menolak permintaan dari ibu Sasuke. Matanya lalu mendelik ke arah Sasuke yang terlihat santai-santai saja, seolah-olah baru saja tidak membuat seseorang masuk ke dalam posisi sulit.

"Ini semua salahmu!"

Sasuke mengernyit, tidak mengerti kenapa Sakura tiba-tiba menuduhnya. "Kenapa ini jadi salahku?"

"Kalau kau membiarkanku pulang tadi, ini semua tidak akan terjadi!"

Sasuke mendengus. "Aku sudah membiarkanmu pulang tadi, tapi, kau malah menabrak dan menciumku."

Wajah Sakura semakin memerah mengingat itu. "Itu juga tidak akan terjadi kalau kau membawaku ke sini!"

Sasuke menghela napas, percuma saja ia melawan perkataan gadis itu kalau ujung-ujungnya tetap dia yang salah. Sepertinya istilah cowok selalu salah, berlaku untuknya saat ini.

Sakura mendudukan dirinya di kasur Sasuke, dan menutup wajah dengan kedua tangannya. "Ah, aku ingin pulang...."

Sasuke melirik Sakura yang sedang merengek dengan datar. "Kau akan segera pulang setelah makan malam."

Sakura mendongak dan menatap tajam Sasuke."Tapi, aku tidak mau makan malam!"

"Hanya makan malam sebentar, apa salahnya?"

"Tentu saja salah! Aku tidak bisa menemui keluargamu dalam keadaan belum mandi seperti ini!" Sakura menatap jijik tubuhnya yang berkeringat dan masih memakai seragam cheers.

Sasuke mendesah. "Kalau begitu, mandi saja di sini."

Sakura mengerucutkan bibirnya. "Tapi aku tidak membawa baju."

"Aku akan menyuruh pelayan membelikanmu baju."

Mata Sakura menyipit. "Kenapa harus pelayan? Kenapa bukan kau saja?"

"Apa gunanya pelayan kalau begitu?"

Sakura melipat kedua tangannya di depan dada. "Kau yang salah, kau juga yang harus bertanggung jawab! Jangan sedikit-sedikit menyuruh pelayanmu, dasar anak manja!"

Dahi Sasuke berkedut kesal mendengar perkataan Sakura. Tapi kemudian ia menghela napasnya, mencoba sabar sebelum keributan di antara mereka berdua kembali terjadi.

"Baiklah, aku yang akan membelikanmu baju," ujar Sasuke pada akhirnya membuat Sakura tersenyum puas mendengarnya.

"Kalau begitu aku akan mandi." Sakura berdiri dari kasur Sasuke. "Di mana handukku?"

"Ada handuk baru di lema- ambil sendiri!" perintah Sasuke tajam melihat tanda-tanda Sakura yang akan menyuruhnya lagi.

Sakura mendengus, dengan ogah-ogahan dia berjalan ke arah lemari besar Sasuke dan mengambil handuk barunya.

Sakura lalu langsung pergi ke kamar mandi yang berada di dalam kamar pria itu. Tapi, sebelum ia masuk ke dalam kamar mandi, ia mengatakan sesuatu yang membuat mata Sasuke melotot mendengarnya.

"Oh, jangan lupa belikan pakaian dalamku juga!" seru Sakura santai, dan langsung masuk ke dalam ke kamar mandi, tidak memperdulikan reaksi Sasuke setelahnya.

Sasuke menatap tidak percaya ke arah pintu kamar mandi, tempat di mana perempuan itu mandi dengan santainya seolah-olah baru saja tidak mengatakan hal yang membuat orang syok. Bagaimana bisa seorang gadis meminta seorang pria seperti dirinya untuk membelikan pakaian dalam?

Sasuke mengusap wajahnya dan mendesah panjang. Dirinya tidak menyangka, gadis yang marah dan menangis setelah ia cium waktu itu, kini malah menyuruhnya membeli sesuatu yang vulgar seperti pakaian dalam.

Yah, sepertinya gadis itu tidak sepolos yang ia kira.

"Jangan lupa beli yang berwarna merah muda ya, Sasuke!"

Dasar gadis gila!

....
TBC

Sweet Annoyance | SasuSaku ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang