Bab 13. Terjebak

454 78 16
                                    

Bab 13| Terjebak

"Duniaku kini berubah
Kamu membuatku berjalan tak berarah." -Gaksan Adelio.

SILAHKAN VOTE DAN JANGAN LUPA KOMENNYA

****

Hari ini Gaksan diskors. Nada duduk sendirian sambil menoleh ke samping di bangku Gaksan yang kosong. Jam istirahat ini Nada gunakan untuk membaca novel seperti biasanya. Membaca adalah hobi Nada yang sudah ia tekuni sejak SD. Bahkan saat ini Nada bercita-cita sebagai penulis. Nada terkesiap saat ponselnya berbunyi. Perempuan itu mengecek ponselnya yang ada di atas meja.

Gaksan
Pulang sekolah ke rumah gue nanti gue shareloc.

Nada terdiam sebentar. Sejak hari pertama bolos mereka memang sudah saling tukar nomor telepon. Namun baru kali ini Gaksan mengirim pesan padanya dan itu berisi pesan agar Nada pulang ke rumah cowok itu. Nada memandang aneh tapi kemudian membalasnya setuju.

"Dapet chat dari siapa?" tegur Dini duduk di sebelah Nada.

"Oh! Eh, ini... anu," gugup Nada menggaruk kepalanya. Kaget akan kedatangan Dini.

"Siapa?" tanya Dini.

"Emmm... Gaksan," jawab Nada ragu. Nada kemudian meringis melihat Dini melebarkan matanya dengan sempurna.

"Gaksan?" ulang Dini tak percaya.

Nada mengangguk pelan berulang kali untuk meyakinkan Dini yang tampaknya masih tidak percaya padanya. Berdekatan dengan Gaksan seperti sesuatu yang salah di mata Dini. Nada tidak mengerti meski Nada hanya ingin mengenal Gaksan sebagai teman.

"Jangan terlalu deket sama Gaksan," ucap Dini mengingatkan.

"Kenapa emang?" tanya Nada refleks.

"Jangan aja, Gaksan itu udah punya pacar. Entar kalo ada apa-apa malah lo lagi yang kena," kata Dini peduli. "Oh! ya, tadi di depan kelas ada yang nyariin lo anak cowok. Gue lupa siapa namanya soalnya dia anak IPA. Aduh siapa sih namanya, beneran lupa gue." Dini berusaha mengingat-ingat.

"Siapa?" tanya Nada menunggu.

"Lupa."

"Namanya Lupa? Ternyata di Teladan namanya unik-unik ya," ujar Nada membuat Dini melotot. Nada cengengesan menyadari ucapannya tidak serius.

"Bukan ih! Cowok, tadi dia nyariin nama lo," kata Dini berusaha mengingat.

"Hah! Seriusan dia tau nama gue? Anak IPA siapa? Yuda? Soalnya kemaren anak itu nabrak gue dan mau nganterin gue pulang." Nada ikut mengingat siapa yang dimaksud Dini. Mungkin saja dia memang kenal.

"Bukan Yuda gue lupa namanya, anak basket pokoknya."

"WOI NAD!" sapa Genta masuk kelas diikuti Yosa dari belakang. Mereka habis dari kantin. Kemunculan mereka berdua membuat Nada dan Dini diam sejenak dan memperhatikannya. Yosa memberi Nada sebotol air dan makanan ringan membuat Nada mengerutkan keningnya.

"Buat gue?" tanya Nada bingung.

"Iya, tadinya gue beliin buat Gaksan tapi gue lupa kalo hari ini Gaksan lagi diskors. Makanya gue kasih buat lo aja sebagai tanda pertemanan," jawab Yosa nyengir. Nada mengangguk saja dan menerimanya.

"Gue nggak?" protes Dini menunjuk dirinya.

"Yang barusan ngomong siapa, Ta?" tanya Yosa kepada Genta.

"Nggak tau, nggak ada wujudnya," jawab Genta sama usilnya.

"Sialan lo berdua," kesal Dini.

"Oh iya Ta, lo tau nggak kenapa kemarin Gaksan sama Yuda bisa berantem? Serius gue nanya, soalnya gue nggak tau. Pas di lokasi mereka udah berantem aja, tapi gue juga nggak tau apa penyebabnya mereka berantem." tanya Nada ingin tau.

Lost Interest (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang