Bab 12. Tak Sama

449 79 13
                                    

Bab 12| Tak Sama

"Sementara aku hanya bisa memperhatikanmu dari kejauhan. Terkadang memang ada beberapa hal yang tidak perlu kamu tau—" Nada Attalalia.

VOTE DAN KOMEN

***

Kata siapa ruang BK adalah neraka bagi semua murid? Nyatanya Gaksan bisa duduk santai menikmati wangi lavender yang menguar di udara. Gaksan masih menunggu orang tuanya hadir meski Gaksan yakini tidak ada yang hadir untuknya.

"Saya nggak bisa langsung balik ke kelas Bu? Udah hampir sejam pelajaran saya nunggu," kata Gaksan mulai jengah.

"Sebentar Gaksan, orang tua Yuda sudah kemari. Kamu tunggu sebentar ya biar masalahnya cepat selesai," ucap Bu Santi selaku guru BK.

Gaksan diam. Tak lama kemudian Yuda datang bersama orangtuanya. Cowok itu baru saja selesai diobati di UKS. Mereka masuk ruangan lalu duduk di sebelah Gaksan membuat Gaksan menggeser duduknya ke samping kiri.

"Orang tua kamu mana?" tanya pak Anas kepada Gaksan.

Bersamaan dengan itu seseorang datang mengetuk daun pintu. Semua orang yang ada di dalam tertuju ke arahnya. Gaksan mengeraskan rahangnya melihat siapa yang datang.

"Ngapain lo ke sini?!" sembur Gaksan tidak suka.

"Permisi," sapa orang itu ramah tidak menatap Gaksan. Pak Anas menyambut dan mempersilakan masuk.

Sekia Kaindri. Kakak Gaksan yang datang sebagai wali murid itu duduk di sebelah Gaksan. Penampilannya jauh dari kata sopan. Sekia datang memakai hot pants dengan atasan baju berwarna putih dan riasan yang cukup mencolok di wajahnya. Gaksan mengumpati kakaknya di dalam hati karena datang.

"Bener kamu nyerang anak saya duluan?" tanya ayahnya Yuda kepada Gaksan.

"Bener," jawab Gaksan datar.

"Kamu yang buat masalah duluan?" tanyanya lagi.

"Iya."

Yuda menoleh pada Gaksan. Percuma Gaksan mengakui yang sebenarnya. Sejak Sintia tidak mempercayainya tadi membuat Gaksan tak ingin terlihat benar. Apa yang dilakukan Gaksan memang selalu salah. Gaksan mengakui itu.

"Saya serahkan kembali kepada Bapak. Gaksan mengakui kesalahannya saja sudah cukup, saya tidak akan menuntut," ucap Hendra selaku ayah Yuda kepada pak Anas.

📖📖📖


Begitu Gaksan masuk kelas Nada langsung bertanya, "Gimana? Lo jadi dihukum?"

Gaksan mengangguk. Beberapa anak yang ada di kelas ikut kepo memperhatikannya. Mereka sangat antusias jika itu berurusan dengan Gaksan. Membicarakan Gaksan memang topik menarik. Maka dari itu mereka tidak mau ketinggalan informasi tentangnya.

"Dihukum apa sama pak Anas?"

"Diskors dua hari," jawab Gaksan datar. Rasa kesal juga kecewa masih menguasainya. Nada menghela napas. Sepasang matanya memandang Gaksan begitu dalam.

"Pacar lo gimana? Dia marah?"

"Mungkin."

"WOI GAKSAN!" panggil Jeje masuk kelas XII IPS 5 dengan rusuh. Dia tidak sendiri, di belakangnya ada Yosa, Genta dan Garda menyusul.

"Anjir lo kita samperin ke BK ternyata udah di sini!" kata Genta kesal.

Nada pindah duduk di sebelah Dini karena keempat cowok itu langsung mengerumuni Gaksan dengan rusuh. Garda duduk di sebelah Gaksan. Yosa dan Genta duduk di bangkunya menghadap ke arah Gaksan, sedangkan Jeje duduk di atas meja. Mereka masih belum menemui kejelasan kenapa Gaksan dan Yuda saling terjadi baku hantam.

Lost Interest (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang