01. I love you

1K 74 9
                                    




I still love you -Abi.



***

Abi

Sampai detik ini gue masih suka natap wajahnya yang hampir satu tahun ini gue lihat. Gue gak pernah tanya dia sayang gue atau nggak karena satu yang gue tahu, dia gak mungkin berdiri bersama gue selama ini kalau dia gak sayang sama gue.

Seca Abila Eljaya.

Satu tahun bukan waktu yang sebentar bagi gue buat jalanin komitmen sama dia. Mulai dari dia yang gak pernah mau ngobrol sama gue karena, katanya gue nyebelin abis padahalkan gue asik. Dia juga sempat beberapa kali usir gue kalau tiba-tiba gue datang ke rumahnya. Abis itu, dia bakalan marah dan menghindar dari gue, walau pada akhirnya dia gak bisa hindarin gue.

"Bi, aku gak suka ya kamu natap aku gitu."

Tuh, dia gemes banget kalau udah ngomong.

"Dari pada aku ganggu kamu lagi baca, mending aku lihatin kamu kayak gini."

Tatapan matanya berubah banget begitu dengar gue ngomong kayak barusan. Tanpa ngomong apapun dia tutup buku novel kesayangannya dan bangkit, "sumpah ya, gue mimpi apa sih? Punya pacar sayang banget sama gue, sampai gak bisa kalau gak gombalin gue." Gue hanya tertawa mendengarnya, habis itu gue yakin kalau dia bakal minta pulang, "Pulang yuk? Udah sore."

See? I know about her. Everything.

"Mau bawain apa buat Mama?" Tanya gue sambil bersiap-siap mengendong tas dan menariknya berjalan menuju parkiran sekolah.

"Gak usah, mending kamu tabung uangnya."

"Bil..." Ucap gue pelan karena gue gak suka saat dia menolak apa yang mau gue kasih dan dia tahu itu.

"Nggak," dia berjalan lebih dulu sampai akhirnya gue tahan pergelangan tangannya, "aku gak mau kamu hambur-hamburin uang cuma buat beliin Mama sesuatu. Kita masih punya masa depan. Kamu, aku, gak ada yang tahu gimana ke depannya kan?"

Lagi-lagi dia buat gue jatuh cinta sama pikirannya. Mungkin kalau dia tahu pikiran gue saat ini, dia bakal ejek gue abis-abisan karena bisa sayang banget sama dia.

"Udah ya? Kita pulang," ucapnya lalu menggandeng tangan gue menuju mobil.

"Besok ada acara?" Tanya gue.

Dia hanya menggelengkan kepalanya karena sibuk memasang sabuk pengaman. Kebiasaan jeleknya gak bisa tarik sabuk pengaman.

"Kayaknya kamu cewek paling beruntung bisa dapetin aku," ucap gue usil sambil membantunya memasangkan sabuk pengaman, "iya gak?" Goda gue dan itu berakhir dengan pukulan di jidat gue.

"Sakit tahu."

"Bi, berhenti bucin sehari aja, bisa?"

Gue menggeleng dan mulai melajukan mobil.

"Oh iya, soal besok gimana?" Tanya gue memastikan kalau dia gak ada kegiatan apapun untuk besok, "nggak, kenapa?" Tanya dia balik, "aku mau ajak lari pagi, gimana?" Dia terlihat berpikir sebelum akhirnya tertawa dan bilang, "yakin lari pagi? Bukannya mau makan bubur Babeh?" Dan gue cuma bisa nyengir kayak orang bodoh karena tebakan dia tepat sasaran.

DEMMAND [END]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang