Twenty Second Petal

32 8 9
                                    

Malam harinya...

Kakure duduk di salah satu atap bangunan di kota Moto sembari memperhatikan jalanan yang sudah sepi. Tidak ada yang berlalu-lalang jam segini. Dia menoleh ke sekeliling memastikan jika keadaan di sekitarnya aman.

"Tidak ada tanda-tanda orang yang mencurigakan. Seharusnya malam ini cukup aman untuk bergerak," batinnya.

Dialihkannya pandangan ke salah satu toko. Matanya melihat sesosok bergaun biru dan bertopeng noh berbentuk wajah marah berwarna merah keluar dari sebuah butik melalui pintu samping. Kemudian dengan ditutupi oleh sehelai tudung hitam, sosok itu diam-diam meninggalkan toko dan berbelok menuju ke Kazamachi.

Kakure memperhatikan gerak-geriknya. Entah kenapa untuk ukuran seorang wanita, dia terbilang cukup pendek walaupun pakaian itu malah membuatnya lebih dewasa. Namun pertanyaannya adalah kenapa wanita tersebut membawa karung yang cukup besar? Tidak mungkin sedang mencuri, keamanan di sini cukup tinggi. Dan rasanya cukup aneh untuk mencuri dengan gaun semenor itu.

"Kurasa aku harus fokus memperhatikan wanita itu. Harusnya dia bisa menjadi target."

Kakure mencatat ciri-ciri wanita tersebut. Kemudian dia buru-buru memotretnya yang sedang berlari menuju Kazamachi. Pemuda itu tersenyum sinis. "Dapat kau. Setelah ini mungkin kau takkan bisa lolos lagi dari incaranku. Harusnya cukup mudah untuk menemukan wanita sepertinya."

"Apa yang ingin kau lakukan dengannya?"

Kakure terkejut ketika mendengar suara seseorang. Dia menoleh ke belakang dan menemukan sosok seorang gadis memakai hoodie putih dan topeng kitsune putih berdiri di belakangnya. Bagian depan rambutnya yang panjang menjulur keluar hingga sepanjang dada. Gadis tersebut berjalan menghampiri dengan langkah tenang.

"Siapa kau?"

"Namaku bukan sesuatu yang penting. Aku teman dari Shiragiku. Dia yang menyuruhku menemuimu di sini."

"Teman, ya? Apakah dia meminta bantuanmu?"

"Ya, aku kemari untuk memberikan bantuan sesuai dengan keinginannya."

Kakure tersenyum sinis. "Aku tidak pernah menyangka dia akan meminta orang untuk menemuiku," dia pun berdiri. "Jadi, apa yang ingin kau lakukan hari ini? Aku sudah dapat target untuk dipantau, jadi katakan saja kau ingin kemana."

"Kau tentu tahu pembunuhan yang terjadi akhir-akhir ini. Tadi pagi, korbannya ditemukan tewas dengan dengan kondisi yang sama persis dengan korban lainnya dan mengenakan gaun berwarna biru. Aku berasumsi pembunuhnya adalah orang yang sama."

"Aku mengetahui tentang itu. Jadi, dia ingin kita memecahkan kasus ini?"

"Ya. Dia dilarang untuk memecahkan kasus lagi, sama seperti yang kau katakan kepadanya. Karena itu, aku kemari untuk menggantikan Shiragiku."

"Begitu, ya."

Gadis itu berbalik badan. "Kurasa aku bisa tahu kemana pembunuhnya akan mencari korban," dia sudah akan turun ketika Kakure menghentikannya.

"Tunggu. Sebelum kau pergi...," gadis itu menghentikan langkah. "aku harus tahu nama gadis yang ingin menolongnya. Setidaknya agar aku bisa sedikit berterima kasih karena mau membantu," ujar Kakure.

Gadis tersebut menghela napas, kemudian melirik ke arah Kakure sesaat. "Akane."

"Apa?"

"Namaku Akane. Panggil saja seperti itu," sahut gadis itu. "Walau nama itu rasanya tidak begitu penting begitu investigasi ini. Kau takkan melihatku lagi setelah insiden ini berakhir."

[End] Chrysanthemum & Camellia 2: Second TrialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang