Twenty Ninth Petal

33 7 6
                                    

Langit seolah turut terpukul dengan kejadian yang begitu tiba-tiba itu. Awan mendung yang sejak tadi berada di sisi lain pun kini berjalan perlahan ke atas langit Izu Oshima dan menutupi langit. Suara guntur mulai terdengar, disertai dengan angin yang berhembus. Bahkan waktu seolah berhenti ketika kejadian naas tersebut menimpa mereka.

Lady in Blue terkejut begitu menyadari sosok yang menghalangi parangnya. "Hanazuki... Shiragiku...,"

Shiragiku menarik keluar bilah parang yang menusuk dadanya, lalu menatap ke arah Lady in Blue dengan tatapan amarah sembari menutup lukanya dengan kedua tangan. Seragamnya bersimbah darah akibat tusukan tersebut.

"Aku... tidak... akan memaafkanmu... ia... yang... mati... adalah kau...,"

Tubuh Shiragiku terkapar ke tanah. Darah dari tubuhnya perlahan mengalir keluar dan mengotori jalan.

Hening yang tidak mengenakkan menyelimuti mereka. Shion jatuh terduduk di sebelah Shiragiku dengan tatapan tidak percaya. "Shira... giku....? I-Ini tidak mungkin... kau... 'kan?"

Tidak ada sahutan sama sekali. Meskipun Shiragiku masih terlihat bernapas, namun gadis itu sama sekali tidak bisa merespon. Mulutnya hanya bergerak pelan sambil mengeluarkan suara parau. "A... ni... sa... ma...,"

Si aster tataricus merasakan kemarahan yang tidak terkendali mengambil alih emosinya. Dia menutupi wajah dengan kedua tangan. "Kau... wanita sialan... kau menyakitinya....! Kau menyakiti adikku!"

Shion berlari ke arah Lady in Blue dan mengayunkan pisau ke arahnya berkali-kali sembari berteriak. "Matilah kau, Lady in Blue! Matilah kau!!! Jangan harap aku membiarkanmu kabur hidup-hidup!!! Matilah kau seperti ayahmu!!!"

Lady in Blue berusaha untuk menepis ayunan pisau itu, namun gagal. Shion terlanjur mencengkeram bahu kirinya dan mendorongnya. Kemudian menekan wanita itu ke tanah dengan kuat. Wanita bergaun biru tersebut sempat merasakan bahunya yang sakit akibat ditekan terlalu keras ke tanah.

"Aku tidak peduli jika kau mati... aku tidak peduli jika harus dipenjara karena semua kejahatan ini. Aku tidak mempedulikan apa-apa selain dirinya dan kau menemui ajalmu dengan tragis!!!" Shion menaruh mata pisau itu tepat di depan mata Lady in Blue.

Wanita di hadapannya sama sekali tidak bisa berkutik dengan kekuatan Shion. "Bunuh saja aku... bunuhlah. Lalu kita sama-sama jatuh ke neraka dengan dosa kita...," desisnya.

Shion memegang erat pisau di tangannya. Dia sudah akan meluncurkan pisau itu ke arah mata Lady in Blue, namun seketika terhenti. Seolah ada yang menahan dan menghentikan tangannya untuk menghabisi wanita yang telah menusuk sang adik.

"Kumohon... jangan...,"

Shion tertegun ketika mendengar suara di kepalanya.

"Kumohon... sebaiknya jangan bunuh dia...,"

Lagi-lagi suara itu terdengar. Shion terkejut.

"Kau tidak mau membiarkan Shiragiku mati... 'kan...,"

Akhirnya Shion sadar, suara itu berasal dari batinnya sendiri. Dari dalam nuraninya. Dari sosok yang sempat "tersingkirkan" ketika kemarahannya mengambil alih.

"Kau bukan Kakure si pembunuh... sekarang kau adalah Shion... kau bukan pembunuh...,"

Suara itu kembali bergema di dalam kepala. Shion perlahan menjatuhkan pisau, tanpa sadar membiarkan Lady in Blue mendorongnya dan segera kabur sebelum laki-laki itu bisa mengamuk lagi. Meninggalkan Shion dan Shiragiku, yang kini sedang berjuang di ambang kematian. Bertahan dengan rasa sakit akibat tusukan di dadanya.

[End] Chrysanthemum & Camellia 2: Second TrialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang