Twenty Seventh Petal

40 8 13
                                    

Shiragiku membuka mata, sesaat sadar masih berendam di bathtub setelah pulang sekolah. Setelah pelajaran Olahraga tadi, dia ingin berendam dengan air hangat untuk melemaskan kakinya yang pegal karena harus mengambil nilai lari cepat di pelajaran terakhir. Dan bukan hanya kaki yang sakit, terutama di pergelangan kaki, namun juga di sekujur tubuh.

Gadis itu memijat kepala yang pusing karena pengaruh suhu air panas. Lalu menatap kedua tangan yang sedikit memucat dari warna kulit aslinya. Ya mungkin karena akhir-akhir ini juga dirinya merasa kurang sehat. Apalagi karena sering begadang hampir beberapa hari ini. Dia tidak punya banyak waktu istirahat karena tugas.

Si krisantemum putih mendongakkan kepala ke arah langit-langit kamar mandi. Ini sudah beberapa hari setelah pertemuannya dengan Shion, sang kakak yang telah lama hilang. Namun entah kenapa Shiragiku mulai sedikit merindukannya. Mereka belum bertemu sama sekali sejak hari ulang tahun mereka.

Mungkin sudah saatnya dia menemui kakaknya. Dan mungkin bertanya kapan Shion akan benar-benar kembali ke kediaman.

Shiragiku memutuskan untuk keluar dari bathtub, mengambil handuk dan mengeringkan tubuh. Lalu memakai dalaman, nagajuban (dalaman kimono), dan kimono putih bermotif keping salju serta obi putih. Kemudian keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kamarnya untuk menyisir rambut dan menyematkan jepit rambut berbentuk bulan sabit di sisi kanan kepala.

Gadis itu menghela napas dan mengambil tas kecil berwarna biru tua dan memasukkan ponsel dan dompet. "Tsubaki, aku akan keluar sebentar."

Tsubaki yang sedang menonton televisi sembari memakan camilan mengangguk. "Kau mau kemana?"

"Hanya jalan-jalan. Nanti kirim pesan saja kalau mau titip sesuatu."

Shiragiku pun keluar kamar dan menuruni tangga. Kemudian memakai geta dan membuka pintu kediaman. Kedua penjaga gerbang yang saat itu sedang berjaga pun menoleh ketika melihat salah satu nona mudanya.

"Nona Shiragiku, apakah Anda ingin keluar?" tanya Kaname.

Shiragiku mengangguk. "Tidak akan lama."

"Baiklah." Kaname pun membuka pintu gerbang. "Jaga diri Anda, Nona Shiragiku."

"Kami akan menunggu Anda kembali dengan selamat, Nona," sambung Hotaru.

Shiragiku melangkah keluar kediaman lalu berjalan ke halte yang mengarah ke Habu. Salah satu bus terlihat berhenti di halte. Dia buru-buru naik dan duduk di bagian pojok belakang. Setelah beberapa penumpang naik, bus pun mulai berjalan ke tempat tujuan.

Sesampainya, Shiragiku turun dan berjalan ke arah Fudeshima. Dia menoleh ke kanan-kiri, mencari rumah kakaknya. Ingin sekali rasanya bertanya, namun ragu. Pastilah tidak ada yang mengenal sang kakak, apalagi Shion telah dianggap hilang selama delapan tahun.

Matanya kemudian melihat seorang pria berjas putih yang tengah berjalan ke sebuah rumah, lalu mengetuk pintu. Tak berapa lama, seorang pelayan membukakan pintu dan menyambut pria tersebut. Mereka tampak berbincang agak lama di depan pintu.

Shiragiku terkejut. "Seorang dokter?" batinnya. Dia ingat Takagi dipecat bertahun-tahun yang lalu tanpa menjelaskan alasannya kepada mereka. Padahal si kembar dulu juga cukup dekat dengan pelayan itu.

Tanpa berpikir panjang, Shiragiku bersembunyi di pohon dekat rumah tersebut dan mendengar pembicaraan mereka. Terlihat Takagi sedang mengobrol dengan pria itu tentang sesuatu. Dia mempertajam pendengarannya.

"Mohon maaf, Dokter. Tapi Tuan Muda masih bekerja dan belum pulang. Seharusnya dia sudah pulang setengah jam yang lalu."

"Ah, begitu, ya. Padahal ada suatu hal penting yang harus kusampaikan kepadanya. Ini mengenai hasil pemeriksaan sebulan yang lalu, sesuai yang telah dijanjikan."

[End] Chrysanthemum & Camellia 2: Second TrialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang