Chapter 2

1.3K 79 5
                                        

Happy reading 💜

Bantu Vote dulu ok

-

***

Meski tidak ada tempat berlindung di sini dari terpaan sinar matahari, tapi derasnya angin membuat tempat ini menjadi sejuk, lagi pula masih sinar matahari pagi membuat Jungkook nyaman-nyaman saja di rooftop fakultasnya.

Sangat jarang orang naik ke atas sini, bukan karena tidak tau, melainkan mereka tidak mau bertemu dan berurusan dengan Jungkook, karena ini adalah tempat di mana kita bisa mencari jungkook saat dia bolos, tidak ada yang berani menegur kelinci nakal itu termasuk dosen dan dekan di sini. Entah ada power apa, lelaki manis ini.

"Kook."

Brakkkk!

"Aw ... Jeon, ini gua Jimin," ucap orang yang sedang dipelintir tangannya sama Jungkook.

"Oh, kirain siapa tadi." Jungkook melepaskan cowok bernama Jimin itu. Lalu kembali duduk di lantai ke bawah fakultasnya, dimana banyak orang berlalu lalang.

"Kasar banget lu."

Jimin duduk disamping Jungkook sambil mengelus tangannya yang tadi dipelintir Jungkook. Jujur, kalo orang lain yang ngelakuin biasa aja, nah masalahnya kalau Jungkook jangan tanya sakitnya bagaimana.

"Lu, yang ngagetin bego ..." beo kelinci menatap wajah gembul Jimin sinis.

"Napa bolos?" tanya Jimin.

"Gak usah nanya, lu juga napa ke sini," jawab Jungkook dingin.

Jungkook tidak terlalu menyukai si bantet satu komplotannya ini. Karena Jimin memperlakukan dirinya seperti  uke lemah di luar sana. Alasannya karena katanya wajah Jungkook cantik kayak cewek. Jungkook tidak suka itu. Menurutnya itu sangatlah menjijikkan. Ya, yeoja yang suka merengek dengan make up tebel itu yang Jungkook maksud. Mau dia belok, homo atau uke lah. Dia tetap cowok.

"Gimana nanti sore?" tanya jungkook balik.

Jimin menggeleng. "Gak ada, kosong," dustanya.

"Sebelum lu gua jatuhin dari sini, ngomong yang bener." 

"Memang gak---"

"Kalau ada, besok gua jamin lu gak bisa pergi ke kampus lagi." Tatapan mematikan dari mata bulat itu mampu membuat siapapun yang melihatnya akan kicep di tempat, termasuk mochi satu ini.

Jimin menghela napas berat, sebenarnya dia dan teman-teman berandalnya tidak suka Jungkook ikut serta saat tauran atau berkelahi. Jungkook nampak rapuh dan mungil, meski berotot baja pun, Jungkook tetaplah makhluk manis yang harus dilindungi.

Hanya saja, tidak ada yang bisa menasehati Jungkook termasuk Mark sang ketua gang mereka dan Namjoon  yang sudah di anggap saudara dekat dengan Jungkook. 

"Jam tujuh malam, serangan untuk para preman pasar bawah," jelas Jimin terpaksa.

Jungkook mengangguk. Tercetak seringai tipis dari bibirnya, membayangkan apa yang akan ia lakukan untuk kejutan penyerangan nanti. Jungkook suka berkelahi, Jungkook suka mendengarkan jerita kesakitan dari lawannya. Serta ia paling suka saat membuat orang-orang takut dengannya. Sifat yang sulit ia ruba.

"Ke mana Luh!" tanya Jimin sedikit berteriak karena kelinci montok itu tiba-tiba bangkit dari duduknya.

"Jam istirahat, mau ketemu suami tampan gue," jawab Jungkook yang sudah melangkah meninggalkan Jimin. Ia sedikit berlari menuju tangga.

"berandalan bucin!"

-

Jungkook berkeliling mencari sang pujaan hatinya, alien tampannya di kantin. Sampai matanya berhasil menemukan keberadaan suami halunya yang sedang memesan makanan. Dengan semangat Jungkook berjalan menghampiri Taehyung.

For Taehyung (VKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang