Sosok hantu kecil

92 19 1
                                    

Ghai melangkah untuk membuka pintu ruang latihan piano, tempat itu lebih gelap daripada tempat dimana Nea dan Ghai sering menghabiskan waktu bersama. Diruangan itu Nea tidak mampu melihat apapun. Tidak ada jenset yang meneranginya juga tidak ada cahaya sedikitpun yang masuk untuk menerangi.

"Gila, gelap banget!" Nea segera meraih apapun yang ada didepannya. Mencoba mengenggam baju Ghai, hingga tiba-tiba Nea merasa dirinya telah berpegangan pada sesuatu.

"Jangan jauh-jauh dari gue Gha!" ujar Nea.

OMAYGAT! DIA BISA MEGANG GUE GHA!!" heboh seorang lelaki yang
suaranya terdengar seperti anak kecil.

Nea dengan cepat melepas genggaman tangannya. Badannya bergidik ngeri, ditemani bulu kuduknya yang berdiri, Nea lagi-lagi terdiam membatu. Kemudian Ghai berjalan mendekati arah Nea.

"Udah bisa mulai lihat?" tanya Ghai.

"Bentar gue lemes." ujar Nea.

"Eh, jangan lemes dong. Kenalin ini Derren." ujar Ghai.

"Fiks, dia orangnya Gha." ujar Derren.

"Orangnya apaan?" tanya Nea.

"Oh iya, halo! Kenalin nama aku Derren. Hantu anak belanda yang nyasar di tempat ini dan berakhir ketemu Ghai disini, umur aku mungkin udah sama kayak kalian kalau misalkan aku masih hidup saat ini." ujar Derren.

"Sebentar, aku masih harus mencerna semua ini." ujar Nea sembari mengangkat tangan kanannya sedangkan tangan kirinya mulai memijat pelipisnya.

"Gue bingung nih sampai mau pingsan rasanya! Jelasin ke gue napa!" ujar Nea dengan nada meninggi di setiap kata yang ia ucapkan.

Ya udah aku jelasin, lagian dia udah tau spoilernya dari temen dia." ujar Ghai.

Dikala Ghai dan Derren berbicara Nea tengah berdiri. Pasalnya dirinya dihadapkan pada situasi yang selalu dirinya takuti. Bertemu dengan hantu yang nyata ditambah lagi kini dirinya diberi tontonan gratis mengenai perdebatan dua hantu tersebut.

Semua ini berawal.... Entahlah, kejadiannya sudah cukup lama. Pertama kalinya aku terbangun dari tempat itu dan semuanya berujung pertemuan aku bersama Derren juga sebuah suara yang menyapa kala aku terbangun." ujar Ghai.

"Mungkin akan sedikit menakutkan dan terdengar menyedihkan. Tapi, aku mohon bantuannya untuk Ghai ya!" ujar Derren.

"Iya gak kenapa-napa." ujar Nea.

"Kalau begitu, ceritanya dimulai."

"Semua berasal dari kasus bunuh diri seorang mahasiswa berprestasi di bidang seni musik, mahasiswa disini percaya bahwa kematian mahasiswa itu mampu membawa malapetaka yang datang pada 3 murid jurusan seni musik kampus ini." ujar Derren.

"Mahasiswa itu tidak terlalu cantik, tapi korban bullying, dia sesosok hantu yang tengah menyelesaikan urusan duniawinya. Aku hadir disana untuk membimbing mahasiswa itu, tapi aku gagal. Ingatannya tidak terkontrol dan hal itu mampu merubah akal sehatnya. Dia memulai aksi balas dendam pada pelaku bullying yang berkaitan dengan kasusnya. Tiga orang terbunuh, termasuk pelaku bullying meninggal di tangan mahasiswa yang tak kasat mata itu dengan status depresi, setidaknya yang polisi ungkapkan secara rahasia dan membuat Ghai terlihat lemah." ujar Derren.

"Sebentar, jadi kalian berdua nyuruh gue untuk percaya sama cerita itu?" tanya Nea dengan ekspresi tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya.

"Bukan harus percaya, tapi itu faktanya kan?" tanya Ghai.

"B-bukan gitu, tapi aneh." ujar Nea.

Selamat Membaca🖤

Kisah Seorang Nea (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang