Warn : Secuil adegan anu
Bar ditutup. Aomine Daiki, seorang bartender sekaligus pemilik bar telah mengganti pakaiannya menjadi setelan kasual. Jarum jam tangan Fossil Gr*nt cokelat tua menunjukkan pukul 3 dini hari. Jaket biru tua dikancingkan. Siap untuk pulang.
Napas dihembus kasar. Biasanya dia akan langsung pulang kemudian tidur hingga siang. Tapi lihatlah ini, dia memiliki pekerjaan tambahan-menggotong pria yang beratnya nyaris seberat dirinya sendiri. Ditambah tengah tertidur akibat mabuk.
“Ck, aku merasa belum menikah dan punya anak. Tapi entah kenapa serasa begitu.”
Lengan kanan diangkat, sisi berlawanan tubuh dirangkul erat. Beban tubuh bagian kiri Aomine hampir oleng. Bersyukur ia masih sering workout di rumah, jadi ototnya bukan pajangan semata. Pria yang dipapah menggumamkan sesuatu yang tidak jelas. Aomine hanya diam dan fokus menjaga keseimbangan, membawa pria ini keluar bar. Atau tepatnya membawanya pulang.
Haruskah ia memanggil taksi? Oh- tapi ada sebuah mobil terparkir tak jauh dari bar. Apakah itu milik pria ini?
“Hei, mobil itu- Lykan Hype*sport punyamu? Yang merah.” Tanya Aomine seraya menepuk pipi pria di pelukannya. Kelopak matanya membuka, memperlihatkan kedua iris merah yang cantik. Kepalanya mendongak-menatap Aomine.
“Mobil..? Oh.. Um.. iya itu milikku. Hic- kau.. yang bawa..”
Astaga. Otak bersel-satunya beruntung masih bisa berpikir jernih. Sebelum protes, Aomine sempat memikirkan nasib dua nyawa kalau ia menolak menyetir. “Kuncinya. Berikan padaku.”
Mata yang sempat terpejam kembali memaksa terbuka. Ia menggeram pelan. Rasa kantuk tak bisa ia tahan lagi, “…kantung..”
Oh yeah. Artinya ‘cari sendiri'. Tepat setelah mengatakannya Kagami kembali terlelap. Aomine mendesah lelah.
Tangan kiri Aomine mulai menjelajahi tiap kantung pakaian Kagami. Mulai dari jasnya hingga celana. Beruntung jalanan sepi. Apa jadinya nanti kalau ada orang memergoki dirinya meng-grepe seorang pria yang mabuk?
Ah, Aomine sempat berkata 'seperti mengurus anak' bukan?
Mari lupakan hal itu. Anak mana yang bawa-bawa senjata api di balik pakaiannya?
Enggan menyentuh benda itu lebih lama, tangannya kembali meraba kantung lainnya dan kunci didapatkan. Aomine segera membuka pintu mobil dan membaringkan Kagami di seat belakang. Keringat diusap, napasnya sedikit terengah. “Berat banget.”
..
“Bangun. Hei bangun! Waktu kita tinggal 1 jam setengah!”
Pipi kenyal kembali ditampar. Geraman tak nyaman keluar, objek empuk disampingnya dipeluk erat. Mata ogah untuk membuka.
“Dasar pemabuk. Cepat bangun! Aku juga ngantuk tahu!”
“Urghh…. Berisiikk!” Bantal dilempar tepat ke wajah tampan Aomine. Tubuh digulingkan ke tengah ranjang, tengkurap merapatkan diri dalam selimut. Pria dibelakangnya diabaikan. Aomine memutar bola matanya malas.
“Oke. Jangan protes nanti.”
Kain tebal diangkat paksa, membuat makhluk di baliknya menggeliat seraya tangan mencari-cari objek lain untuk dipeluk. Aomine menggelengkan kepalanya. Ia duduk di atas ranjang king sizenya yang tengah dikuasai Kagami. Manik biru menatap sosok merah itu lalu teringat kalimatnya tadi.
“3 jam. Kalau aku tidak puas kau tahu sendiri apa, Mr. Aomine Daiki.”
“…..sialan. Oi, bangun!”

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Ace
FanfictionKumpulan one shot tentang keunyukan (kegoblokan) dua Ace tersayang, Aomine dan Kagami. ⚠️Warn : BL, bahasa campur sari euyy, kata-kata kasar, dirty talk, Fluff hingga Hard (mungkin) ada