Hyunjin berniat menyapa Rose pagi ini,kebetulan ia melewati kost Rose untuk pergi kesekolah.
Tapi saat akan mendekati kostnya,Hyunjin melihat jika Rose sudah berangkat dengan pria... Mungkin teman satu kampusnya.
"Lain kali aku harus bangun sebelum ayam berkokok!" teriak Hyunjin sedikit kesal,iapun tak tahu kenapa.
Hyunjin langsung saja menuju sekolah,menaiki bus yang ternyata ada Rose dan juga pria itu.
"Tugas itu membuatku pusing,kamu tahu? Aku menghabiskan 3 jam disana." kata Rose kepada pria itu,sepertinya cerita tentang kemarin.
Apa dia juga akan cerita jika dia bertemu denganku? Hyunjin
"Memang begitu,dia selalu begitu. Dosen sepertinya,kita harus sabar." balas pria itu.
Tak ada percakapan khusus antara mereka,Hyunjin pun turun dari bus itu.
Saat akan berangkat,Rose berpapasan dengan Hyunjin dijendela.
Rose melambaikan tangannya dan pria itupun melakukan hal yang sama.
Hyunjin yang tadinya tersenyum sumringah,jadi sedikit tersenyum kesal.
"Tadi siapa?" tanya Hanbin pada Rose.
"Ah,dia temanku." jawab Rose.
_____
Sore hari tiba,Hyunjin sudah berada dilapak Siomay. Berharap Rose pun berada disana mendahuluinya. Tapi ternyata,tidak ada.
"Hey,sudah 4 kali kamu bolak-balik kesini. Nyari mahasiswa itu ya?" tanya ibu-ibu disebelah lapak Siomay itu.
"Ibu,aku tidak mencarinya. Lagipula aku hanya.."
"Hyunjin!" perkataannya tersela,dan ia langsung senang entah kenapa.
"Rose Noona." sapa Hyunjin ramah.
"Kamu,tidak ada les atau semacamnya?"
Hyunjin menggeleng.
"Anak ini,sud-"
"Bu! Jangan cerita." bisik Hyunjin memohon pada ibu itu,tapi malah ditanggapi dengan gelakan tawa.
"Astaga,baiklah. Anak ini seperti suamiku dulu saat SMA. Persis sekali." kata ibu itu mengubah perkataannya sebelumnya yang akan ia katakan.
"Benarkah? Bagaimana kalian bisa dekat?" kini Rose seakan tertarik dengan penuturan ibu itu sambil memesan satu porsi siomay dan duduk disebelah Hyunjin.
"Dia yang mengejarku,setiap hari menghampiri toko daging orangtuaku. Terkadang menanyakanku pada mereka,tapi sedetik kemudian ia lari karena dibawakan pisau daging oleh mereka." cerita ibu itu.
"Astaga,paman itu mengalami perjuangan yang pahit." ucap Hyunjin.
"Itu hanya candaan,jika begitu maka mungkin ia sudah mati."
"Ah iyah,mereka hanya menakut-nakutinya." kata Rose.
"Nak,aku tahu kamu menyukainya jadi aku akan merahasiakannya." ucap ibu itu kepada Hyunjin.
"Beri aku 5 tusuk bakso bakar itu bi." pesan Hyunjin,mungkin sebagai rasa terima kasihnya.
"Sering-seringlah kemari,tempat ini cocok juga untuk berkencan."
"UHUK!" Rose dan Hyunjin nampak tersedak,akibat perkataan sipenjual siomay.
"Aku mengatakan hal yang salah?"
"Tidak-tidak." ucap Hyunjin dan Rose barengan.
"Lihatlah,kalian memang serasi." ucap penjual siomay itu lagi.
Sedangkan si ibu penjual bakso bakar itu nampak tertawa.
Sedangkan Hyunjin dan Rose menjadi canggung.
"Dia hanya temanku,ah. Dia juniorku,adik kelasku." kata Rose menjelaskan.
"Iyah,dia kakak kelasku." timpal Hyunjin.
Tanggapan mereka hanya anggukan dan senyum canggung.
Hari yang panjang.
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
[ROSTORY #1] In Time || Rose and Hyunjin Fanfiction
FanfictionCinta ya cinta,usia untuk apa? Selagi kita saling mencintai,mengapa menyalahkan usia?