In Time : 6

567 87 2
                                    


Hyunjin nampak frustasi.

Akibat Mina yang menyuruhnya pergi bersama Nayeon,setiap weekend selalu begini.

"Kita akan kemana?" tanya Nayeon.

"Kemana saja,terserah kamu aku tidak peduli." ketus Hyunjin.

"Yasudah,kita ketaman kota saja."

Seperti perkataan Hyunjin tadi,kemana saja dia tak peduli.

Nayeon sebenarnya merasa tidak enak,ia tahu betul Hyunjin terpaksa menemaninya.

Jika bukan karena Mina yang terus mendesaknya,maka ini semua tidak akan terjadi.

Hyunjin berjalan disebelah Nayeon,mengitari taman yang luas. Terkadang Nayeon bertanya pada Hyunjin tapi ia tak menggubrisnya.

"Kau,seharusnya jangan pergi jika terpaksa." Hyunjin berhenti berjalan lalu menatap Nayeon.

"Oh? Begitu. Aku pergi dan kamu pulang sendiri." Hyunjin meninggalkan Nayeon tapi saat akan benar-benar pergi,Nayeon menerima telpon lalu gadis itu terlihat panik.

"Bagaimana ini?" Nayeon akan pergi dan Hyunjin menghampirinya.

"Ada apa?" tanya Hyunjin.

"Ayahku penyakitnya kambuh lagi,maaf aku harus pergi." Nayeon akan pergi lagi tapi tangannya ditahan Hyunjin.

"Ayo aku antar." Nayeon terlalu panik saat itu dan hanya mengiyakan.

Mereka pun pergi kerumah sakit dengan segera.

Sore telah tiba,Rose dan Hyunjin berjanji akan pergi kelapak jajanan dulu sebelum pergi ke toko buku.

Tapi hari sudah mulai gelap dan tak ada tanda-tanda kedatangan Hyunjin.

Rose terduduk dilapak langganannya,beberapa kali memesan agar laparnya hilang akibat menunggu Hyunjin.

"Kamu nungguin anak itu? Sudah kamu hubungi?" Bu Ina bertanya pada Rose.

"Kami bahkan tidak mempunyai kontak masing-masing. Kami akan berbicara jika berpapasan." jawan Rose.

"Mungkin dia ada urusan mendadak,kamu tahu kan jika dia putera pemilik Kailen University? Bisa jadi dia sibuk mengurus hal dirumahnya hingga tak sempat memberitahumu." Rose tersentak dengan perkataan pak Bandi.

Itu kampusnya,tempat Rose berkuliah.

"Tapi sayang,dia putera kaya tapi ayah dan ibunya meninggal 4 tahun yang lalu." kata pak Bandi lagi.

"Aku tidak pernah mendengar cerita itu pak." kata Rose.

"Tentu tidak akan banyak yang tahu."

"Ibu Hyunjin menikahi pemilik kampus itu,tapi keluarga itu tak berjalan harmonis.Keluarganya nampak hancur,ayahnya memiliki selingkuhan dan ibunya meninggal karena sakit keras." kata bu Ina.

"Saat orang mulai membicarakan itu,maka ada saja berita bagus untuk mengalihkan pembicaraan orang-orang mengenai keluarga itu."

"Seperti prestasi kampusnya yang gemilang karena melahirkan angkatan dan mahasiswa yang hebat,serta pesona dari puterinya,Hwang Mina."

"Anggap aja aku kakakmu."

"Aku susah punya kakak perempuan yang menyebalkan."

"Jadi Mina adalah kakaknya yang menyebalkan?" gumam Rose.

"Anak itu terbilang ramah. Sudah sering dia membantuku membawakan belanjaan." kata bu Ina.

"Ah iyah,Hyunjin itu anak yang baik. Sangat suka membantuku juga." kata pak Bandi.

"Waktu itu dia 4 kali bolak-balik kesini,sepertinya mencarimu. Dan saat itu juga kamu datang menyapanya." kata bu Ina.

"Benarkah?" Rose nampak terkejut.

Ternyata Hyunjin mencarinya,bolak balik 4 kali lalu akhirnya dia tetap menunggu hingga ia datang.









Kamu kemana?







Next

[ROSTORY #1] In Time || Rose and Hyunjin FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang