5//➡️Santri Uwuww⬅️

108 7 4
                                    

Akifa bersandar pada rak buku yang berada di perpustakaan sambil membaca novel yang ia pilih.

Hari ini ia tidak ke kantin, karena dirinya benar-benar berniat untuk puasa, tidak seperti kemarin yang membatalkannya saat jam istirahat.

Saat membuka halaman berikutnya Akifa menemukan secarik kertas kecil yang terselip di tengah buku itu.

Dengan penasaran Akifa membaca kertas itu, dalam hati pastinya. Masa iya Akifa akan membaca keras-keras, mengingat jika ia sedang ada di perpustakaan yang pastinya ada aturan agar tidak berisik.

'Aku akan selalu mendoakanmu lewat sepertiga malam agar kita bisa bersatu'

~AZF

Kata itulah yang Akifa temukan pada kertas kecil itu. Inisial itu membuat Akifa melamun memikirkannya siapa pemilik kartas ini.

'ini cowok atau cewek ya? Beruntung banget dah yang punya pasangan kek gini yang selalu berdoa di sepertiga malamnya.'

'Lha, gue boro-boro sepertiga malem orang yang tengah malem aja males banget buat ambil wudhu'. Gumamnya dalam hati.

"heh cewek aneh!. Ngapain elu di situ?". Ucap Althaf tiba-tiba yang tidak diketahui kapan datangnya.

Akifa mengerjap kaget, sadar dari lamunannya.

"ck! Elo lagi lo lagi. Kok lo di sini sih? Ngikutin gue ya!". Tuduh Akifa dengan tatapan tajam.

"dihh, siapa juga yang ngikutin lo".

"lagian lo juga ngapain di situ? Ngehalu?bisa pacaran ama gue?hm?". Tebak Althaf asal cemplong.

"sorry ya!gak ada waktu buat halu yang gak bermutu kek gitu, ihh jijik gue". Jawab Akifa tajam.

"terus, lo ngelamunin apa?". Tanya Althaf lagi.

"bukan urusan lo!dah.. minggir gue mau lewat!". Ucap Akifa sambil meninggalkan Althaf.

'ini nih cewek yang gue cari. Beda dari yang lain'. Batin Althaf.

Jika di sekolah Akifa memang menggunakan kata gue elo, karena tidak ingin dilihat cupu oleh siswa lain. Namun jika di pesantren Akifa juga tidak lupa untuk mengganti cara bicaranya.

***

Akifa berjalan kembali menuju kelasnya. Ia duduk di tempatnya sambil membaca novel yang ia pinjam tadi di perpustakaan.


Baru saja ia membaca satu halaman, sudah ada yang mengganggunya.

"Kifa! tuh dipanggil". Ucap Rafli teman sekelasnya.

"siapa?".

"gak tahu kakel keknya". Jelasnya.

Akifa mulai penasaran, siapa yang memanggilnya? Akifa rasa ia tidak banyak mengenal kakak kelas saat ini.

Ia berjalan keluar berniat menemui orang yang dibilang Rafli tadi.

"ekhem..." Akifa berdehem untuk menyadarkan orang itu yang tengah memunggunginya.

Orang itupun berbalik menghadap Akifa.

'what? Apa? Ngapain nih orang nyariin gue? Kenal kagak. Diihh SKSD bat dah'. Batin Akifa terkejut ketika melihat wajah orang itu yang ternyata Althaf.

"apa?". Tanya Akifa cuek.

"nih gue bawain makanan buat lo, tadi lo di perpus pasti karna lo belum dapet kiriman kan? Jadi gak ke kantin, Gue tahu lo itu anak pesantren". Jelas Althaf sambil menyodorkan kantong plastik.

Akifa kaget dengan ucapan Althaf bagaimana dia tahu kalo dirinya itu anak pesantren lebih tepatnya santri.

"gue gak perlu, duit gue masih banyak , lagian hari ini gue juga lagi puasa". Jawab Akifa sewot.

"ohh lo lagi puasa? Ya udah ini bawa pulang aja buat buka oke!". Ucap Althaf sambil meraih tangan Akifa untuk menerima kantong plastiknya.

Dengan cepat Akifa menepis tangan Althaf.

"gue harap lo tahu batasannya". Ucap Akifa dengan menaikkan nada bicaranya.

"iya sorry gue reflek sih. Ya udah nih ambil".

Akifa diam menatap kantong plastik itu.

"udah ambil, ini tuh khusus buat lo, ikhlas gue". Sahut Althaf.

Akhirnya Akifa mengambil kantong plastik itu.

"makasih".

"gitu doang?". Tanya Althaf.

"hah? terus apalagi? katanya ikhlas, gimana sih?". Ucap Akifa bingung.

"senyum donk".

Akifa kaget dengan ucapan Althaf, tapi ia segera sadar dan senyum dengan sangat terpaksa kemudian pergi menuju kelas.

"gemess deh gue liat dia kek gitu. Ya walaupun terpaksa sih, tapi tetep aja manis". Gumam Althaf menatap kepergian Akifa.

***

Sudah waktunya sholat dzuhur berjamaah di SMA.............

Adzan berkumandang dengan suara yang begitu merdu. Bukan merusak dunia ya...

Akifa dan Aliza memasuki masjid setelah berwudhu.

Sambil menunggu sang imam Akifa dan Aliza duduk bersebelahan.

Bukan dzikir yang mereka ucapkan, tapi melainkan obrolan.

"btw nih Za... tadi kamu denger adzan kan?, suaranya bagus bat dah, siapa sih?". Tanya Akifa.

"ohh itu tadi yang adzan itu kak Aqlan". Jawabnya.

"kok lo hmm".

"kok kamu tahu?". Ralatnya, karena menurut Akifa, Aliza ini anak yang polos.

"ohh paham aja". Jawabnya enteng.

'duh... Udah maniss merdu lagi suaranya'. Batin Akifa.

Dirinya teringat dengan kertas kecil yang ia temukan ditengah halaman novelnya tadi.

'kira-kira siapa ya? Yang punya kertas itu?'.

***

Uwuww 😁
Kira-kira siapa ya? Yang punya kertas itu🤔? Kalian pada penasaran gak?🤷‍♀️
Tau ah alurnya gaje😑 kek author
Ya moga-moga kalian suka ya ama ceritanya. Maap 🙏 nih kalo jelek ye. Jangan lupa vote + komen karna nulis butuh perjuangan
Awokawok 😂
Maaf typo bertebaran males baca lafi soalnya 😅
Sampai jumpa di part selanjutnya 😉
Oh iya jangan lupa nih follow ig😁 author : savina_rkf
Kalo mau follback DM aja okeh! 👍🏻
Gak usah malu malu kucing 😹kaya author
Kok semuanya jadi kek author ya😑
Dah lah makasih nih buat🙏 semuanya yang udah mau baca cerita gaje author.

Assalamualaikum 🙏

Santri UwuwwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang