Akifa memasuki kelasnya bersama Daisha dengan nafas yang terengah-engah.
"fyuh..fyuh... Sumpah tadi kaget banget". Ucap Akifa setelah duduk.
"Kifa kok kamu baru dateng?". Tanya teman sekelas Akifa.
"anu...itu, tadi aku sama Daisha ketahuan sam Kak Dinda gara-gara gak ngaji". Jelas Akifa sambil cengengesan.
"Padahal tadi Kak Dinda ngajar lho". Ucapnya, membuat Akifa dan Daisha terkejut.
"beneran!?". Jawab Akifa dan Daisha bersamaan.
"duh...gimana nih Fa? Berarti minggu depan kita berdiri ngajinya?". Tanya Daisha agak panik.
"ya, mau gimana lagi".
***
Hari berganti, seperti biasanya Akifa berangkat ke sekolahnya dengan kedua kakinya. Ditemani oleh Daisha dan juga Aliza.
Seperti biasanya setiap hari Senin sekolah mereka akan melakukan upacara bendera.
Untung saja mereka datang tepat waktu. Ketika hendak menuju lapangan upacara, Akifa merasa seperti ada sesuatu yang kurang.
Tapi ia tak tahu apa itu. Akifa segera merogoh tasnya untuk mengambil topinya. Namun apa yang dia cari tak kunjung ditemukan.
"ih... Topi gue mana? Kok gak ada sih?". Gumam Akifa sambil terus mencari topinya.
"Fa.. Ayo ke lapangan!, bentar lagi upacaranya dimulai". Ucap Vino dari ujung pintu.
"bentar Vin, topi gue gak ada". Jawab Akifa tanpa mengalihkan pandangannya.
"ambil aja di laci meja gue, ada banyak kok". Ucap Vino menyuruh Akifa.
Dengan segera Akifa berjalan menuju meja Vino dan mengambil topinya.
"makasih ya Vin". Ucap Akifa sambil tersenyum.
Vino hanya mengangguk sambil tersenyum.
Akifa segera keluar bergabung dengan barisan kelasnya. Karena Vino, Akifa terselamatkan dari barisan yang memalukan.
Saat upacara tengah berjalan, tiba-tiba saja Sasha merasa kepalanya pusing. Tangan Sasha segera menggenggam tangan Akifa yang ada di sebelahnya. Akifa yang menyadari tingkah Sasha segera bertindak.
"Sha.. Ke UKS aja ya?!". Ucap Akifa tidak mau Sasha pingsan di tengah lapangan.
Wajah Sasha sudah pucat dan mengeluarkan keringat dingin. Dengan segera Akifa menuntun Sasha menuju UKS dibantu oleh anak PMR.
Setelah membawaSasha ke UKS Akifa tak langsung kembali ke barisan kelasnya.
"Caa... Gue minta minum donk aus banget nih". Ucap Akifa kepada Ica yang bertugas sambil memegang lehernya yang tertutup kerudung.
"gak boleh Fa...". Ucap Ica tak mengabulkan permintaan Akifa.
"ya allah Ca... Lo mau gue yang selanjutnya pingsan". Ucap Akifa meyakinkan, saat ini Akifa benar-benar kehausan apalagi tadi ia tak sempat sarapan dikarenakan takut terlambat.
"ya udah nih". Jawab Ica sambil memberikan air minum.
"nah...gitu donk". Akifa segera meneguknya sampai habis.
"makasih ya". Ucap Akifa sambil berlalu kembali ke barisan kelasnya.
***
Kring.... Kring.... Kring...
Bel istirahat berbunyi membuat semua siswa kembali semangat untuk menuju surga mereka. Di mana lagi kalau bukan kantin.
Daisha segera memasukan bukunya ke dalam tasnya. Setelahnya ia menuju ke kelas Akifa untuk mengajaknya ke kantin.
"Akifa... Kantin kuy". Ajak Daisha di ujung pintu kelas Akifa.
Akifa mengangguk menanggapi, dan segera mendekat ke arah Daisha.
Saat perjalanan menuju kantin Daisha membuka pembicaraannya.
"Fa..tumben kak Althaf gak keliatan?". Tanya Daisha yang tidak melihat Althaf hari ini.
"mana gue tahu, kanbgue gak serumah gimana sih?". Ucap Akifa sambil duduk ketika sudah sampai di kantin.
"iya juga sih, lo mau pesen apa? Biar gue yang pesenin" ucap Daisha menawarkan.
"samain aja kek lo. "
Tak berapa lama Daisha datang dengan pesanannya. Mereka makan dengan tenang tanpa ada pembicaraan.
Setelahnya selesai makan tiba-tiba Daisha membuka pembicaraan.
" tapi nih Fa, menurut gue kak Althaf itu agak mirip sih sama lo, jangan-jangan kak Althaf itu kakak lo yang hilang itu." Ucap Daisha menebak, dan langsung membuat Akifa membelalakkan matanya.
"suka ngaco lo kalo ngomong." Jawab Akifa dengan santainya.
"ya kali aja."
***
Kelas Akifa begitu tenang saat ini, dikarenakan Pak Yusuf sedang mengajar. Matematika itulah pelajaran yang saat ini Akifa hadapi. Guru yang super membosankan, bagaimana tidak dia mengajar begitu serius apalagi matematika yang dia ajarkan.
Sedangkan Akifa hanya melamun menatap kosong kedepan. Ia sedang memikirkan perkataan Daisha sewaktu di kantin.
Pak Yusuf yang menyadari Akifa melamun langsung beralih mendekat ke arah Akifa.
"Kifa! Ayo maju! Kerjakan soal yang ada di papan tulis!" ucap Pak Yusuf kepada Akifa.
"eh...i iya pak" ucap Akifa terkejut. Denfan segera Akifa maju ke depan, padahal ia tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya.
"pakk, ini gimana? Saya gak tahu". Ucap Akifa asal.
"makanya kalo saya sedang menjelaskan diperhatikan, jangan melamun!". Ucap Pak Yusuf dan diangguki oleh Akifa.
"maaf pak".
"sekarang Kifa kembali ke tempat duduk, jangan melamun lagi!". Ucap Pak Yusuf memerintahkan.
'untung aja, ini gegara Daisha sih asal ngomong'. Batin Akifa kesal.
***
Bosenin ya? Author juga lagi bingung + sibuk banyak tugas. Nanti author berangkat tagal 9 besok. Tapi insya allah author bakal tetep up oke 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Santri Uwuww
Ficção AdolescenteCerita ini berawal dari pesantren. Di mana gue menemukan berbagai aturan yang membuat gue kesal. Tapi di pesantren gue menemukan kakak gue yang selama 15 tahun menghilang. Gue tidak menduganya bahwa seseorang yang selalu memperhatikan gue, ternyata...