'kringg kringgg'. Suara bel di pagi buta langsung membuat mata Akifa terbuka lebar, tapi tidak dengan yang lain. Satu kamar hanya Akifa yang baru bangun. Dia bingung harus melakukan apa. Karena bingung ia masih saja berada di tempat tidurnya, menunggu yang lain bangun.
'duh kok yang lain belum pada bangun sih, mau bangunin takut dimarahin, mau tidur lagi gak bisa, kek gini ya nasib gue di pesantren'. Ucap Akifa dalam hati.
"ayoo! Bangun! bangun! udah subuh ayo pada bangun!". Ucap sessorang sambil menggedor pintu.
Akifa yang mendengar itu langsung beranjak mengubah posisinya menjadi duduk.
"ayo Akifa ambil wudhu terus ke masjid ikut jamaah subuh ya!". Ucap orang tadi pada Akifa.
Akifa hanya mengangguk mendengar ucapan seniornya yang masih satu kamar dengannya.
Akifa berjalan ke arah kamar mandi, berniat untuk mencuci muka dan berwudhu.
'eh, buseet dah ini pada ngapain kek ngantri sembako aje'. Ucap Akifa dalam hati ketika melihat begitu banyak santri yang lain sedang mengantri di depan kamar mandi.
Sudah berkali-kali Kifa ingin memasuki kamar mandi tapi sudah di dahului oleh orang lain, membuat Akifa mulai kesal.
"Kifa!". Panggil seseorang yang sedang berdiri di samping Akifa.
Mendengar namanya dipanggil Akifa pun menoleh. "ada apa kak?". Tanya Akifa bingung.
"kalo kamu mau masuk lamar mandi harusnya kamu bilang dulu sama orang yang mau masuk". Ucap Diba senior Akifa yang masih satu kamar.
"ohh gitu, caranya gimana kak?". Tanya Akifa tak mengerti bagaimana cara melakukannya.
"caranya kamu bilang 'kak aku setelah kamu ya!' gitu,sekarang kamu cobain deh!". Pinta Diba.
Akifa mengangguk mengiyakan, ia mencoba cara yang di ajari oleh Adiba.
'pantes aja gue dari tadi kagak masuk-masuk, ternyata ada caranya'. Ucap Akifa dalam hati.
***
Usai kegiatan pagi Akifa berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai tiga.
Sesampainya di dalam kamar Akifa melipat mukena dan memasukannya ke dalam almari.
"Fa kamu mau sarapan?". Tanya Diba yang sedang duduk sambil memegang al-quran.
"hmmm iya deh kak".
"ya udah kamu makan aja di kantin sama yang lainnya!". Suruh Diba.
"terus kakak enggak sarapan?".
"enggak, insya allah kakak lagi puasa".
"ohh gitu, ya udah kak Kifa ke kantin dulu, assalamualaikum". Pamit Akifa beranjak keluar kamar.
"wa'alaikumsalam"
Akifa berjalan menuju kantin yang berada di lantai satu membuatnya sabar untuk menuruni satu persatu anak tangga.
'untung ada Kak Diba yang baik banget, coba kalo tadi saat di kamar mandi gak ada dia bisa bisa sampe sekarang gue belum masuk'. Batin Akifa sambil berjalan.
Bruuk
Akifa tak sengaja menabrak seseorang membuat dahi Akifa sedikit nyeri. Akifa langsung berdiri "hmm maaf kak enggak sengaja". Ucap Akifa sedikit takut, karena wajahnya begitu menyeramkan.
Orang itu hanya mengangguk dan langsung pergi.
"ya elah sewot amat jadi orang, mana tuh muka kek nenek sihir lagi seremnya bukan main". Gumam Akifa sambil berjalan melihat kelakuan orang tadi yang entah siapa namanya.
Sampai di kantin Akifa mengambil makanan yang sudah tersedia. Ia bingung mencari tempat duduk yang masih kosong. Sampai akhirnya ada seseorang yang melambaikan tangannya ke arah Akifa menyuruhnya agar mendekat.
"aku..?".tanya Akifa bingung sambil menunjuk dirinya. Orang itu pun mengangguk mengiyakan.
Akifa berjalan menuju anak tadi yang tidak ia ketahui siapa namanya. Ia duduk di samping anak itu.
"nama aku Aliza kalo kamu?". Ucap Aliza memperkenalkan dirinya sambil menjabat tangan Akifa.
"nama aku Akifa".
"ohh Akifa, kita temenan ya! Kebetulan sekolah kita sama, soalnya kamar kita deketan jadi aku tanya deh sama kak Diba tentang sekolah kamu". Jelas Aliza.
Akifa hanya mengangguk mengiyakan.
"ya udah ayo makan!". Ajak Aliza.
Aliza dan Akifa memulai memakan sarapannya. 'ih kok rasanya kek gini sih? asin enggak manis enggak ihh gak enak'.Ucap Akifa dalam hati saat merasakan makanannya.
Aliza yang melihat Akifa langsung minum air terkekeh dengan kelakuan Akifa.
"kalo di pesantren rasanya emang kayak gitu, karena kita jadi belajar untuk bersyukur". Jelas Aliza.
'bersyukur apanya, makanan kek gini'. Batin Akifa.
"bersyukur karena kita masih bisa makan, di luar sana masih banyak orang-orang yang susah sekali mendapatkan sedikit makanan". Ucap Aliza lagi
'nih orang bisa baca pikiran gue kali ya tau aja isi hati gue', batin Akifa.
"eh kamu kok kayak udah terbiasa sama makanan di sini?". Tanya Akifa heran pada Aliza.
"karena aku waktu SMP udah di sini, jadi aku tahu apa yang kamu rasakan,ya udah ayo makan lagi!". Jelas Aliza.
***
Uwuww 😊
Halo readerss👋🏻
Segitu dulu🖐🏻 ya ceritanya soalnya bingung mau gimana lagi
Semoga kalian suka 😉
Maaf kalo banyak typo males soalnya buat baca lagi😅
Jangan lupa ya untuk meninggalkan jejak dengan cara vote dan komen karena menulis itu tidak mudah ☺️
Oh ya jangan lupa follow😅 ig:savina_rkf
Sampai ketemu di part selanjutnya
Sekian terima kasih 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Santri Uwuww
Teen FictionCerita ini berawal dari pesantren. Di mana gue menemukan berbagai aturan yang membuat gue kesal. Tapi di pesantren gue menemukan kakak gue yang selama 15 tahun menghilang. Gue tidak menduganya bahwa seseorang yang selalu memperhatikan gue, ternyata...