Chapter 15

746 76 37
                                    

Jungkook masuk ke apartemen dengan perasaan cemas. Ia tidak tahu apa yang akan ditemukannya di dalam. Apakah Chaeyeon yang masih menangis? Ataukah Chaeyeon yang sedang beristirahat?

Jungkook menghentikan langkahnya setelah ia mengganti sepatunya dengan sandal rumah. Chaeyeon tidak mungkin melakukan sesuatu yang buruk, kan? Seperti menyakiti dirinya sendiri?

Astaga. Membayangkannya membuat Jungkook kembali melangkah dengan cepat. Ia harus memastikan Chaeyeon baik-baik saja sebelum jantungnya berhenti berdetak karena perasaan takut.

Namun Jungkook menghentikan langkahnya saat semua pikiran buruknya tidak terbukti. Jungkook tidak pernah merasa selega ini menemukan Chaeyeon yang sedang menyantap makanan.

Jungkook memegangi dadanya yang berdetak di luar batas normal. Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya menghampiri Chaeyeon di ruang makan. Jungkook meletakkan vitamin Chaeyeon di atas meja hingga membuat Chaeyeon menyadari kedatangannya.

Chaeyeon terlihat malu saat menemukan Jungkook yang memergokinya sedang makan. Mungkin ia merasa sedih dan terluka dengan apa yang terjadi pada rumah tangganya. Tetapi Chaeyeon tidak bisa mengabaikan rasa lapar pada perutnya.

Chaeyeon tidak ingin bayi di dalam kandungannya kelaparan. Karena itulah ia mencari makanan di apartement Jungkook. Beruntung karena pria itu memiliki berbagai macam masakan di dalam kulkas. Chaeyeon hanya perlu menghangatkannya saja.

“Maaf. Aku lapar.” Gumam Chaeyeon sembari menundukkan kepalanya.

“Tidak, Chaeyeon-ah. Jangan minta maaf. Kau tidak tahu betapa bersyukurnya aku menemukanmu sedang makan saat ini.” Kata Jungkook sambil duduk di hadapan Chaeyeon.

“Aku tidak mau anakku kelaparan.”

“Benar. Kau tidak bisa membiarkannya kelaparan. Karena dia bisa mengutukmu di dalam sana.” Gurau Jungkook.

Kembali merasa bersyukur karena Chaeyeon tersenyum, walaupun hanya senyuman kecil. Setidaknya Jungkook bisa sedikit mengalihkan kesedihan wanita itu.

“Kau masih lapar? Apa aku perlu memasakkan makanan yang lain untukmu?” Tanya Jungkook menawarkan.

“Tidak, Jungkook-ah. Aku sudah kenyang.” Jawab Chaeyeon.

“Ah, ini vitaminmu. Minumlah.”

Jungkook menyodorkan vitaminnya. Chaeyeon menerima vitamin tersebut dengan pelan. Jungkook menyadari Chaeyeon yang kembali merasa sedih.

“Apa kau bertemu dengannya?” Tanya Chaeyeon pelan. Jungkook hanya diam saja dan tidak berniat mengatakannya pada Chaeyeon.

Chaeyeon mendongak dan menatap Jungkook. Menanti jawaban pria itu atas pertanyaannya.

“Kau bertemu dengannya?” Ulang Chaeyeon. Jungkook mengalihkan pandangannya.

“Jungkook-ah..”

“Aku bertemu dengannya dan aku memberinya beberapa pukulan.” Kata Jungkook dengan ketus.

“Dia–” Jungkook tidak dapat melanjutkan ucapannya.

Jungkook tidak mungkin mengatakan pada Chaeyeon apa yang Mingyu katakan tadi. Ia tidak ingin membuat Chaeyeon menjadi semakin sedih. Kata-kata kasar Mingyu pada Chaeyeon akan membuat Chaeyeon kembali menangis.

“Dia pantas mendapatkan pukulan dariku. Pria bodoh.” Umpat Jungkook.

Chaeyeon kembali menundukkan kepalanya. Memikirkan keadaan Mingyu setelah Jungkook memukulnya. Apakah ia kesakitan? Apakah ada yang mengobatinya? Bagaimana jika pukulan Jungkook meninggalkan bekas luka di wajahnya?

One and Only [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang