“Aku bisa menjelaskannya!”
“Apalagi yang harus kau jelaskan?! Kau mengkonsumsi obat pencegah kehamilan!” Mingyu terlihat benar-benar marah.
Mingyu mencengkram botol obat tersebut dengan kuat dan bisa menghancurkannya kapan saja. Oh, tentu saja Mingyu sangat ingin menghancurkan botol tersebut beserta isiniya sekarang juga.
“A–aku memiliki alasannya, Mingyu.” Kata Chaeyeon perlahan mendekati Mingyu.
Namun Mingyu justru memilih menjauh. Mingyu merasa sangat marah saat ini dan ia tidak ingin menyakiti Chaeyeon karena emosinya. Mingyu pasti akan menyesal seumur hidupnya jika ia benar-benar melakukannya.
“Tentu saja kau memiliki alasan!” Seru Mingyu.
“Kau tidak ingin memiliki anak dariku!!” Tuduh Mingyu se menuding Chaeyeon.
“Tidak seperti yang kau pikirkan.” Sahut Chaeyeon dan kembali mendekati Mingyu.
Chaeyeon mencengkram kemeja Mingyu dengan erat agar pria itu tidak kembali menjauh. Dan Chaeyeon benar-benar merasa bersalah saat melihat Mingyu yang menatapnya dengan pandangan terluka.
“Memangnya apa yang ada dipikiranku tetapi tidak ada dipikiranmu?!” Tanya Mingyu.
“Tenanglah terlebih dahulu dan aku akan menjelaskan semuanya.”
“BAGAIMANA AKU BISA TENANG?!” Teriak Mingyu dan kembali menjauhi Chaeyeon.
“Istriku tidak menginginkan anak dariku, bagaimana aku bisa tenang, huh?!”
Mingyu merasa usahanya sia-sia selama ini. Ia sesungguhnya berharap agar Chaeyeon, istrinya itu segera hamil dan mereka akan hidup bahagia selamanya. Namun nyatanya Chaeyeon meminum obat pencegah kehamilan.
“Jika kau meminum obat ini, itu berarti kau tidak ingin memiliki anak dariku! Kau tidak membutuhkan alasan yang lainnya!” Bentak Mingyu.
“Kenapa? Karena suatu saat kau ingin bercerai dariku? Kau sedang mencari waktu yang tepat?” Ucap Mingyu tersenyum sinis. Namun ia tetap tidak bisa menghilangkan wajah terlukanya.
“Kau tidak menginginkan anak dariku.” Gumam Mingyu.
“Kau tidak menginginkan anak dariku.” Ulangnya sekali lagi.
Mingyu menatap ke kanan dan ke kiri dan terlihat seperti orang bingung. Ia terus mengulangi kalimat yang sama dengan tangannya yang masih mencengkram botol obat pencegah kehamilan milik Chaeyeon.
Chaeyeon mendekati Mingyu dan menangkup wajah pria itu hingga menatapnya. Kedua mata Chaeyeon tampak berkaca-kaca dan air matanya siap mengalir kapan saja. Chaeyeon merasa sedih dan juga bersalah.
“Aku mohon dengarkan aku.” Bisik Chaeyeon.
“Kau tidak menginginkan anak dariku.” Balas Mingyu berbisik.
“Bukan seperti itu, demi Tuhan, dengarkan penjelasanku.” Pinta Chaeyeon.
“Apa kau benar-benar meminum obat ini setiap kita habis melakukannya?” Tanya Mingyu.
Chaeyeon menundukkan kepalanya dan mengangguk. Mingyu memejamkan matanya saat merasa bahwa emosinya siap kembali meledak. Namun Mingyu berusaha sekuat tenaga untuk menahannya. Ia ingin mendengarkan penjelasan Chaeyeon.
“Kenapa?” Tanya Mingyu dengan sedih.
“Karena hubungan kita yang belum jelas.” Jawab Chaeyeon menatap Mingyu.
“Apa maksudmu? Kita adalah suami istri. Hubungan apalagi yang kau inginkan?” Mingyu terlihat bingung.
“Kita menikah karena dijodohkan, apa kau lupa?”
KAMU SEDANG MEMBACA
One and Only [✔]
RomantizmPerjodohan dalam kalangan orang kaya merupakan hal yang biasa untuk dilakukan. Dengan alasan memperkuat perusahaan, beberapa orang tua tidak memikirkan perasaan anak mereka yang akan menjalani kehidupan pernikahan. Namun apa yang akan terjadi apabil...