[ Chapter 3 ]

182 15 0
                                    

S-sesuai janji, I-ini ad yang danger awu:^ yang imannya gakuat, mundur bos. { Warning 21+ uwu }
.
Jam menunjukkan pukul 8:14 malam, bintang mulai bertebaran, menghiasi gelapnya langit malam. Jalanan semakin padat, mungkin karena ini malam minggu. Suara klakson mobil-mobil yang tiada hentinya, dan beberapa orang berteriak kesal akibat terjebak kemacetan.

Agra, biasanya dia menghabiskan malam minggunya dengan pergi ke rumah abangnya dan masak-masak sampai puas. Tapi kini, malam minggunya ia habiskan di 'ranjang' bersama orang asing yang cukup menjengkelkan.

"M-mas, k-kok saya dicium?" Tanya Agra dengan wajah merahnya.

"Saya kira kamu mau, makanya saya cium." Balas Axel, Agra hanya diam dan menunduk malu. Mereka pun bangkit dari posisi dan duduk berhadapan. Axel mengangkat dagu dan membuat mata mereka bertemu. Axel yang awalnya hanya menggodanya, malah tergoda dengan wajah manis Agra. Axel menghela nafasnya, lalu menatap dalam dua mata biru itu.

"S-saya jujur boleh gak?" Tanya pria itu, lalu dijawab anggukan kecil dari Agra.

"haha, kamu itu manis sekali. Saya suka." Ucap pria itu manis.

Jujur sebenarnya Agra juga tidak tahan, dia ingin melepaskan keperjakaan nya, tapi tidak begini. Lalu, dia merasakan sesuatu jauh dibawah sana. Axel pun merasakan hal yang sama, dan mendekatkan wajahnya.

"B-boleh ya..?" lalu dibalas anggukan lagi dari Agra.

Axel pun mencium kening Agra, lalu mencium bibir Agra. Tangan Axel mulai menjamah tubuh kecil Agra. Axel membalikkan posisinya sehingga ia diatas dan Agra dibawah. Axel menyentuh pelan tubuh kecil Agra, lalu dibalas desahan kecil dari Agra.

"M-mas, s-saya gak kuat.. eumh.. ahh" desah Agra pelan. Axel pun terkejut, dan mulai melucuti pakaian Agra. Kini Agra sudah bertelanjang dada, tinggal celananya saja yang masih menutupi paha putihnya. Agra mengkode axel untuk membuka celananya. Axel pun segera melakukan apa yang diminta Agra. Diturunkannya celana Agra, lalu dilihatnya sesuatu yang menonjol dibalik boxernya. Wajah Agra semakin merah, lalu Axel mencium nipple Agra hingga bengkak. Axel menyedot dan menggigitnya, membuat Agra merasakan rasa sakit dan nikmat bersamaan. Axel pun perlahan-lahan menurunkan boxer Agra dan memainkan 'objek' Agra. Setelah selesai bermain dengan nipple Agra, Axel turun kebawah dan bermain dengan 'objek' Agra. Jari telunjuk Agra diam-diam mencari kesempatan untuk masuk ke lubang sempit Agra.

"A-ahhhh...!! mas.. s-saya mulai gakuat.."

Axel dengan ganas memaju-mundurkan jari telunjuknya, Agra sudah 'keluar' beberapa kali. Dan membuat jari-jari Axel kotor. Agra panik dan segera mencari-cari tisu, namun Axel menolak. Axel menjilati jari-jarinya dan mencium Agra dengan perlahan. Ketika mulut mereka bersatu, saliva dan lidah mereka bertemu. Lalu Axel mengkode Agra kalau ia akan masuk.

'Saya mau masuk..'

Lalu Agra menutup wajahnya dan menaikkan jempol nya. Ketika hendak masuk, Agra memperingatkan Axel untuk memakai kondom untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Padahal baru kepala yang masuk, tapi Agra merasa begitu full.

'terus apa gunanya satu jari tadi jika p*nis nya saja setara 4 jari?!' keluh Agra dalam hati

'ini juga apaan sih sempit banget, jangan bilang kalau dia gak per-' seketika Axel melihat Agra mengeluarkan air matanya dan mengeluh sakit. Tangisannya semakin kencang karena Axel yang tidak bergerak.

"Mas.. G-gerak mas *hiks*, I-ini sakit banget *hiks*" jelas Agra. Axel pun mengangguk dan mulai bergerak perlahan, membuat Agra mendesah kecil dan memegang pundak Axel.
.
.
Jam menunjukkan pukul 11 malam, dan mereka masih sibuk bermain. Kini mereka berada di bathtub. Axel mencoba sebisa mungkin untuk tidak menggigit Agra, karna mereka bukanlah pasangan seperti orang lain. Akhirnya setelah Axel 'keluar' untuk yang kesekian kalinya, mereka pun memutuskan untuk berhenti. Agra bersandar di tubuh axel, dan Axel juga memeluk tubuh kecil agra.

"Saya gak nyangka banget kalau saya bakal seks sama kamu. Apalagi kita saling gak kenal, astaga ini memalukan." Keluh Axel, Namun tidak ditanggapi oleh Agra. Ternyata Agra tertidur, dan membuat Axel tertawa. Ketika mereka keluar, Axel menggendong tubuh Agra dan membaringkannya di kasur setelah dikeringkan badannya. Lalu dipakaikan boxer karena menurut Axel akan repot jika menggunakan baju tidur lagi. Begitu pun Axel, ia hanya mengenakan boxernya. Lalu terbaring di samping Agra yang sudah terlebih dahulu sampai di alam mimpi. Axel mencium pipi Agra setelah mengucapkan selamat malam dan mematikan lampu.
.
.
"J-jadi gitu, a-aku baru ingat sekarang.." ucap Agra dengan wajah merahnya. Agra masih tidak percaya jika ia sekarang sudah tidak perjaka. Agra hendak pergi ke dapur untuk menyegarkan pikirannya, tapi ia malah pingsan di tengah jalan karena tidak percaya.
.
.
awoo, maaci lho yang udah baca:^ ak ga nyangka aj gitu kalean mw baca ginian😆 tpi don't worry be happy.., ak semangat gegara liat ad yg baca(meski ga vote kan ak jdi agak kecewa:( ) tapi maaci loh! aku syg kmu smw:3

Next Door (BL 18+/ Ended) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang