"Agra, udah belum?" Tanya Axel.
Agra masih memilih baju yang akan ia kenakan. Dan dia masih tidak dapat menentukan pilihannya. Badannya yang kurus dan kecil terlihat tidak cocok mengenakan jas besar seperti itu.
Akhirnya Axel turun tangan dan mengambil baju kaos putih dan celana cream dipadukan blazer cream dan sepatu kets warna putih.
Agra merasa senang dengan pilihan Axel dan memeluknya sebagai ucapan terimakasih.
"Terima kasih!" Ucap Agra senang.
Hati Axel pun berdegup kencang. Wajahnya merah dan tubuhnya bergetar.
"Mas? Kenapa mas? kok tangannya merah? Badannya juga bergetar gitu?" Tanya Agra
"A-ah enggak, saya gak apa-apa. Gimana, bagus kan pilihan saya?" Tanya Axel bangga
"iya! saya suka! kayak pas aja gitu.." jawab Agra senang
"cocok sekali dengan wajah manismu itu," balas Axel pelan
"eh? apa mas?" tanya Agra lagi.
"ENGGAK ENGGAK. UDAH AH AYO JALAN!" jawab Axel panik.
- Di jalan, pukul 6:40 -
"Mas, ada chat masuk." ucap Agra
"sini ponselnya." pinta Axel.
'Oh dari Gilang.'
'Bang Cel. Abang nanti ketempat saya kan?' tanya si gilang.
'Ini otw, Gil. Kenapa?' tanya Axel
'Ouh, baguslah bang. Saya kirain si ekel belum kasitau.' balas Gilang
'Haha, sudah kok Gil. Udah rame disana?' Tanya Axel lagi,
'Gak terlalu rame sih bang. Ada Zehan juga disini, sama Renji bang.'
'Ok, makasih ya Gilang. Saya sudah dekat nih.'
chat pun berakhir. Lalu dilihatnya Agra sedang meminum susu stroberinya.
"Suka banget ya? Sampe gak bisa dipisahkan gitu ma susu stroberi." Ledek Axel
"Ih, bukan gitu mas." Jawab Agra malu
"Haha, iya deh iya. Kita sudah dekat, disini agak dingin loh, jadi ya.. jangan dibuka blazernya." Ucap Axel
Agra mengangguk pelan, lalu tak lama kemudian mereka pun sampai.
Axel masih memperbaiki kacamatanya, dan Agra masih sibuk menghabiskan susu.
"Udah abis 'gra?" Tanya Axel
"Udah mas. Yuk masuk.."
Ketika masuk, Axel disambut hangat oleh teman-temannya.
"Bang Acel! Sini baaang!" Panggil Gilang.
Axel pun segera mendatangi Gilang dan seketika lupa dengan Agra yang ia bawa.
Berbeda dengan Agra, ia cukup ketakutan karena disini seperti om-om semua. Badan besar nan gagah, lalu kumis dan jenggot tipis. Cukup menyeramkan pikir Agra.
Lalu Agra pun terduduk di dekat pohon dan didatangi seseorang.
"Hai~ siapa nama kamu? Kamu pastinya bukan temen Gilang kan?" Tanya pria itu.
"hehe, bukan mas. Saya kesini sama mas Axel." Jawab Agra manis.
'wow, m-manis juga nih bocil.' pikir pria itu
"Saya bole duduk?" Tanya pria itu.
"B-boleh! Silahkan mas." Ucap Agra.
"Nama kamu siapa? Saya Hanazawa Zehan." Ucap Zehan sambil mengulurkan tangannya.
"ouh! Nama saya Agra Saputra, mas! Salam kenal." Jawab Agra sambil menjabat tangan Zehan
"Kok kamu gak sama si Axel?" Tanya Zehan sambil memberi pudding stroberi.
"Makasih mas, eum.. mungkin saya.. kelupaan?" Jawab Agra pelan.
'Astaga, Axel dapat bocah ini dimana?'
"Aduh, sini ikut saya. Saya kenalin ke mereka." Tawar Zehan
"G-gausah mas. S-saya malu.." ucap Agra dengan wajah malunya.
'Manis banget..'
"Udah, gak apa-apa. Sini ikut saya!" Ajak Zehan.
Akhirnya Zehan pun mengenalkan Agra pada teman-temannya.
"Kenalin nih, Uke ku. Agra." Ucap Zehan bangga.
Semua teman-teman Zehan disana memang sangat baik dan ramah. Apalagi Ren-san.
Tapi agra masih saja bingung dengan sebutan Uke yang disebutkan oleh Zehan.
"Mas, Uke tuh artinya apa ya?" Tanya Agra polos.
"E-eh. Kamu seriusan gak tau?" Tanya Zehan bingung.
"Gak, mas. Emang artinya apa?" Tanya Agra lagi
"Yang ditusuk, 'gra" jawab Zehan
"Hah?" Agra semakin bingung karena tidak mengerti.
Sementara Axel..
'Loh? Agra mana ya? Perasaan tadi sama aku deh.' pikir Axel.
Ketika Axel berkeliling, dia terkejut dengan apa yang dilihatnya.
Zehan mencium Agra, dibawah pohon.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Door (BL 18+/ Ended)
عاطفية"loh, m-mas s-siapa yah?" Agra Saputra, mahasiswa jurusan DKV yang baru saja pindah ke apartemen diujung kota. Hidupnya semakin sulit dan kacau ketika bertemu dengan Axel Wijaya.