[ Chapter 11 ]

61 4 0
                                    

"angkat telfonnya Ren" ucap Gilang

"Speaker. Biar kita semua denger." Lanjut Zehan.

- Telfon pun tersambung -

'Halo? Mas Ren?'

"Iya 'gra, naon?" Tanya Ren

'Mas, udah dapat kabarnya mas Axel?'

"Ya, ini saya Axel." Jawab Axel.

'...'

"H-halo? halo?" Tanya Axel.

'Mas Axel? B-beneran mas Axel?'

"Iya, ini saya Axel. Anda siapa ya?" Tanya Axel

'Eh? Mas gak ingat saya? Ini Agra!'

"Agra siapa? Saya gak kenal Agra." Ucap Axel

'Gak lucu mas, saya serius.'

"Saya juga serius, saya gak kenal Agra." Ujar Axel.

Ren pun mengambil alih ponselnya dari tangan Axel.

" 'gra..? Ini Ren, kamu dimana?" Tanya Ren

'Eh? saya di apartemen saya, mas. Kenapa ya?'

"Kesini 'gra, ketempat Gilang. Kita ngobrol" ucap Zehan

'Ok mas, sekarang kan? Saya otw'

- Telfon pun dimatikan. -

"Dia siapa? Kayaknya akrab sekali sama kalian" Ucap Axel

"Nanti lu liat aja, entar juga tau" balas Axel

"hm? ok lah."

Tak lama kemudian, Agra datang dengan badan penuh keringat.

'Siapa dia?'

Agra yang penuh keringat, duduk terdiam sambil menunggu Zehan memesan eskrim untuknya.

Mata Agra dan Axel pun bertemu. Axel hanya tersenyum kecil, Agra pun segera memalingkan wajahnya dan menarik tangan Gilang.

"Maaaas! Serius mas Axel lupa sama saya?" Tanya Agra panik

"Saya juga gak tau, 'gra. Dia dari awal datang udah kayak gitu" jelas Gilang.

"hah?" tanya Agra bingung

"plis 'gra, kamu pura-pura gak kenal aja. Saya mohon sama kamu" pinta Gilang

"i-iya.."

Dengan berat hati, Agra berpura-pura tak mengenal Axel.

"Bang Cel! Kenalin kerabat aku, Agra" ujar Gilang memperkenalkan Agra

"wah, perkenalkan nama saya Axel. Salam kenal.." ucap Axel memperkenalkan diri.

"I-iya, salam kenal.. mas Axel" ucap Agra

Mereka pun mengobrol tentang kehidupan Axel selama dia pergi.

Agra hanya bisa menahan tangis mendengar cerita Axel. Ren pun menggenggam tangan Agra diam-diam, membuat Agra menjadi sedikit lebih tenang.

Tak terasa malam pun tiba, Agra yang hendak pulang, mendapat tawaran dari Zehan untuk pulang bersama.

"Pulang sama saya yuk" ajak Zehan

"Gak mas, saya nanti dijemput temen saya." Tolak Agra

"Udah, ayo sama saya aja." Ucap Zehan

"Temen saya udah deket" ucap Agra

"bodo, bilang aja salah alamat" ujar Zehan santai.

Agra menghela nafas berat, dan mengiyakan ajakan Zehan.

Agra pun menaiki mobil yang dibawa Zehan dan duduk di samping kursi kemudi.

"Se kecewa itukah kamu sama Axel?" Tanya Zehan

"orang mana sih mas yang gak kecewa? Udah ditunggu 3 tahun, pas balik malah ilang ingatan. Sakitnya bukan main" keluh Agra

"kan ada saya," ucap Zehan

"Gak peduli, saya maunya sama mas Axel aja." Kesal Agra

"Heh, kamu tu ya. Baru kenal Axel 2 hari aja, masa udah jatuh cinta?" Tanya Zehan

"ya, saya juga bingung. Saya masih polos banget.. waktu itu kan masih 19 tahun mas haha" ucap Agra

"heleh, kamu tuh" ucap Zehan menjitak kepala Agra pelan.

"Antar saya ke apartemen ya mas" pinta Agra

"Iya inces" ledek Zehan

Agra pun kesal dengan Zehan yang selalu meledeknya. Dicubitnya tangan Zehan dan mendumel.

Sesampainya di apartemen Agra, Zehan tidak langsung pergi, tetapi ikut turun mengantar Agra.

"Ngapain ikut?" Tanya Agra kesal.

"hihi, udah gausah gitu. bersyukur dong, kamu tu dianter pulang sama orang ganteng kayak saya." Ucap Zehan mencubit pipi Agra

"ish! kok cubit-cubit saya sih?! Sana pulaaaaang!" Kesal Agra.

Zehan yang gemas malah tertawa dan menepuk-nepuk kepala Agra.

"ck, apasih. sana pulang, om-om" Ucap Agra memukul tangan Zehan

"kamu tu ya, kalo sama saya dingin banget. Kalo sama Ren atau Gilang, kayak happy banget. Kesel saya" ucap Zehan kesal

"Makanya sana pulang, saya capek" usir Agra

Zehan yang kesal pun memojokkan Agra kedinding dan menatap matanya dalam-dalam.

"Mau sampai kapan saya harus sabar sama bocil kayak kamu? saya juga manusia, 'gra." Ucap Zehan

"tapi saya gak mau sama mas." ucap Agra.

"saya gak kuat, saya mau nyatain perasaan saya ke kamu selama ini"

Agra pun terdiam mendengar ucapan Zehan. Agra menatap mata Zehan dalam-dalam dan meyakinkan kalau Zehan tidak bercanda.

"Saya suka sama ka-"

Tiba-tiba, Axel datang dan dikejutkan dengan pemandangan yang tidak biasa.

'seperti Dejavu'

'eh? Dia-'

Next Door (BL 18+/ Ended) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang