Axel diusir dari apartemen Agra hanya karena membuang permen.
"hedeh, pusing aku" Keluh Axel
"M-mas Axel kalo nyesel, beli lagi permennya! 2X lipat lebih banyak yah mas!" Teriak Axel dari dalam.
Lalu Axel melangkahkan kakinya menuju apotek dan membeli permen.
"Hedeh, bikin capek aja" ucap Axel
"maaf mas?" Tanya penjaga kasir.
"Eh enggak, dek gapapa"
Dalam perjalanan menuju apartemen, Axel membuka ponselnya dan melihat chat nya.
'gak pernah sepi aja ni grup'
Axel pun menchat teman-temannya di grup itu.
.
.'Ribut banget, ngomongin apa?' -Axel
'Bang! Masa' si Ekel bang, punya pacar gak bilang-bilang!' -Ren
'Astaga, gue gapunya pacar bego' -Ekel
'Wuah, Ekel mah gitu ma aku' -Gilang
'Haha, beneran nih ekel? Ada ceweknya?' -Axel
'hah?' -Ekel
'apa?' -Gilang
'aku gak bilang pacar aku cewek' -Ekel
'NAH KAN! BANG ACEL! EKEL BAAANG!' -Ren
'njir nge gay' -Zehan
'lah lu napa ada disini?' -Ekel
'hah iya juga ya wkwk' -Zehan
*Zehan kick Ekel from the Group chat*
'lah ekel napa di kick?' -Gilang
'invite lagi lah! Kamu mah ganggu doang jeh!' -Ren
*Ren invited Ekel to the group chat*
'maap' -Zehan
'lu napa kick gue asw!?' -Ekel
'njir santuy dikit napa' -Gilang
'Udah diem, saya capek.' -Axel
'...'
'...'
'...'
'kok sepi?' -Axel
'Lah, yang nyuruh diem kan elu' -Ekel
'hah iya juga ya' -Axel
'dah lah, aku mau ngurusin pepet dulu' -Gilang
'hah si Pepet masih lu piara?' -Ekel
'itu kucing masi idup?' -Zehan
'si kucing ndada akhlak itu kan?' -Ren
'heh udah kesian pepet kalian bully terus!' -Gilang
'iye iye' -Zehan
'ok saya off.' -Axel
.
.
Axel menatap langit yang sudah gelap sekali, bintang bertaburan dan bulan yang bersinar.Axel pun berjalan cepat menuju apartemen Agra.
Ketika sampai, Axel mengetuk-ngetuk pintu namun tidak ada jawaban.
'Dah tidur' pikir Axel
Lalu Axel pun menuju ke apartemennya.
Esok harinya, Agra bangun cepat karena ini hari pertama dia masuk sebagai mahasiswa.
Cukup bersemangat, tetapi ya.. lumayan deg-degan.
'mas Axel gimana ya?'
Agra pun langsung mandi dan bersiap-siap berangkat ke kampus.
Dia meninggalkan note di pintu, jika saja Axel datang menghampirinya.
- Pukul 21:10 malam -
"Makasih kak! Saya pulang dulu." Pamit Agra.
"Iya dek, hati-hati!" Teriak kakak tingkatnya itu.
Ketika kembali ke apartemen, ia tidak melihat ada yang berbeda dari pintunya.
'mas Axel tadi datang gak yah?'
Agra pun segera masuk dan membaringkan tubuh kecilnya di sofa depan tv.
'aduh, gimana nih kalau mas Axel kenapa-napa? Kok aku jadi takut ya..'
Axel pun menghilang tanpa kabar. Sudah 2 hari semenjak kepergiannya.
Agra benar-benar tidak tahu apapun tentang Axel. Apalagi rumah dan nomor telefon nya.
Agra tetap setia menunggu Axel.
Akhirnya, ia pun bertemu dengan Zehan dijalan. Mau tak mau, ia harus menanyakan kabar tentang Axel.
"Mas Axel ngilang." Ucap Agra
"Hah? Ngilang?" Tanya Zehan
"Iya, gak tau pergi kemana. Udah dari 2 hari yang lalu sih." Balas Agra
"Gak niat lapor polisi?" Tanya Zehan lagi
"Maunya sih lapor, cuman ya.. gak berani juga"
"hah?" Tanya Zehan bingung
"Mas ada nomornya mas Axel gak?" Tanya Agra sedih
"A-ada, nih" ucap Zehan sambil memberikan Agra ponselnya.
"Kenapa kamu bisa suka sama Axel?" Tanya Zehan tiba-tiba
"Gak usah kepo, makasih ya. Saya mau pulang" balas Agra cepat.
"Eh cepet banget! Sini ikut aku aja ketempat Gilang. Kasitau Gilang dulu" ucap Zehan
"kan mas bisa kasitau sendiri" ucap Agra
"Kan yang tau detailnya kamu" ucap Zehan
Akhirnya Agra pun ikut dengan Zehan ketempat Gilang.
Begitu sampai, Agra pun mengeluarkan tangisan yang selama ini ia tahan. Agra memeluk Ren dan menangis begitu kencang.
"Kok bisa? Cuman gara-gara bombon doang kok baper?" Tanya Ekel
"Saya juga gatau bang, kalo saya tau.. mungkin saya gak akan begitu" balas Agra yang sudah berhenti dari tangisannya.
"Yaudah, ntar kita cari sama-sama ya 'gra" ucap Gilang
"Makasih mas" ucap Agra.
Mereka tidak tau, mungkin.. malam itu adalah malam terakhir mereka bertemu dengan Axel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Door (BL 18+/ Ended)
Romance"loh, m-mas s-siapa yah?" Agra Saputra, mahasiswa jurusan DKV yang baru saja pindah ke apartemen diujung kota. Hidupnya semakin sulit dan kacau ketika bertemu dengan Axel Wijaya.