Baam di Kehidupan ke-2, setelah dia berhasil kembali bersama teman-temannya di pertarungan Workshop.
Baam menatap langit-langit ruangan familiar dengan tatapan redup. Setelah mengulang latihan neraka di FUG dan melakukan perjalanan yang sama persis dengan kehidupan yang sebelumnya. Tangannya mengepal erat, penuh perhitungan.
Kali ini dia pasti berhasil, tekadnya dalam hati.
Baam mengerut dalam tidurnya, mimpinya tentang kehidupan lampau menyergap. Kelopak matanya terbuka paksa, ia duduk di atas selimut dengan terengah.
Mimpi, itu hanya mimpi... Semuanya akan baik-baik saja... Baam mencoba menenangkan diri. Saking fokusnya ia mengatur nafas sambil mengelap keringat dingin. Baam tidak menyadari jika sahabat birunya membuka mata dan tengah memandangnya khawatir.
"Baam." Khun memanggil lembut nyaris berbisik.
Tubuh Baam sontak terhenyak, matanya melebar disertai dengan jari gemetaran. Khun langsung bangkit, tatapannya makin berkerut akan rasa tak berdaya. Khun mungkin berpikir jika Baam menderita mimpi buruk akibat kekejaman FUG yang melatihnya menjadi slayer. Meski itu sebagian kecil dari mimpi buruknya. Baam mencoba tenang, ia tidak ingin membuat sahabatnya khawatir. Apalagi disaat mereka seharusnya senang karena ia telah berhasil kembali bersama.
Kembali pada teman-temannya...
"Baam..." Khun kembali memanggil, tak kalah lembut dengan yang tadi. Lengannya menarik jemari Baam yang masih bergetar. "Kau tahu bahwa kami tak akan membiarkanmu kembali ke FUG kan? Kau sudah bebas. Kita bisa memanjat menara bersama lagi."
Baam ingin menyanggah, dia memang kembali tapi itu tak akan lama... Di masa depan dia... Mereka...
Jemari Baam meremas telapak tangan Khun dengan erat--sampai Khun mencoba menahan ringisan--kepalanya tertunduk mencoba memikirkan sesuatu yang harus dia lakukan. Ya, saat ini dia lebih kuat dari yang dulu.
Kali ini pasti ia akan berhasil...
Dengan itu Baam menghirup udara dengan santai, jemarinya tak sengaja mengelus telapak tangan Khun yang lembut. Ia mendongkak dan menunjukan senyum tulus.
"Terima kasih, Khun-san."
🍀🍀🍀
Baam membuka mata dengan nafas berat, lagi-lagi dia bermimpi akan kehidupan lamanya. Di awal ia terlahir kembali, hatinya selalu memegang tekad untuk mengubah takdir demi kebahagian teman-temannya. Karena jika mereka bahagia, dia pun senang.
Sayangnya, Menara tak sebaik itu. Ratusan kali dia berjuang, ratusan kali dia berusaha mengubah masa depan. Dirinya selalu berakhir dengan kegagalan. Baik dengan kesalahan kecil, atau efek kupu-kupu yang diakibatkannya untuk melawan takdir.
Di setiap kehidupan Baam tak pernah bisa mempertahankan kehidupan semua teman-temannya. Ada saja salah satu dari mereka yang mati di depannya atau mati karena kesalahannya.
Setiap ada yang mati, Baam selalu mengurung diri. Merutuk dan mengacak rambutnya frustasi akan ketidakberdayaannya.
Padahal dia tahu masa depan itu seperti apa. Padahal Baam tahu kalau sesuatu yang besar akan terjadi. Padahal ia juga tahu jika semua hal yang dia persiapkan agar temannya tak mati itu sudah sempurna.
Lalu kenapa? Kenapa semuanya tidak berjalan seperti yang dia inginkan?
Ini sudah ke 137 kali dia mati... Sudah 137 jalan dia lewati tanpa hasil...
Di kehidupan ke 39, saat dia begitu marah pada Rachel karena gadis itu kembali menjadi biang kerok hingga membuat Wangnan mati. Dia menebas lehernya dengan penuh amarah. Dirinya sudah terlanjur kesal dengan si kuning berbintik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Reverse
Fanfiction[BL] Baam x Khun Fanfiction Baam mendapati dirinya kembali ke waktu ia jatuh di dorong oleh Rachel dan menjadi anggota baru FUG. Ia mencoba mengubah takdir agar teman-temannya tidak ada yang mati... Sampai ke-137 kali dia kembali ke masa lalu, Baam...