Waktu tengah menunjukan tengah malam. Langit palsu tengah berubah hitam ditemani semilir angin dingin.
Khun membaringkan diri di atas tempat tidur. Iris birunya menatap langit-langit ruangan dengan tatapan kosong. Kepalanya saat ini tengah kacau. Terlalu banyak informasi yang membuatnya linglung.
Kebanyakan orang akan merasa gugup, pusing dan mondar-mandir tak jelas jika berada dalam kondisi yang sama seperti Khun. Namun pemuda blunette itu tetap berwajah tenang, meski sorot matanya menggelap seolah mencari penyelesaian namun tak menemukan yang sesuai dengan keinginan.
Beberapa jam yang lalu, entah datang darimana HwaRyun mengetuk pintu kamarnya dan menyerahkan sebuah sebuah buku. Ketika ia hendak bertanya, gadis itu hanya diam sambil menatapnya--dengan pandangan kosong--Khun yakin jika gadis itu seolah menyesatkan sesuatu ,tapi setelah itu si Merah hanya mendengus kecil dan segera pergi.
Sang bluenette menatap siluet pemandu itu sampai menghilang. Ia sebenarnya ingin mencaci, namun mengingat gadis itu selalu membantunya menemukan keberadaan Baam. Khun akan melepasnya untuk saat ini.
Menutup pintu kamar, Khun duduk di atas tempat tidur seraya membuka buku bersampul hitam itu.
"Ini...," Khun yang tadinya tak terlalu tertarik berubah kaku. Bola matanya membaca setiap kalimat dengan fokus tinggi. Jari-jari nya meremas sampul buku hingga kukunya memutih.
Ekspresinya mengerut, horor. Jika apa yang ditulis disini benar maka...
Khun melempar buku itu ke atas lantai. Kepalanya tertunduk, benaknya berantakan. Jika apa yang tertulis disana itu benar. Maka apa yang dilalui oleh Baam sangat...
Uh, ia tak bisa menggambarkan keadaan itu dengan kata-kata.
Dari apa yang dia baca, semenjak Baam masuk ke dalam FUG. Sang brunette sama sekali tidak mengatakan apapun. Dia hanya hidup seperti robot yang hanya bergerak sesuai dengan perintah. Baam juga dilatih di sebuah gua gelap dan tinggal disana beberapa tahun sendirian ditemani dengan pelatihan keras yang hampir membuatnya mati ratusan kali.
Setelah dirasa cukup, Baam bisa keluar dari gua dan memulai misi-misinya. Seperti menghancurkan beberapa organisasi yang berkaitan dengan Zahard. Berkeliling ke seluruh tempat demi mendapatkan informasi dan membunuh banyak orang tanpa belas kasihan.
Di dalam buku terdapat daftar misi dan pencapaian yang Baam buat bertahun-tahun lalu. Khun cukup kagum pada pencapaian Baam selama ini. Setiap misi yang diberikan hasilnya 100% tanpa cela. Meski banyak nyawa terbuang.
Khun menghela napas panjang, Baam yang dulu berkata dia tak pernah membunuh seseorang. Sekarang sudah mengotori tangannya dengan darah. Pantas saja sifatnya berubah menjadi sangat dingin dan suram.
Akan tetapi, Khun merasa sedikit ragu. Sebanyak apapun orang berubah, ia tak yakin jika penyebabnya hanya misi dan menghilangkan nyawa. Pasti ada faktor lain yang membuat mental Baam tak stabil.
Ia bangun dari tidurnya dan mengambil buku itu dan melanjutkan membacanya. Khun membelakakan matanya lebar, ia menutup matanya sejenak sambil berusaha menenangkan hati. Dia mencoba membaca kembali sampai hatinya tidak tahan dan kembali membanting buku itu dengan kesal.
"FUG sialan! F*CK!" Khun merutuk penuh amarah.
Buku yang terlempar terbuka menampakan halaman mengenai keseharian Viole. Di sana tertulis jika Viole sangat tidak stabil. Namun karena Viole jarang mengalami 'mania'. Mereka pun memilih untuk menghindari topik yang akan membuat sang Calon Slayer kehilangan kendali.
Seperti memeriksakan keadaan fisik dan mental, menyentuh teman-teman lamanya atau mengganggu kehidupan Viole yang menyendiri.
Hal yang menyebabkan Khun marah itu karena FUG sama sekali tidak berniat untuk menyembuhkan gejala Baam. Sudah tahu jika penderita 'mania' tidak selalu bertahan lama karena selalu hilang kendali sampai menghancurkan diri sendiri. Tapi mereka hanya cukup dengan menghindarinya.
Khun teringat pada ketidakstabilan shinsu Baam tempo hari. Ia merasakan sakit di hatinya. Sahabat yang paling ia percaya, ternyata selalu menjalani kehidupan tak manusiawi.
Sedangkan dirinya yang tak tahu akan hal itu, tak pernah membantunya sedikitpun. Dibanding dengan kehidupan Baam yang bagai neraka, tahun-tahun dirinya membuat tim sendiri--seraya menahan kebenciannya pada si bintik--dan menaiki menara dengan sombong hanyalah gambaran surga.
Sial!
Pantas saja Baam begitu dingin, mungkin pemuda cokelat itu sudah menyerah pada semua teman-temannya yang tak datang membantu.
Jika saja dia tahu Baam masih hidup...
Khun memeluk lututnya sambil mengingat beberapa kondisi Baam. Makan tidak teratur; sering pingsan karena kekurangan makanan; ketidakstabilan mental serta shinsu; selalu mendapatkan mimpi buruk setiap malam; mengkonsumsi obat tidur berlebih; dan tak mendengarkan siapapun kecuali untuk misi.
Menjatuhkan diri di tempat tidur, Khun meneguhkan hatinya. Sesakit dan seburuk perasannya sekarang terhadap penderitaan Baam. Itu tidak akan pernah berubah jika dia hanya duduk diam. Saat ini Khun perlu menyiapkan rencana untuk membuat teman satunya itu minimal hidup sehat.
Baam kini tinggal bersama dengan FUG. Meski dia sangat membenci organisasi yang telah membuat temannya itu menderita. Ia juga tak bisa memaksa Baam untuk kembali pada mereka.
Satu-satunya jalan yang bisa dia lakukan untuk mendekati Baam dan berada disisinya hanyalah masuk anggota FUG. Tapi sebelum itu dia perlu mengasah kekuatannya.
Mengingat pertarungan Baam dengan data Zahard. Khun tahu jika dia bagaikan seekor ikan kecil yang berenang di belakang paus. Ia harus memperkuat dirinya sebelum pantas berdiri di sisi Baam. Apalagi dirinya sudah diperingatkan oleh Baam mengenai perang yang akan terjadi beberapa tahun mendatang.
Khun tahu jika dia adalah salah satu kelemahan Baam. Jika dia terluka atau mati, mungkin rekannya satu itu akan masuk ke dalam 'mania' bahkan hancur.
Bertanya kenapa ia bisa menilai dirinya begitu tinggi di depan Baam? Itu mudah.
Ia bisa menyimpulkan hal ini setelah membaca halaman terakhir buku. Dimana tertulis jika Viole sedang kehilangan kendali atau mengalami mimpi buruk. Baam selalu memanggil namanya dengan nada penuh rasa kehilangan. Seolah Baam memanggil namanya dengan putus asa akibat sosok dirinya yang menghilang dan tak pernah bisa ditemukan sampai ujung dunia.
Sebenarnya Khun heran dengan hatinya ketika membaca halaman itu. Ia sedih karena Baam begitu menderita, tapi disisi lain dia senang karena dirinya sangat diperhatikan oleh Baam. Meski mereka hanya saling mengenal dalam waktu singkat.
Yah, sebenarnya itu bukan hanya Baam. Jika Baam terluka atau mati, dia juga akan melakukan apapun meski berkolusi dengan iblis sekalipun.
Akhirnya malam itu dihabiskan Khun dengan menatap kosong ruangan sambil mengingat kenangan manis mereka di lantai ujian bertahun-tahun yang lalu.
🍀🍀🍀
"Oi! AOI KAME!" Rak berteriak sambil mendobrak pintu kamar Khun.
Khun yang baru berhasil tidur selama 30 menit merutuk pelan. Ia bangun dari tidurnya dengan rambut acak-acakan disertai kantung hitam di matanya. Ia baru akan mengomel saat matanya menemukan Rak yang tengah mengambil buku data Viole dan membacanya.
Oh, shit. Pasti buaya sialan itu akan berteriak lagi.
"AOI KAME JELASKAN PADAKU APA INI?!" Rak berjalan sambil mengibaskan buku itu. "BENARKAH JIKA KUROI KAME MASIH HIDUP?!"
Khun yang sudah menutup telinganya, memandang datar buaya cokelat yang tengah ber-misuh ria.
"Diam! Ini masih pagi! Aku akan menjelaskannya nanti setelah aku tidur." Khun mendorong Rak keluar kamar dan menutup pintunya.
"AOI KAME JELASKAN SEKARANG! LEADER HARUS MENGETAHUI KEBERADAAN ANGGOTANYA! HEI! KAU DENGAR AKU AOI KAME?!"
Aaah, tadi malam dia mengalami perasaan rollercoaster. Disaat dia berpikir untuk tidur sampai siang untuk rileks. Buaya tempramen menyebalkan menghancurkan semuanya. Kalau sudah begini, ia tidak memiliki pilihan lain selain menjelaskannya.
TBC
Um, masih ada yang inget sama Yoru?
Yah, gak punya kata-kata lain sih, cuma mau ngasih tahu kalau saya bakalan slow update pake banget :"))
Semoga saja Yoru gak ngilang lagi #sighSampai jumpa lain waktu~
[29 Jan 2021]
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Reverse
Фанфик[BL] Baam x Khun Fanfiction Baam mendapati dirinya kembali ke waktu ia jatuh di dorong oleh Rachel dan menjadi anggota baru FUG. Ia mencoba mengubah takdir agar teman-temannya tidak ada yang mati... Sampai ke-137 kali dia kembali ke masa lalu, Baam...